'TERSAKITI' (TANTANGAN HARI KE-6)
“TERSAKITI”
Kata “tersakiti” ini sudah lama menggelayut di otak saya untuk di telusuri maknanya. Karena sering saya temukan di beberapa media sosial, teman- teman saya mencurahkan isi hatinya dengan menggunakan kata tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tersakiti dekat maknanya dengan kata kecewa. Artinya ada sesuatu yang telah diperbuat seseorang yang menyakiti hatinya sehingga dia merasa kecewa. Lho, dimana menariknya? Setiap orang mengalaminya kan?
Saya merasa tergelitik untuk membahasnya karena beberapa teman yang bilang tersakiti justru orang yang sering menyakiti orang lain tanpa dia sengaja. Dia yang tanpa sadar selalu membenarkan tindakannya tanpa mengerti tindakannya telah “menyakiti” orang lain.
Tapi itulah yang sering kita alami hampir setiap harinya. Kita merasa tersakiti dan menyakiti, hanya mendiamkan saja dan terkadang membicarakannya dengan orang yang tak ada hubungannya dengan masalah tersebut. Bagus kalau si pendengar bisa mencermati dengan baik, bagaimana kalau si pendengar adalah orang yang mempunyai jiwa “provokator”? Bisa -bisa “sakit” yang semula biasa saja, malah makin parah ketika kita membicarakannya dengan orang yang tidak tepat. Kita merasa mendapat dukungan dan rasa “sakit” itu akan tersimpan rapi di dalam hati selamanya. Maka akan terjadi “perang” sindir menyindir tak jelas apalagi menggunakan media sosial tempat pelampiasannya. Apakah masalah kita selesai? Apakah kita merasa puas? Saya rasa jawabannya tidak. Hidup kita tidak akan merasa tenang dan selalu mencari celah kesalahan orang tersebut. Apakah kita ingin hidup kita selalu dibayangi hal “kecil” yang seperti itu? Apakah kita merasa nyaman dengan keadaan hal tersebut? saya rasa jawabannya tidak. Kita ingin hidup kita tenang, tak bermasalah dengan orang lain. Tak merasa tersakiti dan menyakiti.
Untuk menuju hal tersebut apa yang telah coba kita lakukan? Pernahkah kita mengupayakannya? Apakah ada solusinya? Saya rasa cara yang tepat adalah langsung mengatakan kepada orang yang bersangkutan. Terus terang itulah kuncinya. Memang pada awalnya sangat sulit diterima, tetapi kita telah menyampaikan bahwa kita merasa tersakiti dengan tindakannya. Setidaknya dia mengetahui atau menyadari apa yang telah dilakukannya. Sulit memang, tetapi kita bisa mencamkan pada diri kita, bahwa kita pun pernah melakukan hal yang sebaliknya. Dan orang pun merasakan apa yang kita rasakan. Orang lainpun merasakan tersakiti oleh kita. Nah, impaskan?
Jadi saya bisa menyimpulkan bahwa apabila kita merasa tersakiti, pasti kitapun telah menyakiti orang lain. Mari kita berhenti selalu membenarkan diri sendiri. Dengarkan orang lain, dan selalu berhati-hati dalam setiap tindakan kita. Jangan lupa memafkan dan memberi maaf. Semoga kita menjadi orang yang bermanfaat dan selalu dirindukan orang lain.
Batusangkar, 16 Juni 2020
#sebuah introspeksi diri#
#semoga menjadi pribadi yanglebih baik#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tersakiti, mungkin saja yg dimaksud bukan orang yg merasa tersakiti, hindari berprasangka negatif mungkin itu salah satu obatnya.Mantap Adinda Liza....
trims uni dewi, teringat support uni dewi waktu acara di Padang. sekarang baru terwujud..thank you so much..
trims uni dewi, teringat support uni dewi waktu acara di Padang. sekarang baru terwujud..thank you so much..
trims uni dewi, teringat support uni dewi waktu acara di Padang. sekarang baru terwujud..thank you so much..
Mantap niza
iim keren juga
Mudah2an menjadi pribadi yang baik....
insha allah dek ku say
Mari instropeksi diri, smg kt tak tersakiti. Pada dasarnya apa yg kt terima adalah apa yg kt beri buat org lain. Sukses bun
Mari instropeksi diri, smg kt tak tersakiti. Pada dasarnya apa yg kt terima adalah apa yg kt beri buat org lain. Sukses bun
iya, terimaksih juga bun
Terkadang langsung ngomong sama yg bersangkutan eee malah kita yg di kata katai gimana tu
iya bu, harga sebuah keterusterangan kadang dibalas dengan kebencian.. berarti bukan hati kita lagi yang sakit, tapi dia. benarkan bu? hehe
Terima kasih ibu, pencerahannya... salam literasi
sama-sama Pak, bersama membenahi diri. salam literasi.