"PENDIDIKAN CANDAAN BERUJUNG EMOSI" GURU KENCING BERDIRI MURID KENCING BERLARI
PENDIDIKAN CANDAAN BERUJUNG EMOSI" GURU KENCING BERDIRI MURID KENCING BERLARI
Oleh Edy Siswanto
Satu lagi kejadian menambah deretan kelam dunia pendidikan kita. Dimana seorang guru disaat mengajar didepan kelas menjadi bulan-bulanan bahan ejekan ketawaan bahkan sampai sparing partner dengan siswanya. Terjadi adu jotos, tendang, saling serang dan saling balas. Tak layak dilihat.
Sekalipun itu sebagai anggapan "guyonan" Pepatah guru "digugu dan ditiru" tidak nampak, hilang dan sirna seketika itu. Marwah guru hancur. Yang ada bahan candaan. Kalau tidak disebut bahan hinaan dan cemoohan guru oleh muridnya. Mungkin itu sekilas yang bisa dilihat dari video yang viral di medsos. Ini tidak boleh terulang apalagi didunia pendidikan. Dunia dimana akhlak dan etika dikedepankan mesti dijunjung tinggi.
Apalagi disekolah dengan basis masa Islam yang kokoh. Penanaman akhlakul karimah menjadi yang dikedepankan. Dunia dimana digalakan pendidikan karakter. Dimana suri tauladan oleh guru menjadi model dan contoh.
Sudah ada klarifikasi dari pihak sekolah. Kabar sudah ada penanganan pihak berwenang. Dan jika memang benar dalam klarifikasi guru Joko perlu dibina tidak boleh mengulangi lagi bahkan siapapun tidak membenarkan guyonan seperti itu.
Menjadi ramai dan viral ketika terjadi disaat Bulan Nopember, bulan dimana ditanggal 25 Nopember nanti tepat Hari Guru Nasional (HGN) diperingati. Sangat sensitif. Sudahkah guru mendapatkan jaminan. Sudahkan guru mendapatkan hak-haknya dilayani dan dilindungi martabatnya ketika menunaikan kewajiban profesinya didepan kelas? Sederet pertanyaan muncul. http://edysiswanto.gurusiana.id/article/dilema-perlindungan-guru-1485696
Banyak pertanyaan yang datang karena kebetulan penulis sebagai ketua komunitas guru bersangkutan. Kejadian bermula guru Joko Soesilo mengajar Gambar Teknik di Kelas X TKR disebuah SMK NU 03 Kaliwungu Kendal. Hari Kamis, 8 Nopember 2018. Jam siang pukul 13.00. Dimana siswa bermainan kertas didalam kelas atau pesawat-peswatan dan mengenai guru Joko. Kontan guru Joko tidak terima dan bilang siapa tadi yang mainan. Tidak ada yang mengaku. Malah jadi candaan dan saling tantang oleh siswa. Majulah beberapa siswa mengeroyak ada yang menendang, dan memukul dengan emosi. Seperti dalam video yang viral. Namun sekalipun sudah ada klarifikasi pihak sekolah bahwa itu bercanda yang biasa dilakukan guru bersangkutan.
Terjadilah mereka "menggoda" dan memainkan guru Joko yang memang suka bercanda namun emosinan. Kemudian ditantang dan diladeni terjadilah perkelahian sekalipun dengan "candaan" .
Banyak kalangan menyesalkan kejadian tersebut. Ya memang pak Joko sudah cukup usianya. Kecil lagi orangnya. Kasihan sampai kena pukul dan tendang. Apalagi oleh siswanya sendiri. Siswa yang selalu dibimbing dan diajarnya. Kami sebut namanya karena saat ditulis. Berita sudah viral kemana-mana. Termasuk pak Gubernur sudah menanyakan. Bahkan barusan dimuat dalam sebuah stasiun TV swasta Trans 7. Demikian keterangan dari Wakakur Bp. Naimudin.
Berdasarkan keterangan, sudah lama sebenarnya guru Joko ini mau dibebastugaskan dari pengajaran. Dikarenakan kurang bisanya menyesuaikan perkembangan. Sebagai guru era Sekarang mesti bisa mengikuti perkembangan. Termasuk bagaimana mengemas pembelajaran agar tidak menjemukan.
Namun karena faktor kasihan, kemanusiaan, masalah nasib dan penghasilan juga profesi. Masih diberikan tugas untuk mengajar. harapannya bisa berubah dan memperbaiki diri. Tentu banyak pertimbangan dan tidak sembarangan untuk memutus hubungan kerja. Peningkatan kompetensi juga menjadi hal penting sebagai guru. Sehingga terupdate skill dan pengetahuan. Sudahkah selama ini diperhatikan dengan layak?. Apalagi untuk kategori guru senior dan sudah sepuh. Diperlukan pengaturan untuk sama-sama menghormati profesinya. Seiring berjalan mestinya banyak belajar dari pengalaman. Bukan sebaliknya. Menjadi faktor lain adanya beban dan persoalan di rumah tangganya ikut berpengaruh terhadap kenyamanan guru ketika didepan kelas. http://edysiswanto.gurusiana.id/article/dilema-perlindungan-guru-1485696
Seperti diketahui guru Joko Soesilo sehari-hari mengajar produktif dan tergabung dalam guru komunitas SMK Kabupaten Kendal Teknik Kendaraan Ringan. Ya apapun "guyonannya" jelas itu keliru dan tidak tepat dilakukan dalam kelas. Bercanda berlebihan dengan guru apalagi ada tindakan kekerasan pemukulan dan tendangan sparing ada balasan dan serangan. Celakalah siswa yang berani sama gurunya. Walaupun dengan alasan bercanda.
Tidak mengambarkan prinsip pembelajaran yang asyik, interaktif, kreatif, apalagi inovatif dan menyenangkan. Tidak bisa menjadi alasan. Karena dalam tempat resmi ruangan kelas. Dimana interaksi hubungan guru dan murid ada aturannya.
Bagaimana etika seorang murid kepada guru sangat diperhatikan. Bagaimana marwah dan wibawa seorang guru ini mesti dijaga. Dihormati. Bukan gila hormat.
Sekolah berani ambil tindakan tegas mesti dibina dan diberi sangsi anak-anak yang seperti itu. Selain juga guru bersangkutan. Disatu sisi guru juga mesti sabar, bisa membawa diri tidak mudah ikut terpancing dengan "guyonan" apalagi emosi main kasar. Guru mesti sabar bagaimana bisa membina dan mendidik anak-anaknya. Mengajar bukan menghajar- dengan hati bukan emosi Merangkul bukan memukul. Membina bukan menghina. Membimbing bukan membanting Semoga saja tidak ada lagi kejadian yang mencoreng dan menambah deretan permasalalahn dunia pendidikan. Amiin.. wallahu'alam bi ashawab..


Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Amiin bu.. joss... trims..
Mengajar dengan hati pak, sukses selalu dan barakallah
Artikel yang menarik. Salut!