Eka Karyanti, ST

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

NEGERI PARA DEWA

NEGERI PARA DEWA

Bagian ke 3

(tantangan menulis hari ke 22)

Sebelumnya jalan Tol Cipali identik dengan kengerian dikarenakan seringnya terjadi lakalantas di jalan tol tersebut. Disinyalir 84,5 persen kecelakaan di tol Cipali disebabkan oleh faktor manusia, didominasi aspek kelelahan pengendara disusul kondisi kendaraan yang tidak prima.

Panjangnya jalan yang mulus serta lengang karena belum banyak kendaraan yang menggunakan jalan Tol Trans Jawa memang bisa melenakan si pengemudi mobil.

Dari pihak layanan jalan tol sudah mengantisipasi dengan disediakannya rest area setiap

5 km sepanjang perjalanan.

Di rest area pengguna jalan baik itu pengemudi dan penumpangnya bisa beristirahat. Ada banyak warung-warung makan, restaurant siap saji di rest area. Pengguna kendaraan dapat makan/minum, ke toilet, sholat dan sedekar meluruskan pinggang menghilangkan kantuk sejenak.

Setelah rasakan cukup fit lagi untuk mengemudi kendaraan maka perjalanan bisa dilanjutkan.

Begitulah sepanjang jalan dari Bekasi menuju Bali kami beberapa kali berhenti di rest area. Di jalan Tol Trans Jawa mobil yang kami tumpangi dipacu dengan kecepatan tinggi, aku lirik jarum speedometer kadang-kadang menunjukan angka diatas 100/km sampai 140/km.

Dengan tidak lupa banyak-banyak berdoa meminta perlindungan Yang Maha Kuasa, sensani balap mobil bisa aku rasakan sepanjang jalan Tol Trans Jawa.

Tahun lalu jalan Tol Trans Jawa berujung pada dua cabang, satu cabang memasuki wilayah Probolinggo dan cabang satunya lagi tertulis Banyuwangi.

Pada cabang jalan Banyuwangi ruas jalan tolnya masih belum dibuka. Kondisi jalan sudah bagus hanya memang belum dipergunakan.

Terpaksalah kami keluar Tol Trans Jawa mengambil jalur Probolinggo untuk lewat jalan dalam kota menuju Banyuwangi.

Karena sebenarnya yang dituju adalah pelabuhan penyeberangan kapal feri Ketapang (Banyuwangi)-Gilimanuk (Bali).

Dari Bekasi menuju Bali sepanjang perjalanan tidak lepas dari yang namanya GPS (Global Positioning System).

Dengan bantuan GPS maka dapat diperkirakan arah dan jarak tempuh menuju suatu tempat atau daerah tujuan.

Ingin segera sampai ke tujuan utama yaitu Bali maka kami lanjutkan terus, tanpa istirahat kalau badan tidak lelah dan mata tidak mengantuk.

Melewati jalanan yang panjang diwaktu malam di daerah yang belum kita kenal membuat kita akan memperhatikan setiap detail jalan yang kita lewati.

Di kilometer sekian dari kota Probolinggo ada Unit Pembangkit Paiton (terbesar di Asia Tenggara), terletak di kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur dengan kapasitas lisrtik 800 KW. Unit Pembangkit Listrik ini difungsikan menghandel listrik di Pulau Jawa dan Bali.

Menyusuri jalan dalam kota Probolinggo tidak semulus dan secepat jalan tol. Banyak hambatan berupa jalan-jalan berlobang, perbaikan jalan dan sebagainya.

Mendekati tengah malam mobil yang kami tumpangi masih terus jalan menyusuri jalan yang sepi ditemani satu atau dua truk dan bus angkutan luar kota. Mobil-mobil pribadi sudah jarang atau hampir tidak ada yang lalu lalang di jalan.

#tantangan menulis hari ke 22#

#tantangan menulis MG 30 hari#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap terimakasih infonya, semoga selalu sehat

11 Feb
Balas

Mksh bunda ....

25 Feb
Balas



search

New Post