Eko Budiyono

Menulis adalah ketenangan hati. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 EKO BUDIYONO CGP Angkatan 7 Kabupaten Grobogan

Ke;as 041 A Jawa Tengah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Perkenalkan nama saya Eko Budiyono, saya biasa dipanggil Eko. Saat ini saya mengajar di SD Negeri 2 Truwolu Korwilcam Bidang Pendidikan Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan. Saya adalah calon Guru penggerak Angkatan 7 Kabupaten Grobogan. Pendidikan Guru Penggerak membawa perubahan besar dalam diri saya terutama dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Diawali oleh modul 1 dan 2, selanjutnya sampailah pada Modul 3.1 Pengambilan Keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin.

Saya merasa mendapatkan materi-materi yang luar biasa dari 2 modul sebelumnya. Selama menjalani Pendidikan Guru Penggerak ini saya dibimbing oleh fasilitator yaitu Ibu Siti Lestari yang luar biasa hebat, selalu membimbing, mengarahkan, memotivasi tiada bosannya dan Pengajar Praktik Ibu Agung Puji Lestari yang semangat luar biasa dalam memberikan motivasi, arahan, dan bimbingan demi kelanjutan pendidikan ini.

Pada kesempatan ini izinkan saya berbagi informasi tentang Pengambilan Keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Namun sebelum menguraikan materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran mari kita renungkan kalimat bijak berikut ini :

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Makna yang dalam terdapat pada kutipan di atas merupakan sebuah pesan kepada guru untuk tidak hanya sekedar memberi ilmu. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, yakni menuntun segala kodrat yang ada pada murid, agar mereka dapat menjadi manusia yang mandiri, selamat dan bahagia baik maupun sebagai anggota masyarakat. Kutipan di atas juga bermaksud bahwa di sekolah pengajaran tentang ilmu-ilmu itu baik, tapi ada yang lebih penting dari sekedar ilmu yakni sesuatu yang disebut berharga pendidikan budi pekerti yang meliputi cipta rasa karsa dan raga, penanaman nilai-nilai kebajikan, serta mengasah setiap potensi sesuai dengan minat dan bakat murid, hingga guru mampu menebalkan garis samar yang ada pada murid-murid, menuntun mereka sesuai dengan kodratnya.

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Pada Filosofi Pratap Triloka yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo (Dari depan memberikan teladan), Ing Madyo Mangun Karso (DI tengah memberikan motivasi), Tut Wuri Handayani (Dari belakang memberikan dorongan), kaitannya dengan penerapan pengambilan keputusan adalah sebagai seorang pemimpin dalam membuat sebuah keputusan harus bisa dijadikan sebagai teladan untuk membuat keputusan yang bijaksana, dan dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga keputusan-keputusan yang diambil dapat memberikan motivasi dan juga bisa mendorong sekolah menjadi tempat yang nyaman, aman, representatif, kondusif, dan mencapai tujuan pendidikan KI Hajar Dewantara yaitu mengantarkan siswa menuju keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai individu maupun masyarakat.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

NIlai-nilai kebajikan dalam diri kita sangat berpengaruh besar pada prinsip-prinsip pengambilan keputusan. Lima nilai yang harus dimiliki oleh guru penggerak yaitu Mandiri, Inovatif, kolaboratif, reflektif, dan berpihak kepada murid. Seorang pemimpin pembelajaran yang memiliki nilai-nilai tersebut akan memiliki cara pandang yang lebih luas. Mampu berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam menyelesaikan masalah, berinovasi dalam menyusun tahapan penyelesaian masalah, mampu mengambil pelajaran dalam setiap permasalahan yang terjadi. Sehingga proses pengambilan keputusan pada kasus dilema etika dapat dipertanggung jawabkan dan berpihak kepada murid.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Kegiatan Coaching yang telah diberikan oleh pendamping ataupun fasilitator selama kegiatan pembelajaran pada pendidikan guru penggerak, dengan alur TIRTA yaitu T (Tujuan), I (Identifikasi Permasalahan), R (Rencana Aksi), TA ( Tanggung Jawab). Dari kegiatan tersebut secara tidak langsung membuat saya belajar untuk membuat keputusan dengan tahapan coaching. Di mana, saya belajar menjadi pendengar yang baik, membuat pertanyaan berbobot, dan merefleksikan permasalahan yang terjadi. Sehingga diharapkan saya ke depannya mampu menjadi pemimpin pembelajaran, dan dapat membuat keputusan melalui proses coaching dan berbagai langkah pengujian pengambilan keputusan.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan dalam pengelolaan sosial emosional sangat berpengaruh besar pada proses pengambilan keputusan. Terutama masalah dilema etika. Sebagai seorang guru, tidak boleh baper atau terlalu meletup-letup emosi ketika menghadapai permaslaahan dilema etika. Dengan melihat 4 paradigma dilema etika, guru dapat melihat nilai-nilai kebajikan dalam setiap permasalahan. Sehingga keputusan yang diambil tidak grasa grusu, atapun berdasarkan egoisme semata. Melihat suatu permaslahan dengan lebih luas dan berkolaborasi dengan berbagai pihak akan membuat guru menjadi lebih tenang dan dalam kesadaran penuh (mind fullnes).

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang pendidik harus mampu melihat permasalahan yang dihadapi apakah permasalahan tersebut merupakan dilema etika ataukah bujukan moral.Suatu permasalahan itu termasuk masalah moral ataupun masalah etika, tidak terlepas dari nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik. Satu permasalahan yang sama bisa dianggap bujukan moral maupun dilema etika, tergantung bagaimana kita mengindetifikasinya. Dan proses identifikasi ini sangat dipengaruhi oleh prinsip yang dimiliki oleh pendidik itu sendir. Sehingga hasil identifikasi permasalahn tersebut berpengaruh pada hasil akhir pengambilan keputusan.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Sebenarnya setiap keputusan yang kita ambil, tidak akan dapat memuaskan semua pihak. Namun begitu langkah pengambilan keputusan yang dilakukan dengan berbagai tahap dan melihat fakta-fakta yang mempengaruhi permaslaahn tersebut, akan dapat menghasilkan keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan dan berpihak kepada murid. Sehingga keputusan yang diambil dapat menciptakan lingkungn yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Karena pengambilan keputusan sudah melalui 9 tahapan dengan melihat berbagai 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangnnya adalah saat menghadapi permasalahan terkait PTK, kita dihadapkan pada orang dewasa. Di mana, mereka bukan lagi anak-anak yang sudah memiliki pandangan tersendiri pada suatu permasalahan. Sikap egois dari PTK membuat permasalahan dilema etika pada PTK menjadi tantangan tersendiri bagi seorang pemimpin. Dalam menghadapi permasalahan dilema etika pada siswa, tantangannya adalah ketika menghadapi orang tua murid yang egois, memiliki pola pikir berbeda, kurang setuju dengan pendapat dari kita, cenderung menolak, dan arogan. Tentunya, dengan nilai-nilai kebajikan yang dimiliki, semua tantangan tersebut dapat teratasi.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Keputusan-keputusan yang kita ambil selaku pemimpin, seyogyanya berpihak kepada murid. Memperhatikan diferensiasi pada kemampuan setiap siswa. Sehingga dapat menentukan kegiatan pembelajaran yang tepat pada siswa sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Seorang pendidik harus memiliki pemikiran bahwa setiap siswa istimewa, memiliki kemampuan yang tidak sama, setiap siswa memiliki potensi yang harus terus digali oleh pendidik. Rawatlah peserta didik layaknya sebuah tanaman supaya mereka berkembang dengan baik segala potensi yang dimilikinya. Yakinlah tidak ada produk gagal yang diciptakan Allah. Jangan lelah mendidik agar peserta didik mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidup baik sebagai individu maupun masyarakat.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran ada kalanya melihat paradigma berfikir jangka pendek dan jangka panjang. Sehingga diharapkan keputusan yang diambil dapat memberikan masa depan yang cerah bagi murid. Fikirkanlah bahwa keputusan yang kita ambil akan berpengaruh pada masa depan peserta didik. Seyogyanya keputusan yang diambil dapat menuntun peserta didik agar memiliki karakter yang baik dan mampu menjadi individu yang dapat diterima di kehidupan bermasyarakat.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Proses pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran didasari juga oleh filosofi pemikiran Ki HAjar Dewantara, Ing Ngarso sung tulodo, Ing madyo Mangun KArso, Tut Wuri Handayani. Seorang pemimpin, dalam mengambil keputusan harus bisa menjadi teladan, memberi motivasi, dan memberikan dorongan. Murid selayaknya tanaman yang sedang kita rawat supaya tumbuh dengan baik. Sehingga apapun permasalahan dilema etika yang terjadi berdasarkan 4 paradigama, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan, sehingga keputusan yang diambil berpihak kepada murid dan dapat dipertanggung jawabkan.

Bagaimana keputusan tersebut tujuan akhirnya adalah agar siswa dapat tumbuh berkembang menjadi manusia yang hidup bahagia dan selamat baik sebagai individu maupun masyarakat. Dengan cara memperhatikan potensi yang telah dimiliki, memperhatikan diferensiasi. Proses pengambilan keputusan dapat dilakukan melalui proses coaching. Sebelum mengambil keputusan, seorang pemimpin mencari fakta-fakta terkait permasalahan melalui kegiatan coaching dengan menjadi pendengar yang baik, mengajukan pertanyaan berbobot, dan membuat refleksi. DIharapkan melalui tahapan TIRTA, dapat menggali fakta-fakta dari permasalahan yang dihadapi tanpa menuduh dan menggurui.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dilema etika adalah dua permasalahan yang sama-sama memiliki kebenaran (Benar vs benar). Ketika seseorang harus memiliki antara dua opsi keputusan yang secara moral adalah sama-sama benar, namun saling bertentangan.

Sedangkan bujukan moral adalah permasalahan yang benar dan salah. Ini terjadi ketika seseorang harus memilih dua keputusan yang benar dan salah.

4 paradigma pengambilan keputusan dilema etika yaitu:

individu lawan kelompok (individual vs community),

kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty),

keadilan lawan kasihan (justice vs mercy), dan

jangka pendek lawan jangka panjang (shirt term vs long term).

3 prinsip pengambilan keputusan yaitu:

Berpikir berbasis hasil akhir

Berpikir berbasis peraturan

Berpikir berbasis rasa peduli

9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan:

Apa nilai-nilai yangsaling bertentangan dari kasus tersebut

Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut?

Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut?

Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut?

Uji legal- apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut?

Uji regulasi- Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut?

Uji intuisi- Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini?

Uji publikasi- Apa yang Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah Anda merasa nyaman? Bila Anda tidak merasa nyaman, kemungkinan kasus tersebut bukan kasus dilema etika, namun bujukan moral.

Uji Panutan/Idola- Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

Jika pengujian ini gagal, maka dilanjutkan dengan langkah selanjutnya. Bisa jadi situasi tersebut bukan termasuk dilema etika, melainkan bujukan moral.

Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi?

Prinsip mana yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini?

Adakah penyelesaian yang kreatif dan tidak terfikir sebelumnya (Investigasi Opsi Trilemma)

Apa keputusan yang anda ambil?

Coba lihat lagi keputusan anda dan refleksikan!

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Dulu saat melakukan pengambilan keputusan saya diskusikan dengan kepala sekolah dan rekan sejawat yang lebih senior untuk mendapatkan masukan terkait pengambilan keputusan pada situasi moral dilema. Langkah-langkah pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagian besar sudah sesuai dengan apa yang dipelajari di modul ini.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajarinya modul 3.1, saya mulai paham bahwa dalam mengambil suatu keputusan perlu dalam kesadaran penuh bukan atas dasar emosi. Dalam pengambilan keputusan juga perlu mempertimbangkan berbagai hal yang akan membantu pemecahan masalah. Keputusan yang dibuat diharapkan mampu diterima menguntungkan kedua belah pihak nantinya. Selain itu menjadikan saya lebih bijaksana dalam mengambil keputusan dengan melihat 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian dalam pengambilan keputusan. Hal tersebut mempengaruhi sosial emosional saya dalam mengambil keputusan, sehingga keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Modul 3.1 ini sangat penting untuk dipelajari oleh saya baik sebagai individu maupun sebagai seorang pemimpin. Hal ini dikarenakan modul 3.1 ini sangat membantu saya dalam pengambilan keputusan pada kasus dilema etika. Secara individu sebagai guru ataupun sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah, kini saya dapat membuat keputusan yang benar dan efektif serta menghindari pengambilan keputusan yang ceroboh atau merugikan orang banyak. Sekarang saya lebih percaya diri dalam memutuskan segala kasus baik dilema etika maupun bujukan moral.

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap...angkatan ke berapa guru penggerak pak

26 Apr
Balas



search

New Post