Setiap manusia adalah ilmu; karena pada setiap diri pribadi memiliki ragam keistimewaan; dan memandang manusia tidaklah cukup dari satu kacamata, karena manusia itu ciptaan Maha Pencipta, sudah pastilah cintaannya juga bukan sesuatu yang biasa.

Setiap manusia dilatarbelakangi oleh beragam hal; mulai dari pendidikan keluarga, lingkungan sosial, pembawaan lahir, hingga apa yang dipelajarinya dalam kehidupan. Tidak heran kita akan melihat aneka manusia di muka bumi dengan berbagai karakteristik yang unik, bahkan ada kalanya mencengangkan. Satu hal sebagai bagian dari sesama manusia, kita harus belajar memelajari mereka dengan rasa kemanusiaan dan anti kebencian. Mengapa harus begitu? Ya karena seperti sudah diungkap sebelumnya, ada hal-hal yang melatarbelakangi keadaan mereka.

Sebagai contoh, ada artis yang belakangan terlibat prostitusi online hingga terkena sanksi hukum. Apakah kita cukup hanya membenci, antipati, lalu bersikap menggunjing atau mengucilkan? Itu hanya mencerminkan bahwa kita memiliki jiwa yang sempit, sombong, dan tidak memiliki perasaan. Ada ratusan orang di dunia ini yang hidup dalam sebuah keluarga tidak utuh, tak nyaman, kekurangan ekonomi, tidak mendapat kasih sayang, bahkan diperlakukan tidak manusiawi; ayah yang hanya mengikuti kesenangan diri, ibu yang pergi meninggalkan anak dengan alasan ekonomi, penyiksaan anak, pencabulan, dan macam-macam kekerdilan lainnya, semua itu berdampak pada pertumbuhan jiwa, bahkan sering menjangkitkan penyakit jiwa.

Kita mungkin tidak tahu mengapa ada orang yang dalam hidupnya selalu curang, selalu tidak mau kalah, selalu mencari cara agar dia selalu menjadi orang nomor satu, karena orangtua selalu menuntutnya, dan dia akan dipandang sebelah mata, dibedakan dari saudara lainnya. Berbagai tekanan, sikap tidak adil, kekecewaan menumbuhkan ketakutan, kemarahan yang terpendam pada akhirnya melahirkan sikap curang dan melahirkan kebiadaan menghalalkan segala cara.

Ada anak yang sedari kecil oleh ibunya selalu dilindungi, termasuk kesalahan-kesalajannya disembunyikan. Ibu rela selalu berbohong demi anak tidak pernah terlihat salah; apa yang terjadi, dalam kehidupan di kemudian si anak seperti sudah ditanami benih kebohongan; ia pun menjadi pembohong, pengecut, tidak suka berjuang, malas, tidak terbuka, otomatis kepribadian pun tidak berkembang.

Seseorang yang selalu lalai terhadap utang, manalah tahu kalau hidupnya dulu selalu dimanja; tidak pernah diajarkan oleh orangtua bahwa uang tidak selamanya ada, jadi apa pun yang dia minta selalu dipenuhi dengan berbagai cara. Walhasil ketika tumbuh dewasa, anak menjadi orang yang tifak bisa mengatur keuangan, jika tidak punya uang menggampangkan masalah tinggal pinjam. Gilaran jatuh tempo harus membayar, ia pura-pura tidak memiliki utang, ia bersandiwara dalam sikap dan ucapan. Ia melindungi dirinya dengan kepura-puraan; berusaha tenang, bereuforia dan tetap terus belanja selagi bisa. Ia menutupi gelisah dengan kegembiraan semu.

Terlalu banyak jika harus diceritakan satu persatu. Initi dari tulisan ini adalah, setiap manusia bisa berbuat positif terhadap manusia lainnya dengan beragam cara. Yang jelas, orang-orang dengan beragam karakteristik unik seperti dicontohkan di atas adalah orang-orang yang perlu diberi sentuhan kemanusiaan. Dirinya harus didekatkan pada nilai-nilai kemanusiàannya; dan cara membuat mereka tersadar itu banyak, bervariasi, juga perlu dibarengi dengan hati. Ingat, usahakan jangan benci.

Literasi Hati

Eka Ros