Eka Erawati

Guru SMPN 55 Surabaya ...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENEMANI BATITA KALA PANDEMI

MENEMANI BATITA KALA PANDEMI

Selama pandemi covid 19 berlangsung, bukan perkara mudah mengkondisikan anak di bawah usia tiga tahun untuk betah berlama-lama di dalam rumah. Menurut peaget, pakar psikologi perkembangan, usia di bawah tiga tahun berada pada tahap sensorimotor (0-2 tahun) dan pra-opreasional (2-7 tahun).

Tahap sensori motor ditandai dengan mengkoordinasikan pengalaman indra seperti melihat dan mendengar dengan gerakan otot seperti menggapai dan menyentuh. Tahap pra -operasional dibagi dua yakni sub tahap fungsi simbolis (usia 2-4 tahun) dan sub tahap pemikiran intuitif (4-7tahun). Pada sub tahap fungsi simbolis anak mulai terampil menggunakan bahasa dan senang bermain yang bersifat egosentris seperti mencorat-coret tembok rumah dan bermain air dimanapun bertemu sumber air. Dia juga masih mempersepsi benda-benda mati di sekitarnya memiliki kehidupan. Misalnya mengajak boneka dan main-mainan di sekitarnya berbicara.

Kebutuhan bergerak, bermain, dan mengenal benda-benda bisa diberikan dengan berbagai srtategi oleh para orangtua batita. Bagi yang tinggal di desa, tentu sangat mudah menemukan media untuk menunjang tumbuh kembang mereka. Anak-anak dilepas pada area halaman atau kebun untuk bermain tanah, mencorat-coret dengan ranting pohon dan bermain pasir. Saat bermain air ada banyak sumber air sehat yang bisa digunakan seperti sungai, danau, dan sumur.

Namun bagi Batita yang tinggal di lingkungan kota atau pemukiman padat penduduk adalah dilema tersendiri. Apalagi di masa pandemi. Mereka tidak lagi leluasa melepas anak-anak bermain di area-area publik seperti taman bermain, kebun binatang atau play ground pada mall dan pusat-pusat perbelanjaan.

Selama hampir setengah tahun, para batita yang sedang tumbuh kembang ini terbatasi ruang geraknya dikarenakan semakin berkembang luasnya virus corona. Para orangtua perlu banyak strategi untuk membuat mereka tidak bosan di rumah. Berikut beberapa strategi yang bisa dilakukan:

Pertama, sediakan banyak kertas dan pensil warna

kertas ini tidak hanya untuk mencorat-coret, mereka juga punya kebutuhan untuk meremas dan merobek. Adapun pensil warna tak selamanya digunakan di kertas, terkadang dia akan mendarat "cantik" pada tembok-tembok rumah kita.

kedua, Siapkan buku-buku bergambar

Selama pandemj di beberapa mall saya menjumpai para penerbit menyediakan banyak diskon buku-buku anak. Carilah buku-buku bertema fabel atau buku-buku bantal. Buku-buku ini bisa juga dibeli secara on line. Ajak ia bercerita walaupun belum bisa membaca

Ketiga, Siap mental rumah berantakan !!

Pada Batita yang masih egosentris, mereka suka bergerak sesuai kebutuhan naluri motoriknya. Kadang si kecil kami akan mulai memberantakkan isi kulkas jika dia punya ide "cooking class". maka siap-siaplah saat baju, rambut, lantai dapur dan bebagai loyang berlumuran tepung.

Pengalaman memegang dua batita laki-laki beberapa properti dapur yang mudah diserang adalah panci, serok , sarangan, dan suthil. benda-benda ini akan disulap menjadi perlatan tempur perang-perangan. Terkadang kami diberi kejuatan saat akan masak, panci sudah peyok dan suthil sudah patah.

Ke empat , siap mental dengan perang "sibling ravalery"

Bagi yang ber kakak-adik sudah barang tentu ada persaingan untuk memperebutkan barang dan perhatian orang tua. Apalagi jika si batita bersaudara jaraknya berdekatan. Tak jarang mereka bisa sampai adu fisik. Orangtua tetap harus bisa cooling down. Jangan bosa-bosan menyampaikan sounding "hayo saling minta maaf" , "ayo kakak sayang sama adik", "ayo adik berbagi sama kakak", dan kalimat sejenisnya.

Ke lima, sesekali ajak bermain di tempat sepi

Pernah suatu hari dikarenakan sudah pada fase jenuh, kami ajak anak-anak berputar-putar mencari tempat bermain jauh dari keramaian. Di sebuah tempat pinggiran menuju area pegunungan terdapatlah tempat out bond yang lama tidak dipakai karena masa pandemi. Kami mohon izin pada penjaga untuk sekedar melapas anak-anak berlari dan mencoba wahana -wahana out bond sederhana.

Ke enam, berbagi gawai

Tak dipungkiri selama pandemi, hampir setiap hari anak-anak menyaksikan kami memegang gawai seperti HP dan Laptop. Gawai ini tidak bisa dihindari selama aktivitas WFH (work From Home). Wajar jika anak-anak juga penasaran dengan isi gawai kita. Terkadang kami pun harus berbagi waktu. Sesekali gawai ini mereka pinjam untuk melihat berbagai video tayangan anak. Sehingga wajar pada beranda you tube kami akan berisi konten, seperti baby hark, baby bus, coco melon, dan lain sebagainya

Ke tujuh …jangan lewatkan fase golden age

Di sela-sela bermain, menjelang tidur, dan saat santai jangan pernah melupakan bahwa anak batita berada pada masa golden age (usia emas). Meraka mampu menyerap banyak informasi dengan cepat. Mengenalkan doa-doa , surat-surat pendek kitab suci akan lebih mudah. Mereka mudah menirukan jika doa-doa tersebut diberikan dalam bentuk nyanyian atau lagu-lagu.

Dalam konsep pendidikan montesorri usia batita adalah fase dasar membentuk kakater anak. Pendidikan utama yang diberikan adalah keterampilan-keterampilan hidup yang kelak akan terus dipakai hingga dewasa. Seperti keterampilan cara mencuci tangan, memegang sendok, menyisir rambut, dan berbagai keterampilan bina diri yang lain.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ulasannya informatif bu.. terima kasih

22 Sep
Balas

Terimkasih Bpk Iwan. Salam kenal dan salam literasi

22 Sep



search

New Post