Live Event Covid19 Merenungi Kisah Nabi Ayyub AS
Wabah Covid19 telah merajalela, menyebar hampir ke seluruh dunia. Membuat panik semua orang dari mulai kepala negara, kepala daerah, pejabat pemerintahan sampai warga biasa.
Upaya-upaya untuk meminimalisir persebarannya dilakukan. Dari mulai menjaga kesehatan diri sendiri, menggunakan rempah-rempah tradisional, dan menghimbau anak-anak sekolah, dan pegawai negeri sipil untuk belajar dan bekerja dari rumah.
Diharapkan agar tidak terjadi kontak phisik dengan orang-orang dan dapat meredam persebaran Covid19.
Empat belas hari adalah waktu yang akan diujicobakan untuk melihat dan memetakan daerah-daerah mana saja yang berpotensi untuk menjadi daerah endemic Covid19.
Dua minggu “dirumahkan” mungkin kita bisa keluar dari logika berpikir yang hanya memikirkan kepentingan duniawi. Seperti memborong makanan dan menimbunnya di rumah, sehingga dapat mengganggu stabilitas perekonomian.
Disini saya akan mengajak kita semua untuk merenung dan mengingat satu kisah tentang Nabi Ayyub AS.
Menjadi seorang yang berharta banyak tidak menjadikan Nabi Ayyub sombong dan takabur. Ia juga anak yang banyak pula, sehingga lengkaplah kehidupan duniawinya.
Nabi Ayyub senang membantu para janda, dan orang miskin. Ia tidak pernah mengeluh terhadap cobaan yang datang bertubi-tubi. Begitu juga tidak lupa mengucap syukur kepada Allah ketika mendapat kenikmatan.
Karena kesabarannya dalam menghadapi segala persoalan, maka iblis jadi iri hati. Ia ingin untuk menggoda Ayyub. Allah mengabulkan permintaan iblis karena Allah tahu bahwa hambanya yang bernama Ayyub tidak pernah melupakanNya meskipun dalam keadaan sulit.
Allah ingin menunjukkan kalua Ayyub adalah utusan-Nya yang sangat sabar. Mula-mula Allah menguji Ayyub dengan kemiskinan, nabi Ayyub tidak pernah mengeluh sedikitpun hartanya ludes, Ia tetap bertakwa.
Tidak berapa lama Allah mencoba dengan mematikan semua anak nabi Ayyub. Karena iblis masih penasaran dan belum percaya dengan firman Allah yang menerangkan tentang kesabaran nabi Ayyub.
Iblis belum puas dengan segala godaan itu, maka iblis meminta kepada Allah agar memberi cobaan berupa penyakit yang menimpa nabi Ayyub. Penyakit itu berupa penyakit kulit seperti kudis dan termasuk penyakit yang berbahaya.
Singkat cerita dengan segala penderitaannya nabi Ayyub tetap bertakwa kepada Allah SWT. Selama bertahun-tahun nabi Ayyub menderita, selama itu pula Ia tidak pernah durhaka kepada Allah bahkan semakin meningkatkan ketakwaannnya.
Nabi Ayyub berdoa agar disembuhkan dari penyakitnya. Doa itupun dikabulkan oleh Allah yang tertera dalam Al-Quran surat Al Anbiyaa’ ayat 83:
Artinya: Ingatlah kisah nabi Ayyub AS. Ketika berdoa kepada Tuhannya seraya berkata:
“ Ya Tuhanku! Saya telah ditimpa kemelaratan dan Engkaulah yang lebih Pngasih
dari segala yang Pengasih.” (Al Anbiyaa’: 83)
Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit
yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya, dan Kami lipat gandakan
bilangan mereka, sebagai rahmat dari sisi Kami dan sebagai peringatan bagi
semua yang menyembah Allah. (Al Anbiyaa’:84)
Semoga Allah tidak menimpakan kepada kita cobaan seberat nabi Ayyub. Saya yakin keimanan kita tidak sekuat nabi Ayyub, dan ketakwaan kita kepada Allah tidaklah sebesar nabi Ayyub.
Hanya berserah diri dan berdoa semoga Allah cepat mencabut wabah Covid19 dari permukaan bumi ini. Adalah sesuatu yang mudah dan tidak sulit bagi Allah jika Ia menghendaki.
“Kun fayakun,” semuanya menjadi sangat mudah bagi Allah. Semoga Allah hanya mencobakan kita sebentar saja akan wabah penyakit ini.
Semoga Allah hanya ingin menegur hambaNya dengan cara-Nya, Wallahu a’lam bish-shawabi.
#tantangan menulis hari ke 56#
#tantangan menulis MG 60 hari#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantul bu Eka.