PENDOSA PERINDU SURGA
Bersimpuh di sajadah lusuh, bercumbu pada bayangan senja.
Tertunduk lesu bak dedaunan kering berguguran.
Aksara memancar mesra, berharap terdengar langit.
Suara pendosa yang alpa mengucap bait-bait cinta Sang Pencipta.
Menyusuri lorong waktu, memunguti serpihan khilaf yang tercecer.
Bergelut dosa dalam keangkuhan dunia.
Dalam lembah maksiat penuh debu menghitam.
Terlena kemegahan tak berujung.
Kini sang pendosa letih akan molek kamuflase duniawi.
Berharap Sang langit menguyur berkah ampunan.
Dalam munajat diam, berharap masih ada waktu tuk bertobat.
Kini suara pendosa mendamba surga.
Gorontalo, 15 April 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi
Terima kasih pak Dede, salam literasi
Keren puisinya bunda.sehat selalu salam literasi