Eko Adri Wahyudiono

Saya hanyalah seorang guru biasa. Jika bukan pengajar pastilah pendidik dalam tugasnya. Bisa jadi adalah keduanya. Namun, jika bukan keduanyapun, saya pastilah ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Umpatan atau Makian yang Sopan
selfdesigned by Csnva

Umpatan atau Makian yang Sopan

Jika Anda membaca judul di atas, pasti lah terbesit sedikit perasaan heran, memangnya ada jenis makian atau umpatan yang bermakna sopan dan baik?

Pisuhan, yaitu umpatan atau makian adalah kata-kata yang dianggap tidak pantas namun diucapkan dengan keras yang ditujukan untuk diri sendiri atau orang lain. Umpatan atau makian itu keluar karena perasaan kecewa yang akibat harapan yang dimaksud dengan kenyataan yang ada dianggap terlalu jauh perbedaannya. Jadi bukan untuk menghina seperti anggapan banyak orang saat ini.

Kejengkelan atau emosi dalam hati terlepas dalam bentuk verbal, makian atau umpatan dengan mengambil kata-kata yang mewakili obyek makian seperti nama hewan, anggota tubuh, suku, jenis pekerjaan, ras dan masih banyak lagi lainnya. Umpatan atau makian pada bahasa komunikasi berpotensi menimbulkan konflik fisik pada mereka yang berinteraksi dalam masyarakat.

Setiap orang di seluruh dunia, siapa pun mereka, pasti lah pernah mengumpat, hanya masalahnya, bagaimana mengumpat namun tidak menimbulkan ketersinggungan pada individu atau kelompok yang berujung pada konflik fisik. Nah, bisa kah atau mungkin kah hal seperti itu?

Orang di Jepang juga mengumpat meskipun kata-kata itu normatif saja seperti kalimat, " Baka ya ro!" yang artinya "Kamu bodoh sekali!". Bahkan tekanan nada saat diucapkan tidak terlalu ditekan oleh si pengumpat sehingga terkesan sopan atau seperti ungkapan kekecewaan pada diri sendiri dan tidak menunjukkan ekspresi sedang emosi.

Bandingkan pisuhan dalam bahasa Belanda,. "Godverdomme", atau pendeknya "Verdomme" yang berarti " Sialan". Meskipun sebenarnya banyak kata-kata umpatan lainnya yang lebih buruk maknanya untuk menghina. Apalagi jika diucapkan dengan memberikan tekanan kata yang keras pada lawan bicara dan diperparah dengan gesture ( gerakan tangan, misalnya menunjuk, mengepal dan lainnya).

Dalam tutur bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional akan ditemukan banyak sekali kata- kata yang digunakan untuk makian atau umpatan. Negara penutur asli Bahasa Inggris seperti Inggris, Amerika dan Australia pada umumnya punya ciri khas umpatan masing-masing, namun ada hal yang sama-maaf-, yaitu ada pada kata "fucking". Kata tersebut bisa dimaknai dengan wewakili semua kata-kata buruk. Bisa berarti, haram, tolol, bercinta atau apa pun yang dimaui oleh si pengumpat dan si pendengarnya. Anehnya, kata pisuhan di atas bisa berfungsi sebagai kata sifat, benda, kerja, juga sebagai kata keterangan. Jadi bisa diletakkan di mana saja di dalam kalimat yang diucapkan sebagai satu bentuk umpatan.

Terakhir, bandingkan dengan umpatan di masyarakat kita. Kata apa pun yang digunakan bisa dianggap makian bila diucapkan dengan memberikan tekanan yang sangat keras. Karena saya besar di Madura dan Surabaya, akhirnya saya mengenali bahwa tidak semua arti "Dancok atau Jancuk" adalah umpatan yang diucapkan itu ditunjukkan oleh si pembicara karena perasaan menghina, emosi, kecewa, atau tertekan. Bisa jadi karena perasaan cinta, senang, rindu, bercanda atau lainnya pada orang yang diajak bicara. Apalagi bila umpatan itu dibarengi dengan gelak tawa akrab tanpa ada ketersinggungan dalam berinteraksi sosial secara lisan. Aneh kan?

Sebagai orang Jawa, saya juga heran, kenapa menyebut bagian tubuh, anggota keluarga, atau lainnya dianggap mengumpat. Misalnya, "Ndasmu!" (Kepalamu), "Untumu!" (Gigimu) atau "Mbahmu! ( Nenekmu) itu bisa menjadi sebuah umpatan bila diucapkan dengan nada keras dan diberi tekanan.

Nah, bagaimana bila kita mengumpat dengan sopan? Mudah saja!, pastikan tidak menekan kata yang diucapkan, lakukan dengan ekspresi tersenyum, tidak menunjukkan ekspresi wajah emosi dan bila perlu pada orang asing pun bisa menggunakan kata umpatan dalam bahasa Inggris. "Oh, Your grandmother!", atau "Your head!" atau "Keterlaluan" (meminjam kalimat si raja dangdut).

Bila Anda mampu melakukan seperti itu, jadi lah satu umpatan atau makian yang sopan. Selamat (Jangan) mencoba!

Salam

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kelihatan Suroboyo ne...hehehe

11 Jun
Balas

Mengumpat dalam canda takkan membuat sakit hati. Tapi kalau orang dicandain gak suka bercanda bisa jadi bahaya. Haha ... Salam sukses dan sehat selalu buat Mas eko.

09 Jun
Balas

Terima kasih ilmunya, Pak EA. Siap untuk (tidak)mencoba... hehehe.

08 Jun
Balas

Tulisan yang sangat menarik. Sangat informatif. sekaligus reflektif. Keren! Sehat dan sukses selalu, Pak Eko Adri.

08 Jun
Balas

Tulisan yang sangat menarik. Sangat informatif. sekaligus reflektif. Keren! Sehat dan sukses selalu, Pak Eko Adri.

08 Jun
Balas

Itulah tugas kita semua.. mengajari umpatan yang baik...sejak dini.. terima kasih sudah berbagi cerita indah tentang kehidupan.

12 Jun
Balas

Baru mau mencoba tapi nggak jadi Pak karena di penutup tulisan Bapak ada larangan mencoba, hehehehe

08 Jun
Balas

Baru mau mencoba tapi nggak jadi Pak karena di penutup tulisan Bapak ada larangan mencoba, hehehehe

08 Jun
Balas

Ternyata ada umpatan atau makian yang sopan. Mantap ulasannya, Pak Eko. Salam sukses selalu.

08 Jun
Balas

He..he..yang namanya umpatan, tentu dengan tekanan to pak, tapi dicoba deh...

08 Jun
Balas

Ulasan yang mantap dan menarik pak

08 Jun
Balas

Tambahka satu lagi, Pak. Contoh serupa umpatan dalam tuntunan agama. hehe....

08 Jun
Balas

Hi hi...saya kalsu tersalah melakukan seduatu kadang juga mengucapkan makian untuk diri sendiri, "Mati kau Taatii!",namun bersaan dengan itu segera saya ucapkan astaghfirullaahal 'aziim.Sukses selalu Pak Eko. Keren bahasannya.

08 Jun
Balas

Meledek saja terkadang sudah nuansa marah. Apalagi mengumpat. Eih... tidak beda yah.

09 Jun
Balas

Ulasan yang keren mantap. Barokallah mas Eko sukses dan sehat selalu. Aamiin

08 Jun
Balas

Mencerahkan pak ulasannya.. Salam literasi

08 Jun
Balas

Aku gak biasa berkata yang nadanya mengumpak takut terbiasa

08 Jun
Balas

Mengumpat pak

08 Jun

Aduh harus melatih diri mulang sekarang untuk mengumpang tapi tetap tenang dan dengan tersenyum. Salam sukses Pak

08 Jun
Balas



search

New Post