Jam Pelajaran Tambahan Masihkah Dibutuhkan?
#TantanganGurusiana
#Day28
Jam Pelajaran Tambahan Masihkah Dibutuhkan?
Saat semester genap berlangsung maka segala persiapan pelaksanaan ujian dari tingkat SD sampai SMA dilakukan, mulai dari input data siswa untuk mengikuti ujian, pembenahan administrasi sekolah dan siswa, sampai tambahan jam pelajaran atau les. Setiap sekolah pasti menginginkan hasil terbaik yang diperoleh untuk peserta didik baik dalam bidang akademik maupun non – akademik. Terkait dengan tambahan jam pelajaran atau les, sekolah berupaya untuk memberikan pelayanan prima untuk peserta didik dengan harapan hasil akademik yang diperoleh cukup memuaskan.
Di tingkat SMA mata pelajaran yang diujikan ada mata pelajaran wajib dan mata pelajaran peminatan sesuai dengan pilihan dari peserta didik. Sejak kurang lebih sekitar tiga sampai empat tahun yang lalu pemerintah mengubah sistem UNBK untuk mata pelajaran peminatan di SMA. Peserta didik hanya memilih satu mata pelajaran peminatan saja diantara tiga mata pelajaran pilihan. Sehingga total mata ujian yang dilakukan oleh peserta didik hanya empat mata pelajaran saja.
Saat akhir semester satu dan memasuki awal semester genap, tidak hanya peserta didik saja yang galau menghadapi ujian yang kian dekat. Para guru mata pelajaran yang akan diujikan pun biasanya sudah bersiap – siap untuk menghadapi kesibukan mendampingi dan membimbing peserta didik. Para guru bersiap untuk memberikan tambahan pelajaran atau les sesuai dengan permintaan dari sekolah. Namun sayangnya kadang tambahan pelajaran tidak seindah bayangan yang ada. Kenyataan di lapangan kadang tidak sesuai dengan harapan. Harapannya semua peserta didik tunduk dan patuh pada aturan yang telah ditetapkan. Harapannya peserta didik mengikuti semua jam tambahan pelajaran sesuai dengan jadwal yang telah diedarkan.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa animo peserta didik untuk mengikuti tambahan jam pelajaran mulai berkurang. Mereka mungkin sudah terlalu lelah dengan kegiatan di sekolah yang lumayan menyita waktu dari pagi sampai sore hari. Sementara tambahan jam pelajaran diberikan di pagi hari sebelum KBM ataupun sore hari setelah KBM. Peserta didik sudah sangat capek dijejali dengan berbagai macam materi pelajaran. Terkadang materi pelajaran yang diberikan dari guru tidak ada yang masuk dalam otak mereka karena faktor kelelahan fisik.
Selain factor kelelahan fisik, pendapat para peserta didik yang cenderung menyepelekan tambahan pelajaran tidak terlalu berguna, karena adanya stigma yang mengatakan bahwa mereka pasti akan LULUS dari sekolah, nilai ujian tidak terlalu begitu berpengaruh pada kelulusan mereka. Adanya pendapat bahwa “Toh pasti saya akan LULUS” meskipun tidak ikut les. Seolah - olah guru yang lebih membutuhkan jam tambahan pelajaran dibandingkan dengan siswa. Selain itu bagi peserta didik yang tidak terlalu begitu berminat untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi juga merupakan salah satu indicator mengapa saat les banyak anak yang alpha.
JIka mungkin di kota – kota besar, les yang diadakan oleh sekolah dan digawangi oleh para guru kurang diminati karena para peserta didik lebih tertarik untuk melakukan bimbingan belajar di luar, seperti di Lembaga – Lembaga bimbel baik secara manual maupun secara online. Menjamurnya bimbel secara online juga merupakan salah satu penyebab les di sekolah sepi peminat. Dengan adanya gawai di genggaman, para peserta didik dapat mencari berbagai materi sumber pembelajaran dengan cara berselancar lewat dunia maya berupa internet, sehingga mereka dimudahkan dari berbagai fasilitas yang ada.
Sekolah, guru, peserta didik, orang tua perlu mengadakan evaluasi apakah kira – kira tambahan pelajaran yang digagas oleh sekolah masih diperlukan?. Sehingga sekolah tidak membuang – buang anggaran, guru tidak perlu menguras energi dan tenaga untuk memberikan ekstra timenya untuk peserta didik, serta para peserta didik juga tidak merasa terbebani dengan berbagai macam aktivitas yang melelahkan. Orang tua juga perlu untuk memberi perhatian pada putra – putrinya sehingga mereka mendapatkan pendidikan yang layak. Perlu adanya kesadaran dari kita semua serta membangun masyarakat yang sadar akan arti pentingnya pendidikan. Bahwa Pendidikan adalah investasi masa depan (menyitir dari slogan UNY).
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar