Eko Adri Wahyudiono

Saya hanyalah seorang guru biasa. Jika bukan pengajar pastilah pendidik dalam tugasnya. Bisa jadi adalah keduanya. Namun, jika bukan keduanyapun, saya pastilah ...

Selengkapnya
Navigasi Web
MANISNYA GULA PG. POERWODADI MAGETAN
dokpri

MANISNYA GULA PG. POERWODADI MAGETAN

“Ramah”. Itu lah kata yang pas untuk menggambarkan penerimaan dari para jajaran direksi pada kunjungan kami di Pabrik Gula Poerwadadi, Magetan pada tanggal 28 Juni 2021.

Kunjungan ini untuk mengantarkan Mr. Edgar, seorang warga Belanda yang bekerja sebagai Insinyur di bidang rekayasa teknik mesin di beberapa negara seperti Amerika, juga Jerman dan Negara lainnya. Bahkan, kabar terakhir, beliau juga pernah bekerja di NASA (National Aeronautics and Space Administration) sebelum pindah bekerja di Jerman.

Beliau sangat tertarik dengan mesin yang digunakan oleh beberapa pabrik gula di Jawa mengingat masih banyak mesin pabrik gula dan masih beroperasi sampai sekarang, dibuat pada tahun 1800 an. Beberapa hari sebelumnya, saya mendapat tilpun dati Pemerintah Kabupaten, untuk menjadi penterjemah dan pendamping untuk Mr.Edgar selama kunjungan ke Pabrik. Sedangkan dari Pemerintah Daerah, Ibu Ayudya dan ibu Endah sebagai ASN turut serta untuk mendokumentasikan kunjungan tersebut.

Kami berombongan dengan 2 mobil dinas, lepas dari pintu gerbang Pendapa Kabupaten sekitar pukul 07.15 WIB dan segera bergegas ke lokasi pabrik gula yang berjarak 10 kilometer dari pusat kota. Pabrik yang tepatnya berlokasi di Desa Pelem, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan yang masih berada di Karesidenan Madiun. Perjalanan hanya ditempuh tidak lebih dari 30 menit dari Kantor Kabupaten Magetan.

Kesan pertama saat memasuki lokasi Pabrik Gula Poerwadadi adalah rindang dan sejuk karena masih banyak pohon beringin dan trembesi yang cukup besar tumbuh di areal pabrik. Begitu turun dari mobil, jajaran staf direksi pabrik gula sudah menyambut dan menyilakan rombongan kami untuk masuk ke ruang pertemuan setelah melakukan prosedur kesehatan Covid-19.

Setelah saling berkenalan dan beramah tamah di anatar kami semua, General Manager PG Poerwadadi, Bapak Jarot Rudi Wardoyo menjelaskan secara mendetail tentang sejarah pabrik, proses produksi dan kemampuan produksi pabrik gula serta pendistribusian produk. Pada kesempatan itu, disampaikan pula keunggulan dan kekurangan dari Pabrik Gula Poerwadadi yang tepatnya didirikan sejak tahun 1832. Nama pertama dari pabrik gula saat itu adalah Nederlands Hendel Maatschapij (NHM) dengan karyawan sebanyak 750 orang saat ini.

Penyampaian presentasi dan tanya jawab dilaksanakan dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Saya pribadi sangat salut dengan bapak Jarot. Kemampuan beliau dalam menguasai bahasa Inggris sangat luar biasa dan lancar. Hal ini sangat meringankan saya dalam bertugas sebagai penterjemah. Hanya pada istilah dan penjelasan yang sulit pada sesi presentasi itu, saya berusaha membantu saja.

Kemampuan pabrik dalam menghasilkan gula jadi, ternyata belum mampu untuk menjadikan gula sebagai komoditi eksport. Hal itu dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan pangsa pasar di dalam negeri sendiri masih sangat lah kurang. Hampir di semua kota di pulau Jawa ini ada banyak pabrik gula peninggalan zaman penjajahan Belanda dan beberapa masih mampu beroperasi sampai dengan sekarang. Pemerintah Indonesia juga sudah membangun banyak pabrik gula modern yang bekerja sama dengan investor dari pihak swasta.

Pada sesi terakhir, Mr Edgar, yang didampingi oleh jajaran direksi pabrik gula melakukan peninjauan secara langsung tentang kondisi di dalam pabrik. Saya sendiri juga sangat tercengang karena mesin pabrik yang dibangun sejak tanun 1832 itu masih mampu bekerja dengan baik sampai dengan sekarang meskipun terkesan kuno. Hanya beberapa bagian mesin diganti dengan sistem kanibal dari pabrik gula yang sudah tidak beroperasi lagi di kota lain.

Peninjauan ke lahan tebu juga dilakukan untuk mengetahui jenis atau varian tebu yang menjadi andalan bahan baku utama pabrik gula. Lokasi lahan tebu yang tidak jauh dari lokasi pabrik membuat rombongan kami semua tidak terlalu kelelahan di kunjungan lapangan.

Sesi penutup pada pertemuan tersebut, setelah melihat dan mengetahui proses produksi, kemampuan mesin pabrik gula, tingkat kemampuan produksi maksimal, permasalahan pabrik Gula Poerwadadi, Mr. Edgar berusaha untuk mencarikan solusi dan menyampaikan hasil kunjungannya ke negeri Belanda.

Beliau dijadwalkan akan kembali ke negerinya pada akhir bulan Juli 2021. Disamping menyatakan kekagumannya pada kemampuan orang Indonesia dalam merawat mesin kuno di pabrik gula agar tetap beroperasi dan berproduksi maksimal. Harapan beliau, harus ada revitalisasi pabrik atau membangun pabrik gula yang baru dan tetap berlokasi yang masih kosong dan luas di dekat pabrik lama di desa Pelem tersebut.

Hal itu menyangkut nasib tenaga kerja manusia dan pemenuhan permintaan gula (demands) bagi masyarakat di karesidenan Madiun juga. Memang membangun pabrik gula baru dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Estimasi kapital yang dibutuhkan hampir mencapai 1 Trilyun Rupiah. Hal itu bisa teratasi apabila ada investor dari negeri Belanda apabila menjadi penanam modal di salah satu pabrik milik BUMN tersebut.

Saat berpamitan, saya sempat memberikan teka-teki berupa pertanyaan pada seluruh rombongan, bahwa setiap kota di pulau Jawa ada pabrik gulanya, kecuali satu kota. Hal itu bukan karena tidak ada lahan tapi lasan lainnya. Hebatnya, Kepala sekuriti, Bapak Puryono, purna tugas dari Polisi, mampu menjawab dan menyebutkan bahwa kota yang tidak punya pabrik gula adalah Surabaya. Itu jawaban benar. Kenapa begitu? Jika Anda sebagai pembaca mengetahuinya, silakan dijawab ya!. Hadiah 2 Kilogram gula akan kami kirimkan pada 2 orang yang menjawab tercepat dan benar.

Saya yang biasanya hanya mengajar di kelas sebagai guru, dengan kunjungan ini sangat merasa beruntung mendapat pengetahuan tentang seluk beluk manajemen pabrik gula dengan semua permasalahannya. Semoga PG Poerwodadi tetap mampu eksis dalam mengangkat harkat masyarakat Magetan sehingga perekonomian kita bisa menjadi semakin terasa ‘manis’ untuk semua lapisan masyarakat.

SALAM

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bener bener bernas ulasannya, sukses Pak Eko...ditunggu reportase berikutnya, jadi obat kangen sebagai orang perantau di SUmaera..

30 Jun
Balas

Reportase yg bagus pak. Kereen..

30 Jun
Balas

Magetan Keren. Kalau didaerahku ada yang buat gula pakai bantuan kerbau yang ditutup matanya. Tradisional pabriknya. Sehat dan sukses selalu Bapak

30 Jun
Balas

Mantap artikelnya. Saya pernah ke pabrik gula di Mojokerto, tapi saat itu pabrik libur. Alasan Sby tidak punya pabrik gula, saya tidak tahu hehe. Salam.

30 Jun
Balas

Jempol pokoknya... saya sempet mau tanya sebelum baca itu kok ada om bule ternyatah... cakep2...

02 Jul
Balas

Reportase yang keren Pak Eko

30 Jun
Balas

Keren dan lengkap reportasenya. Sangat informatif, jadi ingat dulu pratikum di Gunung Madu Lampung. Sukses ya Pak.

30 Jun
Balas

Keren dan lengkap reportasenya. Jadi banyak tahu ttg oabrik gula. Eh, teka-tekinya nggak bisa jawab Pak.

30 Jun
Balas

Pabrik gula Purwodadi mewakili pabrik pabrik lain di negeri kita yang masihbanyak menggunakan peralatan kuno, peninggalan penjajah

30 Jun
Balas

Khawatir stasiun semutnya nyerbu pabrik Pak Eko hhe

30 Jun
Balas

Keren nih. Sukses pak Eko.

30 Jun
Balas

Rasanya ikut diajak mengunjungi pabrik gula...reportase yang mantap, untuk saya belajar menulis lebih baik. Terim aksih pak Eko.

01 Jul
Balas

Keren Pak Eko ulasannya tuk mendampingi Mr. EDGAR, sehat n sukses sll nggih

30 Jun
Balas

Keren Pak Eko ulasannya tuk mendampingi Mr. EDGAR, sehat n sukses sll nggih

30 Jun
Balas

Keren Pak Eko ulasannya tuk mendampingi Mr. EDGAR, sehat n sukses sll nggih

30 Jun
Balas

Luar biasa ulasannya. Senang saya membacanya, Pak. Kujadulan bukan berarti kemunduran, namun sebuah kenangan akan perjalanan modernitas juga sebuah perjuangan. Sukses selalu untuk Pak Eko.

30 Jun
Balas

Artikel yang hebat dan semakin salut dengan Pak Eko, seorang yang memiliki multi talenta... Salam hormat dan sukses selalu Pak

30 Jun
Balas

Kota apa ya Pak. Wah nggak bisa dapat kiriman gula nih. Hehe

30 Jun
Balas

Kota Surabaya kota yang tidak mempunyai Pabrik Gula alasannya karena Kota Surabaya ada "Stasiun Semut".

30 Jun
Balas



search

New Post