Karamunting
"Ibuuu..lihat buahnya sudah ada yang berwarna hitam" pekik Naya si bungsu aanakku berusia lima tahun sambil menunjuk ke salah satu pohon yang tumbuh di samping rumah. " Naya petik ya bu " pekiknya lebih keras lagi.
"Sebentar sayang " jawabku sembari tergopoh-gopoh menghampirinya. Ku edarkan pandanganku pada pohon yang ditunjuk oleh Naya. Benar kata Naya sudah ada yang berwarna hitam.
" Ibu ambil tempat buahnya dulu ya nak, ucapku seraya masuk ke dalam rumah. Ayo Naya kita petik sambil hitung ada berapa jumlah buah yang sudah masak. " Siip..." ujar Naya sambil mengangkat jempol tangannya. Satu, dua, tiga, empat... terdengar suara Naya mulai menghitung buah yang ia petik.
"Horeee..Naya dapat dua puluh lima" dengan raut gembira Naya meloncat kegirangan. Alhamdulillah anakku masih ingat pelajaran berhitung yang diajarkan oleh Bu Ida guru TK nya gumanku dalam hati. "Aduh bu tolong pegang buah ini , Naya sudah tidak tahan lagi mau buang air besar perut Naya sakit kata Naya sambil menyodorkan tempat buah kepadaku lalu berlari masuk rumah.
"Buah apa ini Bu, baru kali ini aku melihatnya" tanya Dimas kakak Naya yang duduk di kelas delapan. Oh ini namanya buah karamunting, sejenis tanaman liar berkayu yang termasuk ke dalam famili jambu-jambuan. Jika sudah masak warnanya kehitaman rasanya manis. Dimana ia tumbuh tanaman lain tidak mampu bersaing dengannya, jawabku. Dulu waktu kecil ibu sering mencari buah ini bersama teman-teman. Kami saling berebut untuk memetiknya dan berlomba siapa yang mendapatkan buah yang terbanyak. Kala itu pohon ini jumlah nya sangat banyak persis seperti savana tidak seperti sekarang ini sukar untuk ditemukan lanjutku bercerita sambil mengenang masa kecilku.
Ibu baru tahu Mas , ternyata buah karamunting ini mengandung banyak khasiat sebagai obat tradisional. Diantaranya untuk mengobati diare, menyembuhkan luka, mampu mencegah kanker dan bisa untuk melawan racun ular.
" Ibuuu... jangan dimakan semua buahnya, tinggalin Naya..." teriak Naya .
Astaghfirullah, ku lihat buah karamunting tinggal beberapa biji ludes ku lahap bersama Dimas.
Prabumulih,13 Juni 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen...keasyikan Ibunya mpe ga sadar mkn keremunting terus hehehe...Yuk...pilih kategori cerpen...
Ike makasih sudah hadir. Td nya mau pilih cerpen tp ragu. Ayuk tunggu lg sarannya. Thanks ya.
Mantap bu
Terimakasih ibu, salam kenal.
Lemak tuh makanan kami kecil dulu bu, wahhhh keren ceritanya bu, salam literasi
Ihik..sama Bu. Salam literasi juga.