EKA NURBULAN

Guru di SDN 10 Panai Hulu, Labuhanbatu, Sumatera Utara. Hobi menulis, membaca, dan menggambar. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku Mencintaimu Dalam Diam (Part 3)

Aku Mencintaimu Dalam Diam (Part 3)

#Hari ke-4

#Tantangan GuruSiana

“Mia, cepat,” Indri menarikku ketika mobil pick up berhenti. Kami yang asyik berjalan menuju kolam renang kegirangan. Rijal menghentikan sebuah pick up untuk mengantar kami dengan gratis, BM kami menyebutnya. Bergegas kami naik pick up. Aku dengan cekatan melompat naik, kemudian menarik Indri ke atas bak. Mobil mulai berjalan perlahan, ketika sebuah suara…..

“Stop, ikutttt.” Dodi berteriak di tepi jalan sambil melambai-lambaikan tangan. Teman-teman memukul kepala mobil agar berhenti. Dia berusaha naik dari belakang, aku yang duduk di bak paling belakang mengulurkan tangan membantunya naik. Tangan hitamku dan tangan putihnya bersentuhan, ada rasa yang membuatlku tersentak, aliran listrik kehangatan menjalar ke hatiku. Dengan cepat aku melepas tangan tersebut. Untung saja kulitku tidak putih, sehingga wajahku yang memerah tidak akan terlihat. Deburan itu kian berkecamuk di dadaku.

“Terima kasih,” ujarnya setelah duduk di sampingku. Aku mengangguk. Lalu merangkul Indri yang tersenyum-senyum di sebelahku. Aku mendelikkan mata, Indri malah tertawa. Dodo terlihat bingung, tapi dia diam saja. Ia termasuk cowok tipe pendiam, bicara seperlunya.

“Kenapa?” tanya Rijal melihat kami tertawa.

“Ini loh, Mia tidak bawa baju renang,” sahut Indri sekenanya.

“Gampang kalau dia, pakai kaos dalam saja, tak masalah.” sahut Rijal sambil tertawa diikuti tawa teman-teman yang lainnya. Aku mengepalkan tinjuku ke arahnya.

“Ampun teh, ampun, ..” ujarnya semakin meledekku. Akupun ikut tertawa, melirik dia di sebelahku. Ia menahan senyumnya. Ahhh pesonanya begitu memikatku. Semoga mobil berjalan lambat sampai tujuan, bathinku.

“Turun, turun, hey sudah sampe … mau nginap di mobil apa!” teriak Deni mengangetkanku sambil meloncat turun. Bergegas aku meloncat turun dari bak mobil. Tetapi malangnya, kakiku mendarat di sebuah batu sehingga aku hampir terjerembab, Ups seseorang menangkapku dari belakang, menahan tubuhku yang akan terjatuh. aku menoleh ke belakang dan hampir menanbrak wajahnya. Dodi tersenyum sambil mendorongku untuk berdiri tegak. Aku hanya mampu terpaku seperti biasanya. walaupun dadaku terus berdebar aneh.

"Asyikkk!" teriak Deni melihat kearah kami. aku mendelik kesal dan mengejarnya. Ia berlari menuju pintu masuk kolam renang sambil tertawa-tawa. Aku mengepalkan tinju ke arahnya.

“Terima kasih Pak Sopir,” teriak kami berbarengan sambil melambai pada Pak Sopir.

***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post