Bukan produk gagal

Ikut lagi??? Batinku bertanya tanya , kan sudah pernah pelatihan yang sama sebelumnya kok mau ikutan lagi.... Ah biarlah bismillah aja, siapa tahu setelah pelatihan ini aku bisa mewujudkan impianku yang tertunda semenjak kenal MWC ini...

Tujuh bulan yang lalu ada seorang teman yang selalu ngompori aku tuk ikutan pelatihan menulis. "Ayo lah ni... Kita ikutan pelatihan ini, lumayan lo ntar uni bisa menulis buku" demikian rayuan maut temanku itu... "Uni Ndak pandai menulis doh Mun" jawabku pada Mumun dengan logat Minang ala ala Bukittinggi, sementara temanku ini keturunan Jawa tapi nggak pernah kejawa.

Ayo lah ni... Ni Cepot, Ni Hao, Ni Ema serta Ni Em ikutan lho ni. Ini yang selalu kami perbincangkan di grup WA.

Kala itu jawabanku selalu menyuruh Mumun sabar sebab aku belum diskusi dan ijin dari suami. Kalaulah pelatihan ini berasal dari instansi tempatku bekerja maka suami dan anak anak tidak akan protes atau keberatan, tapi kali ini pelatihannya atas biaya sendiri dan saat anak anak libur sekolah.

Walhasil setelah melalui pemikiran dan diskusi panjang aku nekat untuk mendaftar walau pengalaman menulis buku NOL besar. Satu harapan yang terselip mudah mudahan dengan pelatihan ini aku jadi bisa menulis, setidaknya bisa memperoleh angka kredit satu untuk naik pangkat.

Tepat pada hari yang telah di tentukan, akhirnya kami berangkat ke lokasi pelatihan. Lokasi pelatihan ini berubah dari schedule awal yang di tetapkan panitia. Awalnya LPMP adalah pilihan pertama tapi karena satu dan lain hal tempat tersebut batal dan pindah ke Asrama haji. Perobahan ini sedikit membuatku galau, dalam alam pikiranku tersimpan pertanyaan ada apakah ini? Apakah ini tanda bahwa pilihanku ikut pelatihan ini keliru?,. Ah mengapa harus ku pikirkan yang bukan urusanku, demikian pergolakan batinku kala itu.

Akhirnya kami berangkat ke Asrama haji tersebut. Dan kembali menjelang perjalanan ada aral melintang lagi... Pada awalnya kita bersama enam sudah sepakat untuk satu travel, tapi satu di antara kita rupanya juga di ambilkan bangku di travel yang lain, sementara teman yang satunya lagi karena masih berlibur di kampungnya, sekalian berangkat dari kampung, walhasil tinggallah dalam travel yang di sewa itu tiga orang saja.

Tiga orang? Protesku pada teman yang sudah memboking travel itu dari agennya, itu artinya kita mesti bayar dua kali lipat donk?... Apa tidak sebaiknya kita batalkan saja dan cari bus biasa....

Cepot yang bertugas mencari mobil travel ternyata sudah bayar panjar untuk mobil travel tersebut. Jika di batalkan maka uang panjar akan hilang sementara kami tidak punya mobil cadangan lainnya. Akhirnya disepakati tetap menggunakan jasa travel tersebut.

Karena chek in baru siang hari maka kami putuskan berangkatnya sekitar pukul tujuh pagi. Jika perjalanan lancar dari tempat tinggalnya ke lokasi pelatihan berjarak enam jam perjalanan, maka tepat waktu chek in di mulai kami sudah datang dan masih ada waktu untuk istirahat barang sejenak.

Sepanjang perjalanan banyak cerita yang keluar dari mulut masing masing. Hal ini dikarenakan kami yang bertiga dalam mobil ini dahulu pernah satu tempat tugas namun akibat terkena mutasi menjadi terpisah berpindah tempat tugas

Banyak cerita yang keluar dari mulut mulut kami, mulai dari hal hal yang biasa sampai pada cerita yang seolah jalan yang tak berujung.

Saat sampai di Solok Cepot temanku yang berasal dari Pariaman mengajak kami berhenti untuk sarapan pagi, maklum tadi berangkatnya juga kepagian sehingga belum sempat sarapan.

Lho, Pot kok kita berhentinya di sini? Tanyaku sama Cepot...

Iya... Disini sotonya enak lho apalagi dendengnya gurih maknyusss jawab Cepot dengan mimik lucunya. Akhirnya kami menikmati soto tersebut dan memang benar wuennak...

Perjalanan di lanjutkan, mungkin karena sudah pada kekenyangan kawan kawanku tidak banyak bercerita lagi sudah pada diam seribu bahasa, ternyata mereka pada tidur, tinggal aku dan sopir yang masih bangun...

Bersambung.....