Eka Erawati

Guru SMPN 55 Surabaya ...

Selengkapnya
Navigasi Web
PENTINGNYA KONSELING COVID 'CATATAN DARI WISMA ATLET'

PENTINGNYA KONSELING COVID 'CATATAN DARI WISMA ATLET'

Setelah dinyatakan positif covid 19, sahabat saya yang tinggal di Jakarta ini menjalani masa karantina di Wisma Atlet Jakarta. Masa Karantina berlangsung  28 Agustus  hingga  8 September 2020.

Kami para sahabatnya yang hanya bisa terhubung di dunia maya hanya mampu memberi dukungan dari jarak jauh. Mulai dari mengajak zoom bareng dan menitipkan lewat sahabat yang tinggal di Jakarta untuk membawakan berbagai varian makanan, minuman dan suplemen yang menurut referensi para pakar kesehatan bisa menambah imun tubuh. Alhamdulillah dengan semangat sembuhnya yang luar biasa saat ini Dia sudah dinyatakan sembuh.

Melalui izin darinya saya diperkenankan untuk membagikan pengalamannya selama menjalani perawatan di wisma atlet. Semoga bisa bermanfaat untuk banyak orag baik yang sekarang masih merasa sehat atau sedang mengalami masa karantina.

Setelah menjalani krantina dan perawatan di wisma atlet, sahabat saya ini menjalani tamabahan masa isolasi mandiri  dirumah selama tujuh hari. Setelah isolasi mandiri  dinyatakan sembuh hasil swab negatif ct score 00,00

Dia adalah kategori pasien covid Orang Tanpa Gejala (OTG). Berada apada usia produktif 30 tahun an. Yang dirasakan hanya  mudah lelah, nyeri punggung dan sedikit sesak.

Wisma atlet Jakarta  menampung lebih dari  seribu pasien suspek yg rata rata OTG  atau gejala ringan .

Menurut penuturannya , sebenarnya dalam kondisi sekarang virus itu sudah  ada dimana mana, susah sekali dihindari, yangg bisa kita lakukan adalah ikhtiar membentengi diri

 

Benteng pertama: Menjaga Jarak

Berikut cerita lengkapnya

kenapa? virus ini sangat sangat mudah menular, teman saya duluan swab (senin) hasilnya selasa negatif, saya rabu swab keluar hasilnya kamis malam positif, pada kamis bakda maghrib saya dengan teman ini makan bareng, di warung dekat kosan.. sy buatkan sayur jadi kita janjian makan bareng... senin besoknya teman saya swab ulang, hasilnya positif dia pun menyusul ke wisma atlet (masa inkubasi virus 4 hr)”

 

Benteng kedua: masker!

Gunakan masker yg sesuai standar, masker kain menurut pengalamannya  tidak  cukup efektif. Saat itu Dia menggunakan masker kain di bandara (dugaannya  terpapar di bandara saat itu hanya bermasker kain, bukan masker bedah dan tak berface shield, padahal sebelum sebelumnya face shield tdk pernah lepas, face shield nya rusak pada  saat itu).  Jadi menggunakan masker medis yg paling baik. Dia mencontohkan walaupun sudah ber masker (kain)  Dia merasa  menularkan juga pada atasannya di tempat kerja.

“Saat itu beliau minta saya duduk dalam jarak sangat dekat pada sebuah pertemuan karena kami menggunakan 1 laptop yang sama”

 

Benteng ketiga : cuci tangan, namun…..

Menurutnya rajin cuci tangan dengan sabun itu wajib,  namun cara ini tidak cukup, karena dengan  isu airbone maka virus gentayangan masuk ke hidung dan mulut tanpa perantara tangan.

Dia menuturkan  “ seperti contoh saya dengan teman tadi, kami tak bersentuhan tangan, kami cuma makan bareng dan ngobrol, dia ketularan...”

 

lanjutnya.... “jadi selain cuci tangan lakukan kumur-kumur sesering mungkin.  saat di wisma saya baru tau tips ini, Akan  lebih baik menggunakan obat kumur, atau berkumur air dan garam himalaya, serta mencuci hidung/menghirup air ke hidung dan dihempaskan. Seperti praktek wudhu yg benar, sebaiknya ini sering dilakukan diluar waktu berwudhu

 

Benteng ke empat: menjaga daya tahan tubuh!

“Jika benteng 1 sampai dengan tiga 3 bobol, maka jika tubuk kita sedang capek, lelah.. benteng ke empat ini akan bobol dan virus menyerang kita

selain jangan capek, makan teratur dan bergizi, serta banyak minum air”

 

Benteng kelima: yaa perlawanan !!! 

“jika semua pertahanan kita berhasil dibobol si virus maka kita harus melawannya, karena belum ada obatnya maka sepemahaman saya dilawan dengan menguatkan imun kita”

Menurtutnya  soal menaikkan tubuh imun ada banyak cara.  Bisa dengan terapi obat yg dilakukan seperti di wisma atlit (klorokuin dan obat sejenis utk penyakit covid). Menggunakan aneka herbal, terapi kayu putih, susu , madu, garam himalaya, VCO, air kelapa + garam + jeruk nipis, rendaman air kurma, serta habbatusauda (jintan hitam).

“semua saya hajar!  tapi yang paling penting adalah semangat utk sembuh”

“karena terbukti, kemampuan mengelola emosi selama perawatan, dengan happy, optimis dan positif sangat membantu naikin imun”

 

Bagaimana dengan  gejala?

“kami (sekantor) tak ada yg satupun batuk, kami bersuhu tubuh di bawah 36,5

kami tak demam dan tak flu

beberapa rekan dari sahabat saya ini  mengalami diare.  Ada yang  hanya pusing saja, pegal-pegal, sakit kepala, dan rata-rata tidak bisa mencium bau.  Iindra perasanya juga tidak  berfungsi dengan  baik”

 

saya sendiri tdk mengalami gejala apapun kecuali di awal merasa mudah lelah, ngantuk, lapar. saat di wisma atlit, yg saya rasakan cuma pegal dan dada berasa nyut2 kadang di kiri kadan di kanan. hingga pada satu malam, sy terbangun pkl 3 karena punggunh terasa dihantam, nyeri sekali, sakitnya tembus ke dada, dada saya sesak , berat sekali utk bernapas

Saya membaca alfatiha, menenangkan pikiran dan membaluri badan, belakamg telinga, dada, telapak kaki, menghirup kayu putih , dan saking sakitnya saya tidak  tahan, namun pengaruh kayu putih plossa yg panas, saya tertidur. bangun dada terasa berat. Alhamdulillah swab hari ke-8 hasilnya negatif dengan ct 00,00 artinya tak ditemukan lg virus patogen

 

Bagaimana dengan post covid?

beberapa teman mengeluh mudah lelah, saya sendiri mengamini, pasca terserang covid meski dinyatakan sembuh, sy tdk selincah biasanya, meski saya tampak tidak  seperti orang sakit, tapi saya jadi mudah lelah, napas mudah tersengal-sengal, jalan sedikit ngos- ngosan, dan sensasi dada punggung dan dada  nyeri masih terasa

Dia berusaha mencari informasi perawatan pasca terserang covid 19. Namun dari penulusurannya masih sedikit refrensi.

mau googling, bagaimana terapi pasca covid referensinya masih sedikit hampir tdk ada, karena memang penyakit yang baru

 

Bagaima dari aspek  psikis dan sosial?

“beberapa temanku terusirdari ko. Ada yg udah sembuh masih dilarang keluar harus tunggu 14 hr padahal teman sudah  negatif dan sudah menjalani  isolasi mandiri selama  7 hari  sesuai anjuran .

Ada juga nyg dikucilkan keluarganya di kampung

Ada yg dikucilkan oleh RT

belum lagi teman yangg belum sembuh.  mesti dilema menjalani terapi yg bisa menurunkan kesuburan.

belum lg perasaan takut menularkan.  perasaan parno tertular lagi, sedih saat tau kita nularin ke orang dan ikutan positif, tau keluarga juga positif

 makanya di wisma Atlet ada layanan psikologi/konseling”

 

Sahabat saya berpesan: patuhi protokol kesehatan dengan ketat serta meningkatkan imunitas tubuh ita, jangan lupa tetap mengedukasi orang- orang sekitar kita pentingnya menerapkan protokol kesehatan sebagai bentuk kepedulian kita.

 

Pentingnya layanan Konseling pada pasien Covid 19

Melihat testimoni sahabat saya di atas, maka bisa disimpulkan selain terapi medis, layanan yang sangat dibutuhkan adalah layanan konseling  baik dari para psikolog atau konselor.

 Asosiasi profesi seperti Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia) kiranya bisa ikut serta bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengambil peran terdepan dalam penanganan covid 19  di negara kita. Ketika para Dokter sudah berjibaku dengan layanan medis para psikolog dan konselor bisa membantu pada pnyembuhan aspek psikis. Mulai dari bagaimana mengelola emosi, berpikir postif, membangun rasa optimis, bersikap terbuka dan lain sebagainya.

 

pelayanan terintegrasi ini mungkin belum diterapkan di semua daerah di Indonesia. Rata-rata energinya masih terpusat pada pelayanan medis  yang bersifat darurat. Konsentrasi pada penyembuhan fisik saja tidak cukup. Dukungan sosial sahabat , keluarga dan penguatan aspek psikis pasien sangat penting  untuk mempercepat pemulihan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan informatif, bermanfaat. Sukses selalu. Salam literasi

20 Sep
Balas

Terimkasih Pak Dede. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua

20 Sep
Balas

Informasi yang bermanfaat terima kasih Pak De salam Literasi

20 Sep
Balas



search

New Post