Sebuah harapan tentu banyak tertumpu dalam fikiran dan hati. Tidak ada orang yang tidak mau cepat mengakhiri hidup, karena dirinya masih merasa kerasan menikmati berbagai keindahan dunia, gemerlap malam dan keteguhan suasana pagi. Rasanya lega ketika menemui pagi bersama keluarga, istri/suami, dan anak tercinta.

Semua punah saat penyakit menghampiri, apalagi dokter memvonis hanya dua tahun lagi kemampuan bertahan. Penyakit yang lambat laun merenggut nyatanya tanpa disadari, walaupun kematian takdir Allah SWT, namun asbab dari kematian itu biasanya dari menjalarnya penyakit ke seluruh tubuh.

Malam ini, tersebar melalui media informasi digital salah seorang guru olahraga meninggal dunia. Belum diketahui, apa penyebab sakitnya, namun dari wajahnya terlihat sepertinya dia menyimpan penyakit cukup lama. Kok, bisa ya guru olahraga sakit?. Pertanyaan mendasar dari sebuah refleksi bahwa guru olahraga, badannya sehat dan bugar. Apa penyebabnya?.

Penyakit tidak tebang pilih masuk ke dalam diri seseorang. Dia datang hasil akumulasi sikap dan perilaku, terutama pola makan yang tidak seimbang. Makan dan minum berlebihan, istirahat kurang, dan banyak yang dipikirkan tanpa ada jawaban. Apakah kondisi ini hanya terjadi kepada guru?, tentu tidak, karena setiap orang rentan penyakit.

Segeralah menangis dihadapan Allah SWT karena saatnya untuk bertaubat atas perbuatan yang tidak baik. Tetaplah bertaubat karena penyesalan membantu menghilangkan kegundahan. Menangis salah satu obat agar hidup semakin bersemangat, karena Rasulullah SAW menganjurkan untuk banyak menangis dan sedikit tertawa.

Bekasi, 21 Juli 2022