Eka Karyanti, ST

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kumpulan Cerpen Si Buah Hati Si Penculik

Kumpulan Cerpen Si Buah Hati Si Penculik

                                                                    

                                                                        Si penculik

 

Di kaki Gunung Salak ada sebuah desa bernama Desa Kemuning. Di desa itu hiduplah seekor  musang yang suka menculik anak ayam. Pada suatu hari dimalam yang gelap dan mendung  musang ingin menculik  anak ayam Ibu Maya. Ibu Maya adalah induk ayam yang tinggal di Desa Kemuning juga.

Desa Kemuning terkenal subur akan hasil panen padinya. Sehingga Ibu Maya dan anak-anaknya berbadan gemuk dari hasil memakan sisa-sisa padi di sawah.

Anak Ibu Maya berjumlah 3 ekor, dua yang betina namanya adalah Nani, berbulu kuning kecoklatan, Kemudian Nuni berbulu merah campur putih kekuningan,  dan yang jantan adalah Kiki berbulu hitam kemerahan serta berbadan tinggi besar.

Sedari siang hari musang sudah mengincar anak ayam yang akan diculiknya adalah Nuni. Hari sudah mulai gelap musangpun berangkat untuk melaksanakan niat jahatnya tersebut yaitu menculik anak ayam yang bernama Nuni.

Dengan mengendap-endap di dekat kandang ayam yang tidak beratap dan hanya dipagari bambu yang mempunyai celah-celah,  musang itu berhasil masuk ke kandang dan menculik serta menggigit leher  Nuni dan  memakannya.

Keesokan harinya induk ayam pun bangun dan menyadari anak nya yang bernama Nuni telah hilang.  Induk ayam tidak tahu dimana keberadaan Nuni, karena suara ribut-ribut yang ditimbulkan oleh Ibu Maya, maka Nani dan Kiki pun terbangun dan mencari adiknya ke tempat-tempat biasanya mereka bermain.

 Kikipun bertanya kepada ibunya, “ibu dimana Nuni?”

“Apakah ibu sudah menemukan Nuni?” , Kiki bertanya terus karena belum dijawab oleh ibunya.

“Nuni telah hilang Kiki, “sahut Ibu Maya dengan suara parau dan hati yang sedih.

Kiki dan Nani kaget dan bertanya lagi kepada ibunya, “kenapa Nuni bisa hilang bu?”

            “Dan kapan hilangnya? “, tanya Nani

“Ibu tidak tahu Kiki,…Nani,”

 Siang hari setelah kejadian itu Kiki dan Nani minta izin untuk bermain, ibu mengizinkan nya. Tapi ibu berpesan, ”kalian harus berhati-hati ya, dan jangan bermain jauh-jauh.”

“Iya bu, “ucap Kiki dan Nani sambil pergi berlalu. Saat bermain Nani lapar dan Kiki pun mencari makan sisa-sisa padi di sawah  untuk Nani .

Disaat kembali Kiki sudah tidak melihat Nani lagi. Musang itu telah menculik Nani. Kiki langsung pulang ke rumah.

Dengan napas terengah-engah sesampainya di rumah Kiki melapor kepada ibunya,

“ “Nani hilang bu, ucap Kiki dengan sedih.

“Bagaimana Nani bisa hilang? “

“Bukankah Nani bermain bersamamu, “tanya Ibu Maya yang semakin panik dan sedih karena sudah kehilangan kedua anak kesayangannya.

Malam-malam berikutnya Ibu Maya lebih berjaga-jaga bila malam tiba. Musang si penculik merencanakan kembali akan menculik dan memakan Kiki sebagai anak ayam yang terakhir.

 Karena siang hari kelelahan mencari makan di sawah, malamnya induk ayam dan anaknya tertidur pulas sekali. Sementara di luar kandang ayam,  musang sudah berjalan mengendap-endap  menuju kandang ayam.

Sesampainya musang di depan kadang ayam, musang melihat ke kiri dan ke kanan. Ia takut kalau ada yang mengetahui keberadaanya.

Entah bagaimana caranya tahu-tahu Kiki si anak ayam sudah dimakan oleh musang, Saat musang mengangkat dan hendak membawa pergi anak ayam itu, musang terpeleset dan menimbulkan suara gaduh.

 Induk ayam pun mengintip tapi ketika induk ayam melihat musang menculik Kiki,  induk ayam tidak sempat  menyelamatkan Kiki, karena musang berlari kencang sekali.

Keesokan harinya pagi-pagi sekali Ibu Maya, memanggil ayam-ayam yang lain dan para bebek  untuk datang ke rumah musang. Ketika sampai di rumah musang, para ayam dan bebek berteriak memanggil musang. Musangpun keluar dari rumah nya dan ia bertanya,

“Ada apa kalian kesini, “tanya musang terlihat santai sambil mendekati mereka semua. Ibu Maya menunjukkan rasa marahnya yang amat sangat, karena sudah kehilangan ketiga anaknya

Musang yang kaget melihat Ibu Maya, langsung lemas dan  terjatuh, para ayam terutama ayam jantan mulai marah dan mendekati musang si penculik.

Ayam-ayam itu dan para bebek mematuki tubuh musang beramai-ramai, sampai tubuhnya luka dan berdarah-darah. Musang merasa kesakitan. ia meminta maaf kepada ibu Maya.

Ibu Maya tidak mau memaafkan musang, lalu Ibu Maya berkata, “musang kamu meminta maaf kepada ku,  sudah terlambat,…musang. Ketiga anakku tidak akan bisa kembali lagi.”

Lalu musang pun pergi dan tidak pernah terlihat lagi di Desa Kemuning. Induk ayam pun kembali bertelur dengan aman tidak ada yang menculik satu pun anak ayam yang ada di desa Kemuning.

Para induk ayam itu hidup dengan keceriaan, tidak ada lagi kesedihan dan ke khawatiran

di desa Kemuning.

 

Pesan Moral: Kita tidak boleh mengambil sesuatu yang bukan milik kita.

 

#tantangan menulis hari ke 63#

#tantangan menulis MG 90 hari#

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantul bu Eka

22 Mar
Balas

Nama-namanya lucu kayak dekat banget sama anak-anak..semangat nulisnya ya salam literasi

23 Mar
Balas



search

New Post