Aku bangun lebih awal, termangu mengingat apa yang telah kulihat dan kulakukan dalam mimpiku. Aku berhasil menolong Ghufron saat dia hampir tenggelam di bak kamar mandi cukup besar, dalam dan airnya penuh.

Lalu aku bergegas melakukan hal rutinitas setiap bangun tidur. Sampai disekolah aku berjumpa dengan muridku Ghufron .Ia menyalamiku dengan ekspresi datar. Aku memandangnya dari kepala hingga kaki, kenapa aku bermimpi menolongnya?

Saat tiba waktu bermain di luar kelas, murid-murid semangat dan ceria berdoa mohon perlindungan Allah SWT saat bermain di luar kelas. Setelah dipersilahkan semua murid antri berjalan keluar dengan teman-teman nya. Ghufron tetap dikelas dan memilih bermain lego. Aku menghampiri dan mengajaknya bermain di luar kelas. Ia hanya menggeleng dan kembali bermain lego. Hal ini berulang dilakukan.

Akhirnya kami memutuskan menghubungi dan mendiskusikan hal ini, kepada orang tuanya. Ayahnya menyampaikan akan memeriksakan Ghufron kedokter. Seminggu Ghufron kami tunggu kehadirannya. Akhirnya jawaban datang melalui surat yang disampaikan ayah Ghufron. Bahwasanya Ghufron harus istirahat lebih lama karena mengikuti terapi disebabkan ada kelainan pada tulang belakangnya.

Kami bersyukur masalah kesehatan Ghufron diatasi sedini mungkin diusianya ke 4 thn.