Air Tuba Dibalas dengan Air Susu
Jika di hadapan kita ada seseorang yang egois, seseorang yang terus menerus meremehkan dan mempermalukan kita. Bisa saja dalam hubungan antara murid dengan guru, antara murid dengan murid lainnya, di lingkungan keluarga atau di lingkungan kerja. Ubah saja dia menjadi menghormati kita.
Teman saya, Siska mempunyai pengalaman, dia mempunyai rekan kerja seorang guru di sekolahnya yang sombong, tidak mau menghargai dia sebagai pimpinan sekolah tersebut. Dalam keseharian, terang-terangan guru tersebut meremehkan dia dan sering mempermalukan dia dalam rapat misalnya.
Siska merasa terganggu dengan sikap guru tersebut, setiap bertemu tentu dia merasa kesal. Dia ingin guru tersebut tidak ada di hadapannya. Sampai suatu saat ,dia mencoba sebuah cara dengan menerapkan air tuba dibalas dengan air susu, hehehe dibalikkan .
Pertama yang Siska lakukan , setiap bertemu dia selalu menyapa dan menyunggingkan senyuman manis, bertanya tentang keadaan keluarganya. Pura-pura tidak tau bahwa orang tersebut menyebalkan. Dia menunjukkan sikap yang nyaman berhadapan dengan guru tersebut. Mula-mula dipaksakan, lama-lama terbiasa, berhadapan dengan guru itu tidak lagi mmengganggu hatinya.
Yang kedua yang dia lakukan, meskipun tidak dirasakan perlu, dia pura-pura menanyakan pendapat atau nasihat dari guru tersebut tentang sesuatu. Meskipun jawabannya tidak sesuai dengan harapan dan harus tahan dengan sikap arogannya. Siska menunjukkan sikap hormat, antusias mendengar pendapatnya dan tak lupa mengucapkan terima kasih.
Ketika di dalam rapat dia mengkritisi dan selalu menyalahkan Siska, Dia menerimanya dengan senyum, dan tetap mendengarkan dengan penuh hormat, dan menghargai pendapatnya, alih-alih membela diri dan menentangnya.
Semua orang di sekolah itu mengetahui bagaimana sikap guru tersebut kepada Siska, tetapi Siska sengaja menunjukkan di depan umum bahwa dia baik-baik saja.
Dan sekarang, Siska nyaman, senang, dan dihargai . Guru tersebut bukan saja menghormati Siska bahkan dia terang-terang menyukai Siska sebagai pimpinannya.
Itulah, resep mengubah cara seseorang memperlakukan kita, Air tuba dibalas dengan air susu.
Kutamaya, 15 Februari 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Selalu ada hikmah yang kita dapatkan
Betul , makasih kunjungannya, salam sehat
Mantap paparannya, Ambu. Jadi inget pengalaman sendiri. Asa pengen dijadikan cerita. Selama ini. enin tak pernah membangun kisah berdasarr kejadian yang dialami sendiri. Tapi kisah dalam cerita Ambu, benar-benar terjadi menimpa enin. Serupa walau tak sama.
Sok ah jadikeun cerita. Ambu mah can pinter
Menarik..judulnya di balik..maka jadi baik..Cerdas Bunda
Hehehe ...nuhun Neng
Btl bgt bunda. Sy ngalami sendiri. Meski sy bkn kepsek. Dan yg gapteknya totalitas itu si nyebelin ini...he he.. sy pura2 ga tau...
Hehehe... harus banyak sabar
Ini yang harus kita terapkan selalu ya, Bunda. Kejahatan dibalas dengan kebaikan.
Iya ... tapi kalo nggak mempan kita harus tegas
Sudah saya follow bunda..
Terima kasih yaa
Terima kasih yaa
Keren Bunda... kalau air tuba dibalas air tuba..sama dong dengan dia. Sehat selalu Bunda Efi.
Iya ... salam sehat . Makasiih ya