VIRALKAN LEMBAH HARAU SAMPAI MENDUNIA DENGAN PESONA ALAM DAN BUDAYA ASLI MINANGKABAU
Lembah Harau, sudah sejak lama menjadi destinasi wisata, bukan hanya untuk masyarakat Sumatera Barat, namun juga masyarakat Indonesia pada umumnya, bahkan sampai mancanegara. Dahulu awalnya Lembah Harau dikelola oleh masyarakat setempat dan hanya dikunjungi oleh masyarakat yang berada di wilayah sekitar Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kotamadya Payakumbuh saat itu. Namun seiring perkembangan zaman, informasi tentang keindahan Lembah Harau semakin meluas ke seluruh wilayah Indonesia bahkan telah mendunia.
Beberapa destinasi alam yang menjadi spot andalan seperti air terjun, sungai kecil, telaga dan dinding cadas serta jelajah hutan, tetap dijaga keasriannya. Dan pada saat ini keindahan Lembah Harau yang begitu mempesona, semakin dipercantik dan didandani dengan menambah spot-spot buatan seperti taman bermain, taman air, kebun strawberry, kebun buah naga, area outbond, homestay dan yang sedang viral sekarang adalah spot “Kampung Eropa”.
Keberadaan kampung Eropa di kawasan wisata Lembah Harau makin menambah daya tarik wisatawan. Dan dengan jargonnya “Harau Mendunia” makin membuat wisata Lembah Harau membahana sampai ke mancanegara. Beberapa ikon - ikon dalam bentuk miniatur bangunan gaya Eropa dan beberapa miniatur keajaiban dunia dihadirkan di sana. Informasi tentang Lembah Harau ini semakin meluas dan "viral" di dunia maya, sehingga membuat wisatawan penasaran ingin mengunjunginya.
Dengan dikembangkannya kampung Eropa di Lembah Harau, bukan berarti serta merta menggeser atau bahkan menghilangkan budaya luhur minangkabau di sana. Kebudayaan minangkabau dan keasrian alamnya harus tetap menjadi dasar yang kuat dan harus ditampilkan secara terhormat di kawasan wisata tersebut. Rumah Gadang dan Surau yang menjadi simbol falsafah Minangkabau “Adat basandi sarak, sarak basandi kitabullah” harus tetap menjadi garda terdepan untuk diperkenalkan kepada wisatawan. Spot-spot tambahan dari budaya asing tidak lain hanya sebagai penambah daya tarik dan sebagai pelengkap ragam literatur budaya dunia.
Namun pemerintah daerah kabupaten Lima Puluh Kota dan segenap tokoh masyarakat serta beberapa dinas terkait harus tetap konsisten terhadap pengembangan budaya asli yang bersifat lokal. Mereka harus tetap melakukan pengawasan terhadap pengembangan dan pengelolaan area wisata ini. Perencanaan yang matang dengan landscape yang tertata apik harus diatur dengan berbagai kebijakan dan regulasi yang tepat dan proposional dimana spot minangkabau tetap menjadi ikon utama. Jangan sampai ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan area wisata Lembah Harau untuk kepentingan-kepentingan tertentu demi mendapatkan keuntungan semata. Lalu pihak pengembang mengeksploitasi kawasan Lembah Harau dengan membabi buta tanpa mempertimbangkan aspek orisinil dari Lembah Harau, yaitu Budaya Alam Minangkabau.
Oleh karena itu perkampungan Minangkabau harus tetap ditonjolkan menjadi spot budaya yang diandalkan. Rumah-rumah adat Minangkabau yang terkenal sampai ke mancanegara harus diperbanyak menjadi ikon wisata budaya. Seni-seni tradisi minangkabau diupayakan menjadi seni pertunjukan untuk ditampilkan di beberapa titik dan sasana tertentu.
Harus disadari, keberadaan ikon kampung Eropa dengan berbagai bentuk miniatur bangunan dan beberapa ikon keajaiban dunia, hanya bersifat pelengkap dan penambah daya tarik. Bukan dijadikan sebagai spot utama, karena ini hanya bersifat trend yang erat hubungannya dengan hobby “selfi” di depan kamera dan bersifat tempora (berubah). Akan tetapi yang bersifat seni dan budaya leluhur, ini yang harus dikembangkan dan menjadi nilai jual bagi wisatawan. Karena budaya minangkabau itu melekat dan menjadi salah satu jati diri bangsa. Karenanya budaya minangkabau itu “tak lapuk dek hujan, tak lekang dek paneh”. Oleh karena itu budaya Minangkabau harus tetap diperkenalkan kepada generasi saat ini agar mereka dapat mewarisinya.
Para turis itu mungkin bangga ketika melihat miniatur negaranya ada di Lembah Harau. Bahkan mereka akan merasa berterima kasih karena budayanya dihargai. Namun yang mereka cari ke sini bukan itu, tetapi mereka lebih menikmati suasana dan panorama alam yang indah dan asri dengan keunikan budaya masyarakat minangkabau yang kaya dengan tradisi. Ini yang seharusnya menjadi magnet bagi kita untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara.
Maka untuk pengembangan wisata Lembah Harau ke depan, budaya minangkabau harus menjadi magnet yang kuat untuk menarik wasatawan. Suasana kampung minangkabau yang kental dengan tradisi dan budaya harus ditampilkan secara konsisten di kawasan wisata Lembah Harau. Homestay-homestay dan penginapan yang ada sekarang harus dievaluasi dan ditata kembali menjadi area penginapan bernuansa perkampungan minang yang terkenal ramah dan santun. Gambaran perpaduan minangkabau klasik dan masa kini harus dijadikan kekuatan daya tarik utama selain ikon-ikon buatan sebagai penunjang, termasuk kawasan kampung eropa. Semoga keindahan alam dan keaslian budaya minangkabau tetap membumi di kawasan wisata Lembah Harau. Jangan sampai Rumah Gadang dan Surau ditinggalkan penghuninya. Saatnya viralkan Lembah Harau sampai mendunia dengan pesona alam dan budaya asli minangkabau. Saatnya kita bangga dengan budaya sendiri.

Bangga dengan budaya sendiri sebagai bagian dari jatidiri bangsa. Melalui wisata Lembah Harau, Minangkabau mendunia.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar