Guru adalah sosok teladan dalam segala hal. Tutur katanya diikuti, cara berpakaian dianggap sebagai model, dan gaya memperlakukan muridnya menjadi perhatian tersendiri bagi setiap murid.

Guru mulia selalu merapihkan tubuh sebagaimana merapihkan sikap. Dia membalut wajah dengan berbagai kosmetik, namun tidak lupa mempercantik wajahnya dengan senyuman dan perkataan yang baik. Bisa jadi, kecantikannya itu memudar bukan karena air wudhu yang menghilangkan kosmetik yang menempel di wajahnya, namun karena kurang senyum dan berkata kasar.

Bapak/ibu, berbicaralah sesuai dengan kosa kata yang disempurnakan, bukan hanya menurut kaidah bahasa dan kamus ejaan bahasa Indonesia, namun kosa kata yang terbaik menurut Allah SWT dan Rasul-Nya. Perkataan yang baik itu akan naik kepada-Nya bersama amal saleh.

Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur. (QS Fathir:10).

An-Nu'man ibnu Basyir Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: Orang-orang yang berzikir menyebut nama Allah Yang Mahaagung, bertasbih, bertakbir, bertahmid, dan bertahlil. Maka terdengarlah di sekitar Arasy gema suara menyambutnya sebagaimana suara lebah menuturkan orang yang mengucapkannya (dan memohon belas kasihan dan ampunan bagi pelakunya). Tidakkah seseorang di antara kalian suka bila ada sesuatu dari amalnya yang terus-menerus disebutkan di sisi Allah?

Seluruh peristiwa di sekolah sebenarnya selalu membekas dalam hati setiap murid. Sikap guru terhadap murid mampu mengubah image dan cara pandang yang terus bertahan sampai ia dewasa. Dia akan terus menanamkan pandangan negatif terhadap gurunya yang memperlakukannya dengan kasar. Seandainya, walaupun dilarang mengucapkan ini, saat itu guru mendengarkan alasan murid sampai tuntas, tidak akan ada pandangan negatif terhadapnya, hingga saat ini tidak bisa diobati.

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai (QS Luqman:19).

Janganlah kamu berlebihan dalam bicaramu, jangan pula kamu keraskan suaramu terhadap hal yang tidak ada faedahnya. sesungguhnya suara yang paling buruk ialah suara keledai, yakni suara yang keras berlebihan itu diserupakan dengan suara keledai dalam hal keras dan nada tingginya, selain itu suara tersebut tidak disukai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala Adanya penyerupaan dengan suara keledai ini menunjukkan bahwa hal tersebut diharamkan dan sangat dicela

Bekasi, 6 Agustus 2022