Media Pembelajaran Berdiferensiasi
Apa saja yang tersaji , hadir di hadapan kita, itu adalah media pembelajaran yang dihadirkan Tuhan agar kita mudah memahami pembelajaran menuju jalan yang lurus, kata guru spriritual begitu.
Media pembelajarannya itu dibuat khusus untuk masing-masing orang, selalu sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan kita. Menerapkan prinsip pembelajaran diferensiasi seperti yang diterapkan oleh guru penggerak.
Media pembelajarannya seperti apa. Coba perhatikan , adakah kejadian yang kita terlibat di dalamnya, untuk apa kejadian itu hadir ? Apa yang kita lihat, kita dengar, terasa, teraba, semuanya dihadirkan untuk kita bukan untuk orang lain.
Dengan demikian siapakah yang harus merefleksi dan mengevaluasi, ya diri kita, bukan orang lain. Yang harus berubah, ya kita sendiri.
Bila suatu waktu ada kejadian menyakitkan menimpa kita, mungkin dari ucapan seseorang yang kita dengar , atau dari perilaku seseorang yang kita lihat dan kita rasakan. Reaksi kita yang pertama adalah mengapa dia begitu kepada kita dst. Bukan mengapa aku diperlakukan begitu ? Kalau kita menyadari bahwa itu media pembelajaran untuk mematangkan kita atau meremedial kita, reaksi kita yang pertama yang harus dilakukan adalah merefleksi dan mengevaluasi diri sendiri. Apa yang harus kita perbaiki? Kita harus hijrah kemana ? Biarlah orang lain berlaku hal sama, tapi di luar urusan kita.
Hukum energi mengatakan sejenis menarik sejenis. Orang itu sombong dan merendahkan kita, mengapa dihadirkan di hadapan kita. karena di bawah sadar kita ternyata masih ada ego yang terlalu tinggi, atau mungkin saja kita juga sombong dan suka merendahkan tanpa kita akui dan sadari. Orang sombong yang terlihat dan terasa oleh kita, menyadarkan bahwa kita masih harus diremedial di bidang itu
Psikologi bule menunjuk orang, sehingga kita diajarkan teknik bagaimana mengubah perilaku orang lain. Ajaran timur mengajak kita menunjuk diri sendiri, kemudian ubah diri sendiri dulu. Kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sebagai makhluk spiritual, makhluk yang selalu terhubung dengan Penciptanya.
Ternyata saya tidak membahas pembelajaran di kelas.
Kutamaya,19 Februari 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ulasannya. Terima kasih bunda, mengajari kita untuk tidak sombong
Terima kasih kunjungannya, sehat selalun
Terima kasih Bunda...sangat menginspirasi
Sama-sama , makasih kunjungannya
Betul-betul menginspirasi. Sae pisan Bunda Aceuk !
Nuhuun ayi Inah
Tetap keren bunda. Sllu renyah tlsn bunda. Sht sukses sllu
Makasiiiih...
Mantap surantap..... Luar biasa ulasannya, mencerahkan dan mengedukasi. Salam sehat dan sukses selalu
Makasih Pak apresiasinya. Salam sehat juga buat Bapak
jadi yg mau digunakan Bule atau Timur? ...untuk MPB
Dua-duanya saja saling melengkapi hehehe
Keren sekali tayangannya, mantap, dan sukses selalu bu evi
Terima kasih Bu Yuli , sukses selalu untuk bu Yelki juga
Betul Bun hal pertama yang harus dilakukan adalah merefleksi dan mengevaluasi diri sendiri. Salam sukses selalu.
Salam sukses, terima kasih kunjungannya
Ajaran timur mengajak kita menunjuk diri sendiri, kemudian ubah diri sendiri dulu. Sepakat Bunda, ijin follow dan mohon follow back nya yaa Bunda. Trimakasih. Semoga selalu sehat dan sukses untuk Bunda Efi Sufiah.
Siap. Makasih ya apresiasinya
Keren bunda ulasannya. Semoga sehat selalu ya Bun.
Makasih yaa, Aamiin , semoga sehat juga ya