Derap Guru Penggerak, Berliterasi Tanpa Menggurui

Berliterasi dengan sepenuh hati, menghujam ke ibu pertiwi, membumi ke seluruh pelosok negeri, bersama berjalan dan berlari, bukan saling mendahului, tapi saling berbagi. Derap guru penggerak berliterasi untuk memotivasi dan mengapresiasi, agar tumbuh rasa percaya diri, bukan malah mencaci – maki, apalagi untuk menngadili. Meski kadang jalan terjal dan mendaki, banyak halangan yang dihadapi, tapi tetap bertekad sekuat hati.

Derap guru penggerak dalam berliterasi tidak semudah membalik telapak tangan seperti baki. Tapi butuh proses dan perjuangan panjang, sehingga didapat keiklhasan yang hakiki. Derap langakah guru penggerak dalam berliterasi tidak sekedar menggurui dengan cara memerintah untuk selalu dipatuhi oleh para peserta didik serta teman sendiri.

Derap Langkah guru penggerak dalam berliterasi, harus terus dijunjung tinggi, untuk menggapai cita – cita yang diingini. Meski kadang literasi seperti mati suri. Mari buka lagi buku – buku di dalam lemari yang pernah rapat terkunci. Derap Langkah guru penggerak harus siap sakit hati dengan semua kemungkinan yang akan terjadi. Mungkin banyak yang akan iri dan dengki, atas capaian semua prestasi. Terutama saat berbenturan dengan birokrasi.

Jika mengininkan literasi membumi sampai keseluruh pelosok negeri, maka butuh kerja nyata dan riil dari hal – hal yang kecil. Butuh aktuallisasi diri. Jika kita memerintahkan peserta didik untuk berliterasi, lalu bagaimana dengan diri sendiri?, apakah sudah memberi tauladan yang pasti?. Bukan sekedar omong kosong dan basa – basi, perintah sana – sini dengan penuh ambisi. Sementara tak pernah koreksi diri.

Derap langkah guru penggerak literasi selalu mengambil kesempatan yang tersaji, bukan malah memungkiri serta mengingkari, apalagi lari pergi untuk menjauhi. Derap langkah guru berliterasi selalu menunjukkan diri, bukan karena sekedar eksistensi apalagi cari sensasi. Tapi ingin berkontribusi demi lahirnya tiap – tiap generasi yang mumpuni.

Meski tak banyak dukungan pada guru penggerak literasi, tapi diri ini mencoba untuk sedikti memberi, berusaha berbagi, bukan malah beralibi. Meski kadang langkah kaki harus tertatih dan merintih ditengah deru sakit dan perih di dalam hati. Namun tak menyirnakan langkah untuk mencari inovasi dan berusaha menginspirasi.

Meski kadang mereka tak kan pernah mengerti apa yang kau alami. Yakinlah suatu hari nanti, mereka akan bersorak menyelamati jika kita sampai ke tahap yang tertinggi. Bukan bermaksud untuk menyombongkan diri. Menganggap lebih dari rekan kerja lainnya yang kadang diam – diam mengkhianati.

Meski sebenarnya diri ini bukanlah salah satu tim penggerak literasi sekolah. Namun kita semua punya andil yang besar untuk mesukseskan Gerakan Literasi Sekolah. Peserta didik mulai banyak yang berkeluh kesah, jenuh jika selalu diperintah. Mereka jengah dan Lelah, karena hasil perkerjaannya dinilaipun tak pernah. Mari bersama – sama melangkah, bukan malah berpasrah pada keadaan yang makin lama bisa – bisa makin parah.

Derap Langkah guru penggerak, melangkah meski harus merangkak untuk menanjak. Sehingga tetap dapat tegap berdiri tegak berada di puncak.

PROFIL PENULIS

Perempuan bernama lengkap Eka Nurul Hidayati ini lahir pada 15 Januari 1985 di Kabupaten Batang. Ia alumnus dari Universitas Negeri Yogyakarta jurusan pendidikan Geografi (2002 – 2007). Kini ia mengabdi sebagai guru geografi di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten Jepara sejak 2009.

Selain aktif mengajar, dia juga aktif sebagai Bendahara MGMP Geografi di kabupaten Jepara. Karya Perdananya berjudul Mari MengedukASI (Media Guru Indonesia; Oktober 2019). Artikel Ilmiah Populer berjudul Smart Card Tingkatkan Hasil Belajar Materi Lithosfer (Jateng POS, 19 Februari 2020) Ia bisa dihubungi di [email protected], add atau follow di facebook : [email protected] atau Eka Nurul, Instalgram : @neka.calceka. No Hp/WA 081328266784