'NDHUK, NEK PINGIN URIPMU MULYO, SINAU SING TENANAN'.
Belajar menjadi hal yang menyenangkan bagiku. Dulu, saat masih muda belia, aku sangat suka pergi ke sekolah. Waktu itu aku heran karena banyak teman temanku yang memilih tidak melanjutkan sekolah. Katanya sudah nggak mau mikir. Walah....mak jleb...koq bisa begitu. Aku hanya tahu saat itu memang sekolah identik dengan banyak tugas, banyak PR dan berorientasi pada capaian nilai akhir. Sehingga sekolah menjadi beban, bagi anak - anak yang kemampuan akademisnya kurang. Saat ini, ketika aku terjun di dunia pendidikan baru kutahu bahwa ternyata sekolah itu butuh kemerdekaan. Merdeka belajar sesuai minat dan potensi anak. Maka tak heran jika dulu banyak anak yang malas sekolah. Tetapi, hari ini aku tidak akan mengulas lebih jauh tentang merdeka belajar. Insya Allah lain waktu akan kutuliskan ulasannya.
Kembali pada kecintaanku belajar. Aku ingat betul bagaimana orang tuaku berhasil mengobarkan semangat belajarku. Satu kalimat ajaib "ndhuk, nek pingin uripmu mulyo,sinau sing tenanan". ( ndhuk, kalau ingin hidupmu mulia, belajarlah dengan sungguh - sungguh). Walaupun belum kenal ilmu parenting, bapak ibuku adalah orang yang sangat peduli dengan pendidikan. Kalimat yang waktu itu masih kutangkap sebagai orientasi dunia,berhasil memacu semangatku untuk belajar. Dengan tujuan keluar dari kesulitan ekonomi. Setelah mengikuti banyak kajian baru kusadari makna dari mulyo (mulia). Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Allah akan meninggikan derajat umatnya yang mencari ilmu dengan ikhlas mengharap pahala dari Allah. Semoga kita mendapatkan kemuliaan di sisi Allah dengan ilmu yang bermanfaat.
Dalam perjalanan menuju urip mulyo (hidup mulia), bapak ibuku selalu menjadi pendamping utamaku. Menemaniku belajar, menyiapkan kebutuhanku atau sekedar menyiapkan minuman hangat untukku, menjadi memori indah yang terpatri di sanubariku. Pujian saat aku berhasil dan penerimaan saat aku gagal membuatku semakin kecanduan belajar. Dan saat ilmu parenting belum berkembang pesat seperti sekarang, ternyata bapak ibuku sudah menerapkan salah satu ilmu parenting berdasarkan naluri sebagai orang tua. Membentuk generasi pembelajar dengan modal kasih sayang.
Berbahagialah kita yang hidup pada masa ilmu pengetahuan berkembang luas dan mudah diakses. Hanya butuh kemauan dan konsistensi kita untuk mengaplikasikan ilmu yang kita miliki. Pesan bapak ibuku untuk pembaca semua "ndhuk, nang, mas, mbak, nek pingin uripmu mulyo,sinau sing tenanan". Semoga bermanfaat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren tulisannya bunda. Semoga menjadi filsafat hidup yang luhur. Sukses untuk bunda
Aamiin..... terimakasih bund ririn....sukses untuk bunda ririn....
MaasyaaAlloh...orang tua Bu Indri benar benar hebat.mampu mengobarkan semangat putrinya dng kalimat yg sederhana,namun penuh makna.Pantas Bu Indri ketularan....
Nggih bu guruuu.... Alhamdulillah Allah berikan kemudahan dan saya dipertemukan dengan guru guru PAUD yang luar biasa...pemacu semangat saya...
Pokoknya siip dech Teringat waktu kecil , ortu yg selalu telaten dan sabar membimbing ..
Iya bund...tidak ada yang bisa menggantikan kasih sayang orang tua....