Camil merupakan kata turunan dari kata camilan yang berarti makanan kecil (kue, kolak, dan sebagainya); penganan; kudapan. Dalam kehidupan sehari-hari oleh kita, kata camilan itu biasa terucap cemilan (bahasa jawa). Tentu kita tidak asing dengan kata cemilan tersebut. Sadar ataupun tidak kita juga memakan cemilan tiap hari. Banyak varian cemilan yang kita makan, mulai dari cemilan yang murah sampai yang mahal. Bahkan anak-anak terkadang mengabaikan akan kebersihan dan proses pembuatan cemilan tersebut, disaat harga cemilan murah dan terbeli olehnya maka mereka akan membelinya.

Kita yang sudah dewasa sekalipun terkadang sangat suka ngemil (makan cemilan) disaat perut kita sudah mulai lapar, sedang jenuh, ataupun hanya sekedar hanya untuk mengusir ngantuk. Ngemil sendiri dilakukan saat kita sedang bekerja atau melakukan aktifitas yang tidak terlalu berat.

"Ayo jujur, kita suka ngemil nggak?" Kalau anda suka ngemil berarti sama dengan aku.

Namun, kita sering menghiraukan juga apakah jenis cemilan yang kita makan itu mengandung kolesterol atau tidak. Karena cemilan yang biasa dan yang paling kita suka adalah jenis cemilan yang berminyak, misalnya gorengan yang dijual di warung-warung atau di pinggir jalan. Tanpa berpikir panjang apakah cemilan tersebut digoreng dengan minyak yang baru atau minyak sisa (jelantah:bahasa jawa). Jika cemilan itu di goreng dari minyak jelantah dan kita sebenarnya mengetahuinya, alangkah kita tak menyayangi tubuh ini jika kita masih mengkonsumsinya.

Lalu, "bagaimana kita memilih cemilan yang sehat?, apakah kita nggak boleh ngemil?."

Pertanyaan itu yang selalu muncul dalam benak kita disaat kita akan ngemil.

Ada tips sehat dan tanpa kolesterol dalam ngemil, apa itu?

Apakah Jenis cemilan yang berbahan dasar sayuran, jagung, ubi, atau yang lainnya?

ternyata bukan itu semua.

"Ngemil yang sehat tanpa kolesterol adalah ngemilikin kamu."

hahahahaha, serius amat bacanya.

Selamat pagi sahabat, selalu semangat ya?

teruslah berkarya dan tetaplah tersenyum.

Belor, 27012019