Eko Hastuti

Menulis bagiku menjadi salah satu sisi kehidupan yang penting. Ibarat orang hidup yang harus bernafas, menulis sebagai oksigen yang memberi kesegaran otak dan h...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bermain

Bermain "Ice Breaking" Sampai Bercucuran Keringat

Tidak hanya siswa yang senang dengan kegiatan dalam rangka memeriahkan Hari Anak Internasional, Kamis, 1 November 2018 ini. Guru-guru SMPN 1 Wonosobo pun memanfaatkan kesempatan dengan bermain "Ice Breaking" atau "Lawan Kata". Ketika pemandu mengatakan maju, kami mundur. Ketika diberi aba-aba mundur, kami maju. Demikian juga saat diberi aba-aba kanan, kami harus melangkah ke kiri. Ketika disuruh jongkok, kami melambungkan diri dan sebaliknya. Permainan ini jelas bukan permainan tradisional, karena cenderung merupakan bagian dari metode pembelajaran. Khususnya ketika siswa mulai jenuh atau kurang semangat belajar, guru dapat mengajak siswa bermain "Ice Breaking". Karena untuk bermain ini kita harus fokus dan spontan mengikuti gerakan yang disampaikan oleh guru atau pemandu kegiatan.

Bagi siswa tentu bukan hal yang sulit. Karena dunianya masih dunia bermain, bersosialisasi, dan bersenang-senang dengan banyak cara. Namun bagi guru yang sebagian besar berkepala 4 bahkan 5, permainan ini terasa agak susah. Karena ada tuntutan kebersamaan gerak antara otak dan gerakan fisik. Lebihlebih bagi guru yang bertubuh jumbo wah, benar-benar "keponthal-ponthal" dalam mengikuti gerakannya. Sampai bercucuran keringat saja kadang masih salah langkah alias "kemringet" atau "gembrobyos". Tetapi karena bukan lomba, jadi kami bermain dengan enjoy, tidak terbebani apa pun. Jadinya secara tidak sengaja, kami sudah berolah raga dan gembira setelah bermain ala anak-anak zaman dulu. Karena pada dasarnya guru pun butuh hiburan, selingan, atau variasi kegiatan yang membuat semangat bekerja.

Bukankah kalau mau jujur, para manula itu sesungguhnya seperti anak kecil saat berkumpul dengan sesama manula? Ingin bercerita banyak hal yang lucu-lucu, ingin bermain seperti waktu kecil? Yang jelas, permainannya harus mendidik dan dapat dicontoh siswa secara positif. Siswa melihat guru-guru nampak lucu saat bermain pun jadi terhibur. Yah, intinya saling terhibur.

Wonosobo, 2 November 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Asyik njih bu Eko? Kembali seperti anak-anak tanpa beban.

03 Nov
Balas

Ya bu Dyahni, seperti masa lalu saat masih kecil. Asyik dan senang sekali. Makasih telah berkunjung. Salam sehat dan sukses ya. Salam literasi, literasi. harga mati.

03 Nov

Boleh juga ice breakingnya... Trimakasih, mau saya coba

02 Nov
Balas

Silakan bu Meynia, bisa ditambah variasi materinya. Kalau untuk anak bisa lebih variatif, kalau untuk manula lha yang simple saja haha... makasih ya apresiasinya. Jangan bosan berkunjung bu, untuk saling menyemangati.

02 Nov

Asyik bu ice breaking nya. Mantaps. Sukses selalu dan barakallah

02 Nov
Balas

Alhamdulillah bisa untuk hiburan bu Siti, agar semakin semangat mengajar di kelas maupun luar kelas. Makasih selalu hadir mengapresiasi, semoga bermanfaat. Salam sukses dan sehat ya.

02 Nov



search

New Post