MEMBAKAR LANGIT BIRU-PART 22 (Suasana Duka di Pangkalan Udara)
MEMBAKAR LANGIT BIRU-PART 22 (Suasana Duka di Pangkalan Udara)
Oleh : E.A.Wahyudiono
Saat pesawat tempur F-16 Mayor Pnb. Dedy turun dengan cepat mengikuti perintahya, kesempatan itu dipergunakan oleh Letkol Pnb. Yudha untuk melepaskan rudal sidewinder udara ke udara. Terlihat olehnya, Rudal yang dilepaskan menghantam telak dan membuat jatuh pesawat tempur Sukhoi-Su-27 negara tetangga yang memasuki wilayah NKRI dan telah menembak F-16 Mayor Pnb. Dedy.
“Bingo..!”(Kena kau!) teriak Letkol Pnb.Yudha dari kokpitnya. “Lion..Lion..!, melapor segera..!” dia memanggil Mayor Pnb Dedy. Namun tidak ada respon. Berkali-kali dia memanggil sambil mengitari langit yang berwarna merah karena efek ledakan arsenal (gudang peluru) markas para gerombolan yang dihancurkannya. Karena tidak ada respon, Letkol Pnb. Yudha selaku komandan misi segera menghubungi Markas komando operasi Utama.
“Base…!..Base..!, Lapor, Ornate, Hilang dalam tugas..!. Lion, Pesawatnya jatuh tak diketahui..!” Letkol Pnb Yudha melapor ke markas komando operasi dengan nada sedih telah kehilangan wingmen pilot dalam misi menjaga keutuhan NKRI. Sesuai perintah komando operasi, dia pun segera kembali ke Pangkalan Udara di Ambon. Menjelang fajar, para Ground crew dan Paskhas yang menunggu di Pangkalan Udara mengetahui hanya ada satu pesawat F-16 yang mendarat kembali. Mereka semua merasa kehilangan dan bersedih telah kehilangan 2 pilot terbaik di dalam misi ini.
Pagi itu, berita duka pun segera menyebar di Pangkalan Udara utama di Jawa dan segera melakukan koordinasi sejak laporan diterima. Belum ada tanda-tanda kontak dengan Lettu Pnb. Novi yang telah terjun di hutan. Dia diasumsikan telah tertangkap oleh para gerombolan bersenjata di hutan atau gugur. Sedangkan Mayor Pnb. Dedy, saat ini juga tidak dikethaui keberadaannya, baik pesawat tempur dan orangnya karena hilang komunikasi.
Sementara itu, Letda Pnb. Rio membukakan pintu saat terdengar pintu rumahnya diketuk tiga kali. Pagi itu, dia sudah bersegarm Pakaian Dinas Harian Militer (PDH) dengan tanda strip balok kuning di pundaknya menjadi terkejut saat melihat tamu yang datang. Seorang Perwira Rohani (Paroh) dan dua orang WARA mencari Kapten Ckm. dr. Linda Purwati yang juga sudah bersiap berangkat berdinas ke Rumah Sakit TNI AU di Pangkalan Udara.
Mendengar informasi bahwa calon suaminya, Mayor Pnb Dedy, sementara saat ini dinyatakan Missing in Action (MIA) atau hilang dalam tugas. Jantung dokter Linda serasa berhenti berdetak. Sungguh berita atau mimipi buruk baginya. Sebagai anggota militer, dia berusaha untuk tetap kuat dan menahan tangisnya, akan tetapi naluri wanita terhadap musibah yang menimpa calon suaminya tak kuasa ditahannya. Tetesan air mata turun membasahi pipinya yang putih itu.
Letda Pnb. Purwo Rio sebagai adiknya juga ikut sedih yang sangat dalam. Serta merta, dia memeluk kakaknya yang terisak pelan. “Sekarang..!, Dampingi Kakak ke Pangkalan” pinta dr. Linda dengan nada sedih. Dengan naik mobil Dinas TNI AU bersama beberapa perwira yang menjemputnya menuju Pangkalan, Rio membayangkan akan kondisi Berliani, Istri Lettu Pnb. Novi yang sedang hamil muda. “Firasat burukku, benar terjadi” suara hati Rio mengingat-ingat peristiwa gelas yang jatuh saat makan malam di rumah Berliani yang juga ditemani Risma.
Di satu ruangan yang kosong, Letda Pnb. Rio dan Kapten Ckm.dr. Linda bertemu dengan beberapa perwira yang bertugas mengendalikan jalannya operasi. Banyak dari mereka yang menyalami agar tetap tabah. Tidak begitu lama, Berliani yang ditemani Risma, juga masuk ke dalam ruang yang sama di mana dokter Linda berada. Mereka berdua saling berpelukan dan menangis tersedu. Semua tangis yang ditahan dari tadi seketika terlepaskan.
Beberapa perwira TNI AU yang hadir di ruangan itu hanya bisa diam untuk memberikan kesempatan pada dokter Linda dan Berliani untuk saling berbagi duka. Saat sudah bisa menguasai diri, mereka berdua disilakan duduk di sofa. Seorang Wanita Angkatan udara (WARA) menyodorkan tisu untuk Berliani yang masih terlihat shock. Letda Pnb. Rio tak kuasa melihat pemandangan yag menyedihkan itu. Dia menoleh pada Risma yang juga menangis sambil memegangi pundak Berliani.
Kesedihan Risma semakin menjadi. Dia sudah pernah merasakan situasi seperti yang terjadi saat ini. Calon suaminya, Almarhun Lettu Pnb. Rendy, gugur saat bertugas penyergapan pesawat asing di atas Laut Jawa. “Ya Allah, janganlah terjadi lagi pada adikku, Berliani dan juga dokter Linda. Selamatkanlah Lettu Novi dan Mayor Dedy. Engkau Maha pendengar dan pengabul doa kami semua!” ucap lirih doa dari bibir mungil Risma. Padahal Risma baru ingat, minggu lalu, Berliani dengan gembira menunjukkan ucapan Hari Ulang tahun dari suaminya dari kokpit pesawat F-16 saat berlatih sebelum penugasan.
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hmm...jadi sedih...smh Deddy dan Novi bs diselamatkan
Semoga keduanya segera ditemukan selamat, aamiin.
Semoga Mayor Pnb Dedy diketemukan masih hidup...agar endingnya happy nggih,Pak.
Aamiin... semoga semua selamat... Keren, Pak
Semoga mayor Dedi dan dan Letkol Pnb Novi bisa ditemukan dalam keadaan selamat
Semoga mayor dedi dan lettu novi baik2 saja.
Ya Allah...
Cerita yang menegangkan dan mengharukan, sukses dg penulisnya yg membuat jantung dag Dig dug dibuatnya, semakin penasaran juga, semoga mayor Dedy dan Lettu Novi diberi keselamatan
Ikut terharu dengan kesedihan Berliani dan dr. Linda juga risma. Sehat dan semakin sukses buat Bapak
Sedihnya Linda dan Berliani kehilangan kekasih... hikss
Yg dicemaskan terjadi jg.... Saya tak kuat membacanya. Akhirnya air mata ikut jatuh ..
Ikut terharu. Semoga semuanya baik2 saja.
Hanya dia yang bisa kupanjatkan, semoga semua selamat..yah.. lagi-lagi tergantung penulisnya..haha..bikin hati cenat-cenut wae. Salam semangat.
Doa#..hanya doa....
Semoga Novi Dan Deddy selamat
Semoga tidak terjadi apa apa. Sukses pak selalu ditunggu lanjutannya
Ada banyak jalan menitipkan sebuah harapan... lanjut pak Eko
Menegangkan ceritanya Pak
Semoga Dedi dan Novi bisa diselamatkan. Keren pak guru ceritanya. Semakin menegangkan.
Semoga mereka segera ditemukan.. ikut sedih dg kondisi Berliani yg sedang hamil. Semoga kuat..
Wow semoga tidak ada hal buruk yang menimpa mereka.Sukses senantiasa.
Ikut sedih nih...Tapi firasat saya mereka masih hidup..Semoga ya pak...
Semoga diberi Allah kesabaran buat keluarga mereka
Sedihnya, semoga dr Linda dan Berliani kuat
Berita sedih .. semoga ada keajaiban...
Mengharu Biru, Isak tangis yang tak terbendung lagi seakan mengalaminya sendiri. Tapi masih ada harapan untuk mendapatkan keajaiban dunia.. semoga mereka selamat dan ditemukan. Kembali ke keluarga tercinta. Ceritanya mantap betul. Top buat pak Eko Adri. Sukses selalu.
Hiks, semoga hanya hilang sementara. Sedih yang mjd keluarganya. Keren pak.
Kesedihan yg mendalam bagi dr.Linda dan Berliani. Smg mayor Deddy dan lettu Novi selamat dalam menjalankan misinya. Selalu setia menunggu pak.
Episode yg mengharukan. Keren Pak, sukses selalu.
Semoga mereka selamat. lanjut pak.
Semoga selamat
Semoga ada berita yang menghapus kesedihan ituu.Kerren banget sih pak ceritanya .bikin aku selalu larut dalam alurnya
Semoga laris bukunya Pak Eko.
Semoga laris bukunya Pak Eko.
Semoga semuanya selamat....salam Literasi. Sukses selalu
Sedih pilu terasa dalam suasana duka.... Mantul jalan ceritanya. Membuat pembaca hanyut berduka dan rasanya ingin masih berharap ada keajaibab datang dari Allah. Aamiin. Salam literasi mas Eko. Suksed sll.
Kisah yang mengharukan...semoga keduanya selamat dalam menjalankan tugasnya....salam sukses pak Adri
Kok saya menangis ya. Sepertinya saya yang mengalami. Semoga doa Risma terkabulkan. Amin Yarabbal Alamin
Aku menangis...semoga Dedy dan Novi baik-baik saja. bukanah mujizat dapat terjadi setiap saat. Salam sukses Pak Eko.
Semoga semuanya baik baik saja... Salam literasi salam sukses Selalu...