Eko Prasetyo

Eko Prasetyo, pemimpin redaksi MediaGuru dan penjaga gawang Majalah Literasi Indonesia. Dia menyelesaikan pendidikan S-1 Sastra Indonesia Unesa dan S-2 Ilm...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGHARGAI GAGASAN SENDIRI

MENGHARGAI GAGASAN SENDIRI

Seorang mahasiswa jurusan bahasa Indonesia melapor kepada saya. Ia meminta izin untuk mengutip beberapa hal dari buku saya yang berjudul Kekuatan Pena (terbit tahun 2011). Saya mempersilakan dirinya untuk mengutip guna keperluan penyusunan skripsinya.

Yang demikian itu membuat saya respek. Sebab, saya pernah sangat marah karena beberapa tahun silam ada guru yang memplagiat karya saya secara brutal. Saya dicegah oleh seorang trainer MediaGuru untuk tidak memperpanjang urusan tersebut.

Apesnya, pada masa pandemi, ada guru lain yang berani mencomot salah satu cerpen saya kata per kata di cerpen yang kemudian dia klaim sebagai karyanya. Hingga saat ini, sejujurnya saya masih trauma dan marah dengan kejadian itu. Kejadian inilah yang membuat saya jarang memublikasikan cerpen di blog dan medsos saya, kecuali tulisan-tulisan esai. Lha wong diksi-diksi saya saja sering dipakai orang lain tanpa izin. Termasuk gaya akrostik saya dalam berpuisi.

****

Plagiarisme memang musuh besar dalam dunia kepenulisan. Karena itu, saya menaruh respek pada para penulis yang berani mengeluarkan gagasannya sendiri. Kalaupun harus mengutip, ya disebutkan sumbernya sebagai bentuk tanggung jawab keilmuan.

Saya jadi teringat ucapan Kak Watiek Ideo di kelas menulis cerita anak di Surabaya pada 31 Maret 2024. Dalam hal menulis cerita anak, ia tidak setuju dengan teknik ATM alias amati, tiru, dan modifikasi.

“Lebih baik gagasan orisinal,” sarannya.

Khusus dunia penulisan cerita anak, saya setuju dengan pendapat Kak Watiek. Jangan sampai melakukan ATM di ranah buku cerita anak, apalagi melakukan plagiat. Itu celaka dua belas namanya.

Seorang penulis akan dikenang tentang bagaimana proses kreatifnya. Jika sekali saja terpeleset plagiarisme, seterusnya ia akan dikenang sebagai penulis yang mencederai dunia intelektual ini.

Lantas, apa kiat agar kita tidak terpeleset plagiat? Mudah. Filosofinya begini, plagiarisme tidak akan terjadi saat kita belum menulis. Barakallah.

Castralokananta, 7 April 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Mas gagah. Ngeri-ngeri nggak ada sedapnya kalau melakukan plagiasi.. Sukses selalu

08 Apr
Balas



search

New Post