CINTA SANTRI BIASA
Ponorogo, April 2021
“Kamu? kok bisa disini?” ujarnya heran.
“Ya terserah saya mau dimana. Kamu sendiri, kenapa kemari? oh..jangan-jangan kamu ngikutin saya ya?” ujarku curiga.
“Mbak, jangan asal nuduh, nanti malu lagi loh.” jawabnya. “Saya kesini mau ketemu Budhe. Beliau ada?” tanyanya.
Fikirku masih mengambang, siapa budhe yang dimaksudnya?. Tiba-tiba seseorang memanggil namanya, “Saka” panggil Gus Azriel.
“Masya Allah, udah lama nggak ketemu kita.” sambung Gus Azriel. Mereka saling bersalaman dan berpelukan seraya menepuk punggung satu sama lain, dan aku hanya diam memperhatikan. Mereka terlihat seperti dua bersaudara yang akrab dan saling melepas rindu sebab lama tak bertemu.
“Tunggu, dia siapa? Istrimu?” ujarnya. Spontan Gus Azril melirikku dan menjawab “Santri ndalem.”
Hatiku berdesir mendengarnya. Kenapa aku hanya diakui sebagai santri ndalem, padahal ucapannya kemarin benar-benar nyata merasuki hatiku.
“Oh... Kok bisa ya, orang macam dia jadi abdi ndalem? Galak.” ujar laki-laki bernama Arsaka Rasyid ini.
Aku tersulut mendengarnya, rasanya ingin ku pukul sekali lagi. “Kamu kenal Ara?” tanya Gus Azriel padanya.
“Dia kemarin yang aku tolong, karna kecopetan, bukan bilang terimakasih eh malah mau dipukul.” jawab Saka.
“Astaghfirullah, tapi kamu nggak apa apa kan Ra?” ujar Gus Azriel khawatir. “Alhamdulillah baik Gus, untung kemarin ditolongin....” sambil kutunjuk laki-laki bernama Arsaka tadi. “Sekali lagi saya minta maaf udah menuduh kamu.” pintaku.
“Sudah, nggak usah diperpanjang. Oh iya kenalkan, Ara ini sepupu saya namanya Arsaka Rasyid. Dia nanti ikut ngajar di Pesantren, sama mau cari jodoh katanya. hahaha” ujar Gus Azriel menyindir, dan pukulan ringan diterimanya atas sindiran itu.
***
POV Gus Azriel
Menjadikanmu sebagai milikku rasanya tidaklah mungkin. Namun tiap kali melihat dirimu hatiku berseri, semangatku melambung tinggi, dan lidah ini sudah sekian kali mencoba berucap yang sebenarnya, namun tertahan pada kenyataan bahwa diriku sudah terikat dengan cinta yang lain.
Setelah mengatakan yang sejujurnya pada Abi dan Umi aku semakin gelisah. Kenapa aku menjadi sebodoh ini karena cinta?, perkataan Abi dan Umi merupakan perintah bagiku, lalu kenapa aku mengingkarinya?, aku selalu menyalahkan diriku karena telah berani terang-terangan menolak perintah Abi. Namun Abi orang yang bijak, beliau pasti akan memaafkanku jika aku memintanya.
Namun saat aku pulang sore itu, melihat Ara yang sedang menyiapkan makanan di meja bagaikan bercermin di masa depan kelak. Sengaja kusuruh ia menemaniku makan, karena aku memang benar-benar tak suka makan sendiri. Kala di Pesantren dulu, setiap jam makan aku selalu menggunakan nampan untuk makan bersama kawan-kawan.
Aku kumpulkan keberanian penuh untuk mengungkapkan perasaan ini padanya, entah apa jawabnya, setidaknya jika memang benar kita tidak bisa bersama, aku tenang sudah berkata jujur padanya. Walaupun mungkin kebenaran ini akan menyakitkan baginya.
“Araliya.” panggilku. “Iya.” jawabnya cepat. Sorot matanya tepat mengarah padaku.
“Apa artinya Ana ukhibbuki?” tanyaku tanpa ragu. Dia terlihat berfikir sejenak lalu menjawab “Aku mencintamu.”
“Itu perasaanku padamu.” ungkapku seraya tersenyum.
Araliya tertegun sejenak lalu menundukkan pandangannya. Aku yakin jantungnya berdegup kencang, terlihat dari wajahnya yang mulai memerah. Tanpa berkata apapun, dia berlari keluar, tapi tangganku sigap menahannya. Pandangan kami beradu, aku seperti merasakan kembali pertemuan awalku dengannya. Namun dengan cepat aku tersadar, “Astaghfirullahal’adzim” kulepaskan tanganya. lalu Ara berlari menjauh.
Bersambung...
Gimana rasanya kalau tahu orang yang kita cintai ternyata juga punya rasa yang sama? jangan lewatkan cerita Araliya dan Gus Aziel setelah ini ya.
#Masih belajar jadi penulis, bagi pembaca yang berkenan memberikan kritik dan saran bisa tulis dikolom komentar ya. Nuhun Sanget.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren Cerpennya BUNDA salam literasi
Terimakasih bunda. salam literasi