Benarlah bahwa kebahagiaan orang yang berpuasa itu salah satunya adalah saat berbuka. Meski hanya berbuka dengan segelas air mineral dan satu kurma, nikmatnya bukan main.

Dulu saat masih awal belajar puasa, saya tak jarang membayangkan es doger dan aneka puding saat masih zuhur hingga asar. Maklum, masih belajar.

Ternyata betul bahwa saat berbuka puasa itulah nikmatnya tak terperi. Bahagianya luar biasa.

Di luar itu, sejatinya kita dilatih untuk berempati. Tak terbayangkan betapa di luar sana banyak warga tidak mampu yang mungkin hanya bisa makan sehari satu atau dua kali. Berpuasa di bulan suci Ramadhan melatih kita untuk menumbuhkan rasa empati tersebut.

Tentu nikmat lainnya adalah melaksanakan ibadah sunah lainnya. Salat sunah seperti salat Rawatib, Tarawih, Duha, dan amalah sunah lainnya seperti bersedekah akan dilipatgandakan pahala kebaikannya. Yang dahsyat, banyak muslim berlomba-lomba melakukan ibadah sunah tersebut yang biasanya jarang dikerjakan di bulan lain.

Suasana Ramadan memang istimewa. Selalu membawa kebahagiaan tersendiri. Kita juga bisa belajar berbagi dengan sesama seperti bersedekah menyediakan menu berbuka untuk saudara-saudara yang melaksanakan puasa. Semuanya dilakukan untuk meningkatkan ketakwaan.

Yang juga membahagiakan, di bulan suci Ramadan ini, masjid dan musala selalu ramai dengan jemaah salat fardu, termasuk Isya dan Tarawih. Apalagi jika mendengarkan tadarus Qur’an yang berkumandang di mana-mana. Nikmatnya diridai. Sungguh, bahagia itu memang sederhana.

Castralokananta, 15 Maret 2024