Eka rosmawati

Eka Rosmawati, M.Pd lahir dan tinggal di Bandung. Univ., terakhir Unesa. Saat ini mengajar matkul Bhs. Indonesia di SMPN 3 Soreang....

Selengkapnya
Navigasi Web

SIKAP HIDUP YANG MENENTUKAN

Lazimnya di dalam kehidupan, jika kita ingin menjadi orang yang dihargai, tirulah sikap, tingkah dan paripolah orang yang berharga. Itu sebab tidaklah salah kita mengidolakan seseorang, asalkan yang diidolan adalah silapnya yang memiliki keteladan. Bukan mengidolakan fisik; tergila-gila oleh keindahan tubuh

Kita sering terkagum-kagum oleh prilaku seseorang yang tidak gampang melakukan apa yang dia lakukan. Satu contoh pada saat prajab di Cirebon dulu, saya mengamati beberapa ASN lulusan UNPAD, senantiasa melakukan shalat malam; hampir tak pernah terlewatkan. Mereka tampak masih muda-muda, berasal dari keluarga mampu, beberapa di antaranya menjadi anak orang penting di Republik ini. Saya perhatikan, mereka tekun, rajin, disiplin.

Orang kaya, sukses, terpandang sering saya lihat gaya hidupnya bersahaja, serius, tidak suka bersantai-santai, pandai mengendalikan diri.. sepertinya ada benang merah antara pandai mengatur waktu, memanfaatkan peluang, dan serius dalam menyikapi persoalan, dengan mudahnya orang tersenut mencapai tingkat hidup yang baik.

Berbanding terbalik dengan kehidupan orang yang ekonominya sangat pas-pasan; gaya hidupnya terlihat santai, menganggap waktu sedemikian panjang, dia senang mengulur-ulur waktu, bangun siang, bahkan terbiasa lalai terhadap kewajiban. Amat masuk akal jika kemudian lahir pepatah, barang siapa yang bangun paling pagi, kemudian dia berjalan, pasti rejekinya mudah didapat.

Satu lagi ini adalah gambaran sikap seseorang yang memengaruhi garis kehidupannya; lebih tepatnya ini adalah pertanyaan batin saya; adakah korelasi antara orang yang tidak mudah lulus ujian, dengan sikapnya yang tidak menghargai oranvg lain? Ketika saya sibuk berpikir, menghubung-hubungkan satu hal dengan hal lain, mencoba merangkai kalimat demi kalimat secara logis untuk pembuatan soal yang mumpuni, dua orang asyik berlambat-lambat, menunda, sibuk tertawa dan mendahulukan menceritakan soal pengalaman, soal keluarga, soal yang tidak ada hubungannya dengan SOAL. Inilah satu hal yang kadang menjadi tantangan, bagaimana pembuatan soal bisa bermutu, jika dikerjakan tidak dengan serius, dianggap sepele, bukan hal penting, dan bisa dikerjakan bahkan mungkin sambil makan bakso dan ambil kutu di kepala. Bukan main!

Barangkali tulisan ini ada gunanya juga buat tertegun sejenak, menyenyumi diri sendiri. Tidak menutup kemungkinan kitalah orangnya, yang selama ini kurang menjemput kesuksesan; karena sikap kita yang terlampai biasa menganggap satu hal tidak penting.

11.03. 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ulasan yang keren...setuju banget...salam kenal...salam literasi

12 Mar
Balas

Halau Ibu Titik, senang juga bisa kenal dengan Ibu. Terima kasih.

13 Mar



search

New Post