Cambridge Primary Checkpoint: Ketika ujian tidak sekedar menyilang
Pada tanggal 10-13 April lalu, siswa kelas enam SD Islam Al Azhar 35 Surabaya melaksanakan Cambridge Primary Checkpoint (CPC). Tes ini adalah bentuk evaluasi setelah selama enam tahun mempelajari kerangka kurikulum Cambridge untuk tingkat SD. Tes ini tersedia dalam Bahasa Inggris sebagai bahasa pertama, Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, Matematika dan Sains, dan memberikan umpan balik yang berharga mengenai kekuatan dan kelemahan peserta didik sebelum mereka maju ke tahap pendidikan berikutnya.
Tidak seperti kebanyakan tes lain, di CPC semua soal dibuat dalam bentuk isian dan dikerjakan dalam waktu yang relatif pendek; Maths dan Science selama 45 menit dan English selama 1 jam. Soal-soal yang disajikan lebih banyak membuat siswa menalar. Untuk Science, kebanyakan soal menganalisis percobaan dan untuk English, selain mengerjakan soal terkait bacaan dan grammar anak-anak juga menulis karangan baik fiksi maupun non-fiksi.
Sebagai pengajar Bahasa Inggris, CPC menurut saya adalah penyeimbang yang bagus diantara tes-tes pilihan ganda yang banyak dijumpai anak-anak. Tes ini menyediakan kesempatan kepada anak-anak untuk mengembangkan kreativitas mereka terutama dalam menulis cerita yang ada di salah satu tes English. Dalam Science, misalnya, beberapa soal menyuguhkan eksperimen dan investigasi, sehingga anak-anak dilatih perpikir kritis dan mengemukakan alasan atas jawaban mereka. Beberapa soal dirancang untuk melatih kemampuan anak-anak memberi bukti atas jawaban mereka. Dalam beberapa soal Bahasa Inggris, misalnya, ketika anak-anak menjawab soal dari bacaan, mereka masih dituntut untuk menuliskan kalimat dalam bacaan tersebut yang mendukung jawaban mereka.
Bentuk-bentuk soal ini, di satu sisi, membutuhkan kerja ekstra; terutama dalam mempersiapkan anak-anak dan menilai tes mereka; belum lagi memeriksa tulisan mereka. Namun, ini tidak mustahil dilakukan. Untuk Bahasa Inggris, saya biasanya menyimpan tulisan yang dibuat anak-anak selama proses persiapan dan tahun ini saya berencana membukukannya.
Bagaimana dengan bahasa nya? Saya rasa CPC sebenarnya bisa juga dikembangkan dalam versi Bahasa Indonesia, dalam artian bahwa kita perlu mengembangkan sebuah tes yang benar-benar mengekplorasi daya nalar siswa dan bukan sekedar menghafal. Dari CPC misalnya, saya bisa membaca tulisan-tulisan anak-anak yang mungkin akan tidak terekplorasi jika tidak ada tes yang memang dirancang menghasilkan tulisan, padahal anak-anak bisa dan bahkan melebihi ekpektasi kita.
Contoh-contoh lain dari CPC dapat diakses di
http://www.cie.org.uk/programmes-and-qualifications/cambridge-primary/cambridge-primary-checkpoint/support-material/



Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar