
Siapkah Kita Sendirian?
#TantanganGurusiana
#Day37
Siapkah Kita Sendirian?
Tulisan ini sebagai pengingat untuk diri sendiri. Sudah menjadi suratan takdir bahwa dalam kehidupan ini ada pertemuan maka akan ada perpisahan. Dalam hal ini bukan masalah siapa yang ditinggalkan atau siapa yang meninggalkan terlebih dahulu. Tapi pertanyaannya adalah sanggupkah kita jika seadainya ditinggalkan sendirian?. Atau malah justru kita yang harus menempuh jalan sendiri dan sunyi. Ditinggalkan oleh orang – orang dekat dan terkasih memang sangat kehilangan dan sangat sedih itu sudah pasti, meski bibir berucap ikhlas tapi hati takkan semudah itu melupakan. Kita merasa kehilangan karena kita sudah merasa memiliki, jika tidak merasa memiliki mungkin tidak akan pernah merasa sesuatu yang sepi. Entah itu kita kehilangan orang tua, pasangan hidup, anak atau saudara.
Kehilangan orang tua bukan hanya sekedar kehilangan kasih sayang semata, tapi juga mungkin kehilangan separoh doa – doa yang mustajab dari tangan – tangan yang telah merengkuh kita dalam kehidupan ini. Kehilangan mereka akan merasa kehilangan tempat yang ternyaman untuk berbagi segala keluh kesah menghadapi masalah dalam kehidupan.
Kehilangan pasangan (cerai) baik itu cerai hidup atau cerai mati tentu saja akan membuat luka dan duka dalam hati. Mungkin tak kan mudah untuk menyandang status sebagai duda ataupun janda. Entah itu kita masih retalif baru menikah dengan pasangan masing – masing atau sudah bertahun – tahun dalam mengaruhi bahtera rumah tangga. Terlebih lagi bagi pasangan yang sudah cukup lama hidup bersama sampai anak cucu, tak kan mudah mengganti yang ada di hati dengan sekejap mata. Masih ada bayang – bayang yang tak pernah hilang. Meski mungkin kita dapat menemukan lagi orang lain, bukan berarti kita telah lupa pada peristiwa yang terjadi dan tak kan pernah terganti.
Kehilangan anak, bagi orang tua adalah suatu cobaan yang cukup berat untuk berpisah dengan buah hati. Namun selalu ada doa yang terus mengalir untuk sang buah hati tercinta. Bahkan mungkin sejuata ungkapan kata dan puisi tak kan mampu untuk membuat tersenyum. Meski mungkin kita bisa mendapatkan buah hati lagi dari rahim sendiri atau mengadopsi bahkan anak orang lain. Namun tetap saja dia yang telah pergi selalu ada disanubari.
Kehilangan saudara berarti kita kehilangan teman untuk saling berbagi segala apa yang kita rasa. Mungkin juga kita akan kehilangan teman terbaik dalam suka maupun duka, mungkin dia orang yang selalu mensuport kita, selalu memberi motivasi dan tidak pernah menginggalkan kita di saat keadaan susah.
Sanggupkah saat kita kehilangan mereka dan sendirian untuk menghadapi semua yang terjadi dan harus tetap tegak berdiri?. Sanggupkah melangkah tanpa adanya orang yang menemani?. Sanggupkah kita mandiri?. Sanggupkah kita tetap tegar karena kehilangan orang – orang yang pernah memberi arti?.
Lalu bagaimana sebaliknya jika kita yang harus pergi dan menempuh perjalanan sunyi dan sendiri?. Apakah kita untuk tlah benar – benar kembali?. Apakah bekal yang telah kita kantongi sudah mencukupi?. Semoga kita benar – benar kembali pada Sang Ilahi dalam keadaan suci seperti bayi. Semoga untuk semua yang telah kembali dan kita akan menuju pada Nya bisa kembali dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin….
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar