Eka Karyanti, ST

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Muridku Finalis Puteri Indonesia

“Buka handphone, ku lihat ada beberapa whatsap (wa) yang masuk,” siang ini aku mendapat wa dari seseorang, sudah cukup lama kami tidak berkomunikasi karena memang tidak ada yang perlu dibicarakan. Tetapi silaturahim tetap terjaga.

Wa yang kuterima dari Ibu Lidya,yang mengirimkan sebuah link untuk vote pemilihan Puteri Indonesia. Kiranya anaknya yang bernama Amelia Nurmawati sedang mengikuti ajang pemilihan Puteri Indonesia.

Beliau minta dukungan untuk anaknya dengan cara memvote link ajang pemilihan Puteri Indonesia dan mensharenya kepada teman-temanku.

Aku terharu bercampur bangga, Amelia Nurmawati yang aku kenal beberapa tahun yang lalu telah berhasil mencapai bagian dari kesuksesannya yaitu menjadi finalis Puteri Indonesia.

Beberapa tahun silam saat itu aku masih menjadi guru honor, ada tawaran untuk mengajar les IPA, tanpa pikir panjang aku mengiyakan saja. Kebetulan rumah yang akan aku datangi tidak terlalu jauh dari tempat aku mengajar.

Selain bisa untuk tambahan penghasilan, memberikan les juga menjadi sarana belajar buat aku. Aku akan dipaksa untuk mengerjakan soal-soal dan memberikan solusi yang benar.

Hampir dua setengah tahun aku menjadi guru les IPA, seorang gadis manis bernama Amelia Nurmawati.

Amelia Nurmawati, sosok gadis SMP yang cukup manis. Dengan tingginya yang proporsional sejak SMP sudah terpancar aura kecantikannya, manis dan sederhana.

Amelia Nurmawati yang aku kenal bukan seorang gadis yang terlalu serius dalam belajar, tetapi kemauan belajarnya tinggi jika sudah duduk di meja dengan buku-buku pelajarannya.

Dengan kondisi orang tua yang sibuk, ayahnya seorang TNI Angkatan Darat dengan pangkat yang lumayan tinggi dan ibunya walaupun tidak bekerja tetapi cukup sibuk mengikuti kegiatan di luar rumah.

Berdua dengan adiknya yang juga perempuan Amelia Nurmawati, dalam kesehariannya sering tidak didampingi oleh orang tuanya di rumah . Tetapi setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya sesibuk apapun mereka.

Maka jadilahnya Ibu Lidya memanggil beberapa guru les untuk mendampingi anaknya belajar di rumah. Selain itu faktor keamanan juga menjadi pertimbangan orang tuanya, agar anak-anak perempuannya tidak pergi belajar keluar rumah.

Dalam sehari terkadang ada 2-3 mata pelajaran yang harus dileskan. Misalkan matematika 2 jam, setelah itu IPA 2 jam lanjut lagi bahasa inggris 2 jam. Mulai les jam 13.30 terkadang sampai Magrib bahkan Isya.

Walaupun tidak terlalu efektif waktu interaksi antara murid dengan guru lesnya, tapi kemauan untuk belajar Amelia patut diacungi jempol.

Hari-hari dalam perjalanan memberikan les tidak selalu mulus. Maklum saja tingkah laku anak SMP terkadang membuat kesal, dan terkadang juga lucu. Les dengan waktu 2 jam kadang kami selingi dengan canda tawa, cerita cinta anak SMP, dan bermain teka-teki.

Hubungan kami lebih mirip seperti kakak tertua dengan adiknya yang kecil, ketimbang guru dengan muridnya.

Ini rahasia antara aku dan Amel, begitu gadis itu biasanya disapa. Waktu itu sedang trend handphone Black Beri, layar monitor Black Beri Amel pecah dan Amel ketakutan akan kena marah mamanya.

Amel punya ide untuk mengganti kacanya dan harganya sudah diketahui Rp. 800.000,- Amel memecahkan celengannya dan memperbaiki Black Beri-nya, sebelum mamanya pulang.

Jadilah hari itu saya tidak mengajar les dan hanya berdiam diri di kamar tidur Amel dan tidak boleh keluar. Sementara Amel pergi untuk memperbaiki BB-nya.

Terkadang sewaktu les Amel memakai high-heels milik mamanya sambil berjalan berlenggak lenggok, yang pada akhirnya high-heels tersebut patah.

Lain waktu lagi karena kami belajar di meja makan dan dekat meja makan ada wastafel, entah apa alasannya Amelia tiba-tiba aja membahasi kepala dan rambutnya di wastafel dan keramas. Mungkin kepalanya panas karena kebanyakan les,….kali yaaa….ha…ha…ha.

Kalau mengingat potongan-potongan ceritaku waktu memberikan pelajaran IPA kepada Amel semasa SMP, sekarang ini menjadi kenangan yang indah.

Lulus SMP dengan nilai yang cukup bagus membuat Amel diterima di sebuah SMA unggulan.

Tiga tahun kemudian Amel di terima di sebuah perguruan tinggi negeri dan mengambil jurusan ekonomi internasional.

Dari kampusnya Amel mendapat kesempatan untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke Cekoslowakia selama 1,5 bulan.

Sungguh suatu prestasi yang membuat bangga kedua orang tuanya dan orang-orang yang pernah mengenalnya.

“Proses tidak pernah mengkhianati hasil,” benar adanya.a

Meskipun sebagai gurunya perjalanan langkahku tidak secepat dan secemerlang Amel, tapi akupun tidak pernah berhenti untuk menggrow-up diriku agar tidak tertinggal jauh dari murid-muridku.

Congratulation Amel, semoga dewi fortuna berpihak padamu dan kamu bisa menjadi juara di ajang pemilihan Puteri Indonesia. Selamat dan sukses selalu.

Salam sayang selalu dari Ibu Eka…

#tantangan menulis hari ke 41#

#tantangan menulis MG 60 hari#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

terima ksh bunda,...

01 Mar
Balas

terima ksh bunda,...

01 Mar
Balas

terima ksh bunda,...

01 Mar
Balas

terima ksh bunda,...

01 Mar
Balas

terima ksh bunda,...

01 Mar
Balas

terima ksh bunda,...

01 Mar
Balas

Senangnya bila ada ada murid yang masih ingst dengan kita ya bu. Selamat buat muridnya ya bu

29 Feb
Balas



search

New Post