Tugas utama guru adalah mengajar dan mendidik siswa. Dalam kapasitas itu guru juga harus menyiapkan administrasi mengajar, membimbing ektrakurikuler, menjalankan tugas lain yang ditugaskan sekolah, mengembangkan diri, melakukan pengembangan profesi dan menjadi contoh siswa dengan pribadi yang bersahaja.

Tugas yang terakhir itu ternyata tidak mudah. Bisa jadi pada tugas-tugas pokoknya sukses tapi kurang bersahabat dengan siswa. Karena yang penting materinya selesai, anak mendapat nilai yang bagus, dan tugas sampingannya selesai dan beres. Padahal sisi lain yang kadang terasa kurang penting seperti bersahabat dengan siswa baik waktu pembelajaran maupun di luar pembelajaran, tak kalah pentingnya.

Menjadi sahabat tidak berarti akrab tanpa batas. Guru harus tetap menjaga batas-batas norma pergaulan dan posisi sebagai guru yang harus digugu dan ditiru. Ucapan, sikap, dan perilaku tetap sebagai seorang guru yang patut diteladani. Meski akrab dan bersahabat namun tetap berwibawa dan berkharisma. Bagaimana agar guru bisa bersahabat dengan siswa secara bersahaja? Resep sederhana ini mungkin bermanfaat dan jadi pengingat saat berperan sebagai pelita kehidupan bagi siswa. Maka hendaknya guru:

1. Ramah dan murah senyum.

2. Perhatian dan peduli.

3. Sederhana tapi bersahaja.

4. Berprestasi untuk menginspirasi.

5. Menjadi teladan yang elegan.

6. Bersahabat namun tetap bermartabat.

7. Menjadi literat sejati.

Mengapa guru harus menjadi literat sejati? Karena jiwa mendidik yang telah terbentuk di dasar hatinya meruak seluas jagad raya. Guru tidak hanya di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah. Tidak juga sebatas memberi nasehat saat siswa menghadapi kesulitan. Bukan hanya kepada siswa yang sedang diajar, tetapi kepada siswa yang tidak diajar pun tetap memberi perhatian, menegur dan menasehati ketika salah, dan sikap-sikap lainnya. Bahkan kepada para alumni yang sudah berada di jenjang yang lebih tinggi, atau telah kuliah. Kadang peran sebagai guru tetap berlanjut entah apa bentuknya. Mungkin membantu apa yang diperlukan, membantu mengatasi persoalan dengan memberi solusi, atau memberi motivasi agar lebih semangat dan giat. Karena kendala jarak dan waktu, semua itu hanya bisa dijangkau dengan tulisan. Maksudnya, guru untuk bisa memotivasi dan menginspirasi mereka dengan melakukan kegiatan literasi lalu diposting di berbagai media agar dapat diakses mereka dan siapa saja. Jadi membaca dan menulis bagi guru sejati tak akan terhenti agar perannya sebagai pelita kehidupan dapat sebagai penerang bagi semua orang. Belajar sepanjang hayat, agar kehidupan kita bermartabat dan bermanfaat bagi orang lain. Rupanya kita sebagai guru tidak cukup bersahabat dengan siswa saja, namun dengan siapa pun, dan alam tempat kita bernaung.

Wonosobo, 3 November 2018