Anak Didik yang Tegas dan Percaya Diri
Oleh ; efi sufiah
Dalam psikologi kita mengenal istilah sikap asertif. Sikap asertif adalah sikap yang tegas, yaitu bagaimana dia mengontrol perilaku dirinya sendiri, alih-alih mengontrol orang lain kata Randy J. Peterson. Sikap asertif perlu dimiliki oleh anak didik kita sebagai keterampilan interpersonal. Selanjutnya kita sebut sikap tegas.
Agar anak didik mempunyai sikap yang tegas, mulailah dengan membangun kesadaran dirinya. Mereka diajak mengenal dirinya melalui kegiatan menelisik kekurangan kelebihan dirinya, baik sisi fisik, maupun mental. Keberterimaan atas siapakah dirinya, akan memunculkan penghargaan terhadap diri sendiri.
Dari menghargai diri sendiri akan muncul rasa percaya diri. Yaitu keyakinan pada diri sendiri, percaya pada kemampuannya, bebas dari sebuah keraguan. Dia mampu mengontrol pikiran dan emosinya, mampu mempengaruhi orang lain, mampu menghadapi tantangan dalam keseharian hidupnya, mampu menyikapi kegagalan, mampu mempertanggungjawabkan tindakannya. Dia tidak akan menyalahkan faktor eksternal.
Sikap percaya diri dan tegas ditumbuhkan melalui pembiasaan berkomunikasi dalam kegiatan proses belajar. Anak didik dibiasakan mengungkapkan perasaan, pikirannya baik gagasan/pendapat positif maupun negatif. Kita harus menaruh perhatian pada cara mereka berkomunikasi. Kemudian ditindaklanjuti dengan menguatkan atau memperhalus atau malah membangkitkannya, bergantung dari hasil yang kita lihat.
Yang harus kita cermati adalah bagaimana kemampuan mereka dalam hal :
1. menyatakan pendapat dan perasaannya dengan tegas tanpa menyakiti orang lain
2. membela hak dan kebutuhannya dengan jelas tepat dan penuh rasa hormat tanpa melanggar hak orang lain.
3. mengendalikan diri, berbicara dengan nada yang tenang dan jelas.
4. menjadi pendengar yang baik, dengan bahasa tubuh yang baik, menjaga kontak mata dengan lawan bicara
5. mempertahankan diri dengan tidak mengijinkan orang lain memanipulasi dan menyalahgunakan dirinya tetapi tetap menghormati orang lain.
Memperhatikan dan mencatat perilaku mereka dalam berkomunikasi di kelas, tentu bukan untuk menghakimi mereka, tetapi membimbing mereka agar mereka mampu bersikap tegas.
Sesuatu yang berlebihan juga tidak baik. Terlalu tinggi harga diri, bisa merendahkan orang lain. Terlalu percaya diri menjadi sombong dan tidak mau mengembangkan diri. Terlalu tegas menjadi otoriter dan egois.
Bintang Bali,7 Februari 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisan yang informatif. Keren Bunda. Barakallah.
Makasih yaa apresiasinya. Sehat selalu
Dengan bimbingan dari guru yang tulus, insyaallah harapan itu akan terwujud. Paparan yang keren, Ambu.
Nuhuunn... guru bahasa indo berperan ya
Hebat semua guru dan siswanya. Maju terus pantang mundur.
Siiip ... nuhuun Neng
Ulasan yg keren & informatif bunda. Sangat bermanfaat.
Tetima kasih Bu apresiasinya ... salam sehat
mencerahkan, ulasan keren.. salam literasi
Nuhuun Pak Sis.. salam literasi
Sangat menginspirasi ulasannya bubda Efi salam sukses selalu
Salam sukses, terima kasih atas hadirnya
Ulasan yang sangat keren dan sebagai pencerahan semoga menjadi ladang ibadah bu Efi
Terima kasih Pak ... apresiasinya Aamiin. Salam sehat