Efi Sufiah

Seorang pensiunan guru yang sedang asyik menggeluti hobby sebagai crafter sambil mengasuh cucu. Tertantang untuk menaklukan ketidakmampuan menulis, dengan mula...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cikal dan Sebuah Label ( 3)

Cikal dan Sebuah Label ( 3)

Meskipun akronim  ini diciptakan orang tua jaman dulu, bukan berarti harus kita lestarikan.   Howard Becker sosiolog teori labeling, mengatakan bahwa julukan yang berulangkali diterima dapat masuk ke dalam pikiran sehingga perilaku orang tersebut menjadi sesuai labelnya. Jhon Dewey  tokoh psikologi pendidikan, mengatakan bahwa  kata-kata dapat mengekspresikan pemikiran, namun pemikiran yang tunduk pada kata-kata, bukan sebaliknya. Alam bawah sadar merekam frasa tersebut , meyakini bahwa itulah dirinya, sehingga menuntun dia menyesuaikan diri pada perilaku licik dan nakal yang disematkan kepadanya.  Pelabelan ini berdampak pada hilangnya rasa percaya diri, dan menghambat perkembangan kepribadiannya ke arah yang positif.

Bagaimana kita menghilangkan label ini dari bawah sadarnya ? Anthony Fernando dalam bukunya Dare to dream memberikan tip seberti berikut.

Langkah yang pertama, tentu kata licik dan nakal  harus dihilangkan dari kamus sehari-hari di rumah kita . Dan memberitahu orang-orang terdekat untuk tidak lagi menyebut  kata licik dan nakal.

Langkah yang kedua lakukan hal berikut ini : Tulis label ini di atas selembar kertas kosong , tanya bagaimana perasaan si cikal disebut dengan kata-kata tersebut . Kemudian katakan kepadanya Ini sebutan saja,  tidak lebih. Kakang tidak seperti ini. Lalu  perlihatkan tulisan itu, dan robek  menjadi dua, atau Kita bakar kertas itu di depannya. Ajak dia menikmati robeknya kertas menjadi dua, atau menghilangnya kertas ditelan api.

 

Langkah ketiga , kita fokus pada perilaku yang kita ingin hilangkan dari nya. Pertama  identifikasi apa saja yang ingin kita perhalus, sehingga menjadi pahatan yang indah. Kemudian kita jelaskan mengapa anak itu  harus berperilaku seperti yang kita harapkan. Selanjutnya pahami bahwa perilaku adalah kebiasaan, tentu tidak mudah menghilangkan kebiasan awal dia. Nah  ketika anak itu melakukan perbuatan tersebut, telan ucapan “ jangan” . Terakhir alihkan , dengan mengajak anak melakukan hal lain. Misalnya ajak berjingkrak-jingkrak, atau. atau hal lain yang membuat anak tidak jadi melakukan hal tersebut.  Tentu tidak mudah, tetapi bila  kita konsisten melakukan langkah ketiga , kita  akan Bahagia melihat perubahan perilaku anak kita.

 

Yuk hapus  akronim Si Cikal Licik dan Nakal. Atau label-label negatif lainnya, yang membebani anak kita.

 

Kotahui, 19Januari 2022

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post