Eka Setia Ningrum

Kepala SDIT CITRA BANGSA, Kab. Bekasi. Tutor Universitas Terbuka. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

PISANG MOLEN GRADE 3

Sejak masih duduk di sekolah lanjutan, saya sudah menyukai makanan ini. Catat ya bukan sejak kecil saya menyukainya.

Semula saya tidak begitu menyukainya. Karena, menurut lidah anak-anak-anak saya pada saat itu saya belum sekali pun menemukan chemistry antara pisang dan tepung yang membalutnya. Terkadang kurang renyah, kadang-kadang dingin tanpa rasa di lidah atau rasa lain yang menyebabkan saya selalu menghindari membelinya saat di tukang gorengan.

Awal kesenangan saya pada salah satu olahan pisang ini, dimulai tepatnya sejak saya menjadi siswi SMA Negeri 1 Bekasi. Saat itu, koperasi sekolah yang bernama KOSMAN menjual salah satu jenis pisang molen ini. Saat pertama kali melihatnya berjajar di antara sekian banyak jajanan di koperasi. Saya dapat merasakan daya tarik yang luar biasa pada pisang satu ini. Tidak seperti molen biasa, molen ini diberi tambahan coklat di dalamnya. selain itu, ukurannya dua kali lipat pisang molen biasa. Pada saat itu, harganya pun sudah dua kali lipat pisang molen umumnya, lima ratus rupiah. Murah ya? Jangan mengukurnya dengan nilai rupiah saat ini ya.

Saat pertama kali mencobanya pun ada sensasi rasa pisang molen yang tidak biasa. Renyah dan gurihnya sungguh berkesan, selain itu sensasi coklat lumer didalamnya sungguh tak bisa digambarkan dengan kata-kata dan akhirnya kesemua rasa itu disempurnakan dengan pisang yang manis di tengahnya. Inilah yang saya sebut dengan Pisang Molen Grade 1.

Masih ada satu pisang molen lagi yang sangat berkesan bagi saya. Pisang molen ini walaupun dijajakan dengan gerobak di pinggir jalan. Kerenyahan kulitnya juga sangat berkesan di lidah saya, rasa gurih pada kulitnya jugalah yang membuat saya selalu menyempatkan diri untuk membeli setiap sabtu sepulang sekolah. Tidak seperti penjaja gorengan lainnya abang satu ini memang mengambil spesialis jualan pisang molen. Sehingga kualitasnya pun selalu terjaga, karena saya belum pernah merasakan pisang yang tidak manis di dalamnya. Artinya pisang di dalamnya pun selalu diambil yang matang. Sampai-sampai saya harus rela jalan kaki sekitar 1 Km terlebih dahulu untuk bisa membelinya. Karena penjualnya mangkal sekitar 1 KM dari sekolah saya. Ukurannya hanya setengah dari yang dijual di koperasi sekolah saya. Waktu itu kalau tidak salah ingat harganya dua ratus rupiah. Inilah dia yang saya sebut Pisang Molen Grade 2.

Terakhir untuk pisang molen grade 3, saya jumpai setelah saya punya anak tiga. Jaraknya dari rumah sekitar setengah kilo saja. Rasanya hampir sama dengan pisang molen grade 2 versi saya. Grade tiga sendiri saya sematkan karena saya merasakannya ketiga dan belum saya temukan keistimewaan yang melebihi grade 1 dan 2. tapi, cukuplah sebagai pengobat rasa rindu saya pada dua grade di atasnya.

Kalau kamu suka juga pada pisang molen?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jadi ngiler dengan pisang molen nya nih Bunda. Hehe Barakallah

15 Feb
Balas

Kirim donk pis pis psangnya

15 Feb
Balas

Tar kalo pak ujang mampir saya beli in. Pak ujang belum follow saya ya. Pelanggaran ini.

15 Feb

Saya lulus tahun 2000 bu.

15 Feb
Balas

Anak says jg sklh di sma 1 bu ety lulus th 2007

15 Feb
Balas



search

New Post