Eka Setia Ningrum

Kepala SDIT CITRA BANGSA, Kab. Bekasi. Tutor Universitas Terbuka. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Memaknai Euphoria Hari Guru

Sengaja saya menulis pagi ini setelah selesai segala gegap gempita itu. Perayaan yang sangat meriah bagi para pendidik negeri ini.

Ada yang sibuk membagi foto, bunga, kue bahkan kado. Dan tiada yang salah dengan hal itu.

Namun, sudahkah dibalik segala kemeriahan itu kita melakukan introspeksi diri? Siapakah hakikatnya seorang guru? Apakah yang telah kita lakukan demi perubahan di negeri ini, jika kita mengaku sebagai seorang guru?

Saya bersepakat dengan pernyataan "Mas Mendikbud" bahwa setiap guru harus berusaha mengadakan perubahan di kelasnya masing-masing, agar kapal besar Indonesia ini bisa bergerak.

Kerjakanlah mikro-mikro yang kita bisa. Mengubah mindset adalah yang utama, selanjutnya mulailah bergerak. Ingatlah para peserta didik anda adalah manusia-manusia yang disiapkan untuk masa depan. Jika pun anda beranggapan bahwa pendidikan zaman "kolonial" adalah yang terbaik, gunakanlah sebagai salah satu pedoman tapi bukan satu-satunya. Saringlah hal-hal positif dari zaman itu, dan lakukan modifikasi agar dapat diterima di zaman ini dan digunakan pada zaman mendatang. Ingatlah bahwa satu-satunya pedoman yang harus tetap dijaga dan dipertahankan sampai kapan pun hanyalah Agama.

Saat ini zaman bergerak begitu cepatnya, arus informasi sudah tak dapat dibendung lagi. Para guru harus menyadari bahwa dirinya bukan lagi satu-satunya sumber informasi. Maka ubahlah cara-cara lama yang menganggap peserta didik adalah "obyek", sadarilah bahwa mereka adalah "subyek"nya.

Rancanglah pembelajaran dengan manis dan penuh kesan. Sehingga muncul semangat belajar yang membangun pribadi pembelajar sepanjang hayat.

Belajar bukan hanya membaca, menghafal lantas mengerjakan soal-soal. Lebih dari itu, belajar adalah proses implementasi pada kehidupan nyata. Peserta didik bersekolah untuk siap menghadapi zamannya.

Sebelum mulai mengajar lakukan cek n ricek pada diri kita, apakah sudah benar-benar memahami bilamana pengetahuan yang kita ajarkan akan diterapkan dalam kehidupan?

Sudahkah kita menguasai dan mempraktikkan apa yang kita ajarkan atau baru sekadar membaca berbagai buku mengenai teorinya? Bila belum, saya sangat khawatir kita memberi makan pepesan kosong pada peserta didik kita.

Sebuah contoh saya ungkapkan, saat kita mengajarkan kewirausahaan tapi belum pernah sekali pun kita melakukannya. Maka yang didapat peserta didik hanya sederet teori tentang kewirausahaan yang harus dihapalkan dan digunakan untuk menjawab soal-soal saat ulangan, bukan membangun jiwa-jiwa wirausahawan.

Saat anda belum pernah menari, tapi harus mengajarkan tentang tari. Apa yang bisa peserta didik dapat, selain rentetan teori tari yang tak tahu kapan akan mereka gunakan?

Beban pendidikan ini bukan hanya milik para guru, namun semua stake holder negeri ini. Jangan memaksa diri untuk bisa dan tahu segala-galanya. Lakukanlah kolaborasi, undanglah para ahli ke kelas-kelas kita agar para peserta didik terinspirasi. Kunjungi sumber-sumber belajar sekitar yang membuat rentetan teori pelajaran itu menjadi nyata di hadapan peserta didik. Bukalah diri untuk sharing pada sesama, agar ringan beban kita sebagai pendidik. Jangan risau, bila ada sebagian mata yang memicing saat kita bertanya.

Karena kita guru, selalu haus akan ilmu, menjadi teladan pembelajar sejati amatlah perlu.

SAYA GURU DAN SAYA BANGGA KARENANYA.

Tarumajaya, 26 November 2019, 08.05.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga banyak guru yang bergerak. Aamiin. Salam kenal juga ibu

27 Nov
Balas

Betul introspeksi demi perbaikan. Guru penggerak Indonesia maju. Salam kenal, sehat dan sukses selalu Bu

26 Nov
Balas



search

New Post