Ujian Nasional SMP yang dikenal akrab dengan sebutan UN pada tahun 2017 ini pelaksanaanya akan diutamakan menggunakan sistem Ujian Naisonal Berbasis Komputer (UNBK).

Meskipun pada kenyataannya tidak semua sekolah dapat melaksanakan UN menggunakan sistem UNBK

Berdasarkan data bahwa jumlah sekolah yang menjadi pelaksana UNBK SMP adalah berjumlah 2.712 sekolah.

Pada 20 dan 21 Maret 2017 di SMP tempat saya mengajar, dilaksanakan Gladi bersih UNBK.

Nampaknya masih terdapat banyak kendala yang harus dihadapi, dalam kegiatan ini.

Pelaksanaan Gladi bersih UNBK yang semula terdiri dari 3 shift, berubah menjadi 4 shift.

Ruangan yang semula dijadwal menggunakan 8 ruang nyatanya hanya 3 ruang yang digunakan.

Pada saat pelaksanaan tes dimulai pun tidak langsung terlaksana sesuai waktu yang sudah dijadwalkan.

Beberapa saat siswa harus menunggu karena server harus di reset. Dibawa ke ruang lain.

Tidak lama kemudian sebagian siswa akhirnya sudah bisa login, tetapi sebagian lagi kartu pesertanya harus di reset.

Ditengah kekhusuan siswa mengerjakan soal tes, tiba-tiba semua siswa logout. Sehingga spontan beberapa siswa berteriak, karena hawatir hasil tes yang sebagian besar sudah selesai dikerjakan, menghilang.

Beruntung pekerjaannya masih utuh dan dapat dilanjutkan sesuai dengan keadaan sebelum logout.

Setelah ditangani, semua siswa harus masuk kembali dengan menggunakan token yang berbeda.

Selama tes berlangsung, ada sekitar 5 kali pergantian token, dan hampir 10 siswa kartu pesertanya harus di-reset.

Tentunya hal tersebut agak menghawatirkan, apabila kejadian yang sama terjadi pada pelaksanaan UN SMP 2,3,4 dan 8 Mei 2017 nanti.

Para proktor, sudah siaga mengawal gladi bersih UNBK. Mulai awal shift 1 sampai berakhir shift 4. Pekerjaan yang sangat melelahkan. Bekerja dari pagi sampai sore. Tetapi belum lepas dari kendala.

Mudah-mudahan dengan gladi bersih UNBK kemarin, segala kendala segera dapat diatasi agar pada saatnya nanti UNBK dapat berjalan lancar.