DESA MENGGAMAT (KLUET uTARA), DESA KKN
DESA MENGGAMAT (KLUET UTARA)
(Desa KKN)
Bagian ke 7
(tantangan hari ke 19)
Sejenak melupakan hal-hal dan cerita-cerita yang menyeramkan dan membuat tidak nyaman ketika di desa.
Pulang kembali ke desa tidak boleh lewat dari jam lima sore, jika pulang lewat waktu mobil angkutan yang kembali ke desa maka konsekuensinya harus bermalam di kecamatan.
Untuk bermalam di kecamatan kami harus numpang tidur di rumah penduduk yang kami kenal dan sebisa mungkin harus ada utusan ke desa untuk menyampaikan bahwa kami tidak bisa pulang karena memang tidak ada transportasi lagi untuk naik ke desa.
Hari berganti hari dan minggu berganti minggu tidak terasa sudah banyak program desa yang kami selesaikan.
Tepatnya kapan tahu-tahu Zahra sudah berkenalan dengan sosok yang dilihat pertama kali kedai kopi dan selanjutnya kelihatan lagi di kecamatan, yang di mata Zahra enak dilihat.
Kalau tidak salah teman satu kelompok Zahra yang mengenalkan. Teman itu bernama , Fahri, kuliah di fakultas kedokteran. Fahri yang mengenalkan Zahra pada sosok lelaki itu yang ternyata bernama Edo.
Entah kapan pastinya tahu-tahu Zahra sudah sangat dekat dengan Edo, Edo yang beda desa dengan Zahra sering berkunjung ke desa Menggamat….untuk sekedar jalan-jalan sambil bertemu dengan Zahra.
Taman bunga dihati Zahra seolah bermekaran dengan bunganya yang warna warni, ada rasa yang sangat menyenangkan yang dirasakan oleh Zahra. Melihat Edo tersenyum dan menyapanya,….amboi rasanya….Zahra lupa dengan penderitaannya selama berada di desa Menggamat.
Entah kenapa ada perasaan mengapa waktu begitu cepat berlalu ??? Padahal sebelum mengenal Edo….Zahra merasa waktu berjalan lambat dan hidupnya monoton selama di Menggamat.
“Sungguh Allah Maha membolak balikkan hati manusia”, hanya dengan menghadirkan mahluk ciptaannya yang sempurna (karena memang manusia adalah mahluk yang sempurna), sudah bisa merubah suasana hatiku,.….bathin Zahra.
Hari-hari selanjutnya adalah hari-hari yang sangat indah dirasakan oleh Zahra, selesai mengerjakan program di desa, Zahra bersama kelompoknya dan tentu saja Edo ikut serta. berjalan-jalan ke kebun jeruk. Di kebun itu kami boleh makan jeruk sepuasnya sambil menikmati udara dan suasana di kebun yang sangat nyaman. Jika ingin dibawa pulang, baru jeruk ditimbang dan tentu saja harus membayar.
Kami jalan berenam tetapi hanya perasaan Zahra dan Edo yang berbunga-bunga, Zahra bisa pastikan itu. Betul kata orang jika perasaan kita senang maka apapun yang kita kerjakan akan terasa indah dalam situasi apapun.
Ternyata Zahra terjebak juga dengan yang namanya “cinta lokasi” , sengaja atau tidak suasana yang jauh dari pusat kota, jauh dari keluarga dan orang-orang yang kita sayangi, desa yang terisolir dan frekuensi pertemuan yang lumayan sering menjadikan pandangan mata tidak lagi objektif. Semuanya terlihat indah dan menyenangkan.
Jika tiba waktunya harus pulang ke desa setelah pertemuan di kecamatan, itu adalah waktu yang tidak duharapkan oleh Zahra. Ada rasa yang tertinggal jika harus berpisah dengan Edo.
“Padahal aku bukan tipe orang yang sok romantis, bukan juga tipe perempuan yang suka berlebihan mengagumi seseorang. Tapi entahlah, ….semua itu diluar kendali aku sebagai manusia”,….bisik hati Zahra.
Bersambung….
#tantangan menulis MG hr ke 19#
#tangtangan menulis MG 30 hari#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar