Kejutan hari Kamis, 21 Nopember 2018 benar-benar membuatku melayang. Paketan berupa bungkusan kecil bersampul coklat dari Pak Edi Prasetyo tiba di sekolah. Tak sabar aku langsung membukanya dan taaraaa.. tepat juga dugaanku, isinya buku cantik dan menarik.

Buku fiksi berupa kumpulan cerpen itu sungguh asyik. Dengan latar gelap bunga mawar merah yang rekah nampak membara tapi lembut. Serasi dengan judul bukunya, "Mawar Merah Itu Mestinya untuk Dia". Tentu judul buku itu diambil dari salah satu cerpennya yang hampir mencapai lima puluh judul itu. Hebat, ini buah konsistensi menulis. Menulis yang tidak asal menulis saja tapi menulis yang penuh gizi, memberi energi positif bagi pembaca, dan tulus berbagi untuk sesama.

Senang campur bangga mendapat kiriman buku dari temanku itu. Energi menulisku langsung meloncat-loncat. Seperti waktu mengulas tulisan-tulisanku di blog guru terbesar se-Indonesia "gurusiana". Walaupun di blog tersebut pak Edi jadi gurusianer populer, namun tak pernah merasa jumawa. Pak Edi selalu perhatian dengan guru-gurusianer pemula sepertiku. Motivasi untuk menulis terus disuarakan, semangat literasi terus dibarkan. Geloranya dalam menulis seolah mampu membangkitkan pembacanya untuk terus berkarya. Terus mencurahkan ide, melukiskan suasana, memompakan gairah berbagi dengan tulisan entah apa pun bentuknya. Benar-benar menginspirasi pak Edi Prasetyo ini.

Yang membanggakan lagi beliau adalah kepala sekolah sebuah SMA di wilayah Purwokerto yang berprestasi. Betapa sibuknya beliau dalam jabatan sebagai kepala sekolah, namun beliau tetap produktif dan istiqomah menulis. Luar biasa, beliau telah menginspirasiku berliterasi.