Bangsa Konsumtif
Indonesia salah satu negara ke lima terbesar di dunia. Terbesar bukan karena kehebatan ekonominya, tapi karena jumlah penduduknya setelah Cina, India, Rusia dan Amerika. Sejatinya dengan jumlah penduduk yang banyak tersebut menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang hebat pula dari berbagai aspek, baik politik, ekonomi dan pertahanan.
namun sayang kekuatan dari segi jumlah penduduk yang banyak ini tidak diihat sebagai nilai plus oleh pemimpin negara ini. Misalnya tidak ada pemimpin yang memperkuat ekonomi masyarakat dengan menciptakan lapangan pekerjaan untuk memproduksi berbagai kebutuhan bagi penduduk yang banyak ini. Justru pemerintah sibuk mengimpor segala hal demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sehingga di pasar-pasar tradisional hinggal pasar modern ( Mall) dibanjiri oleh barang luar negeri. Praktis bangsa ini sebagai pangsa pasar yang ramah dan empuk bagi nsaegara lain, terutama cina. Apapun hari ini barang-barang buatan cina mulai dari perkakas rumah tangga hingga tekhnologi amat mudah ditemui di berbagai kios atau toko di pelosok daerah Indonesia.
apabila kita mencermati hal ini, nyatalah bahwa perdagangan bebas amat ditentukan oleh sejauh mana suatu bangsa bisa bersaing menciptakan atau memproduksi berbagai kebutuhan hidup dan sejauh mana pula mereka mempromosikannya ke konsumen baik untuk dalam negeri ataupun luar negeri. Cina begitu gencarnya menciptakan lapangan kerja di dalam maupun di luar negeri, sehingga cengkraman ekonomi Cina sudah menggurita di berbagai belahan dunia. Cina sebagai negara yang populasi penduduknya yang banyak sudah menunjukkan kepada dunia bahwa penduduk yang banyak adalah kekuatan yang dahsyat, karena penduduk yang banyak akan menciptakan pangsa pasar yang begitu dahsyat, tinggal lagi bagi pemimpin berupaya menciptakan sendiri kebutuhan untuk warganya. Dari sini bisa kita lihat bahwa Cina memberlakukan prinsip dari rakyat, untuk rakyata dan oleh rakyat.
Bagaimana dengan kita hari ini? justru pemimpin kita menjadikan penduduknya sebagai sasaran empuk barang-barang dari luar negeri dari pada mempersiapkan sendiri kebutuhan itu di dalam negeri. Inilah mafia-mafia penguasa yang tidak mau berjuang, mereka cuma mengharapkan untung yang besar dari pada berusaha membangun pabrik. Begitu juga pejabat dengan izin impor mereka dapat fee dari penguasa, sementara melindungi kedaulatan dengan cara berdikari di atas kaki sendiri tidak dilakukan. Memang watak pemalas dan hedonis.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar