Totalitas
Saya masih bersekolah di SMPN 13 Bekasi (kini SMPN 18) ketika mendengarkan Still Got the Blues-nya Gary Moore. Sejak itu saya langsung ngefan berat.
Yngwie Malmsteen mungkin bisa dikatakan gitaris terbaik dunia. Kecepatan jarinya seolah tak bisa dibendung ketika membawakan musik-musik klasik karya Mozart dan Beethoven. Tapi, bagi saya, Gary Moore tetap mendapat tempat tersendiri.
Lagi pula, menurut saya, tak pas jika membandingkan si A gitaris terbaik dan si B gitaris terbaik. Sama tak pasnya bila membandingkan skill Yngwie dan Gary. Sebab, jelas keduanya berbeda aliran musik.
Sejak masih remaja hingga usia sepuh ini, saya belajar tentang arti totalitas pada Gary Moore. Saat membawakan lagu-lagu blues, ia seolah menyatu dengan gitarnya. Nyaris tak ada yang cacat di sana.
Yang selalu saya kenang ialah penampilannya di atas panggung. Saya selalu meyakini versi live-nya terasa lebih hidup. Ia selalu menyatu dan larut dalam tiap nomor yang dilantunkannya. Kulikan gitarnya begitu membuat adem pendengarnya.
Lihat saja bagaimana Need Your Love So Bad-nya Fleetwood Mac malah lebih menghanyutkan ketika dibawakan Gary Moore. Ketika satu panggung dengan BB King (legenda blues), Gary menampilkan skill terbaik tanpa berupaya mendominasi sehingga lagu The Thrill is Gone begitu bernyawa.
Menurut saya, performa Gary Moore di Montreaux Jazz Festival selalu ciamik. Sempurna. Mengapa? Pasalnya, Gary selalu total. Selalu menyatu dengan setiap nomor blues yang dinyanyikannya. I loved Another Woman merupakan salah satu nomor easy listening yang pernah dikuliknya dengan nggegirisi (sangat keren).
Hal baik yang saya tiru dari setiap gaya panggung Gary Moore adalah caranya berbusana. Ia tak pernah neko-neko. Sederhana. Tapi, begitu konser, skill hebatnya dalam memainkan gitar serasa tak ada duanya. Totalitasnya tinggi.
Konsernya di Montreaux 2010 bisa dikatakan salah satu yang terbaik. Apalagi lagu Parisienne Walkways yang klasik itu ditampilkan dengan begitu dahsyat. Bikin merinding. Gary masih bisa tampil trengginas, padahal usianya saat itu sudah 57 tahun. Pada 2011, ia meninggal di Spanyol akibat serangan jantung.
Totalitas memang kuncinya. Misalnya, kalau mau jadi penulis, ya harus total. Harus berpengetahuan luas. Harus mau membaca.
Soal totalitas, saya kira siapa pun bisa melakukannya dengan komitmen kuat. Tentu untuk memberikan yang terbaik yang kita miliki. Namun, ya jangan karena ingin total, lantas nyebur di kolam renang hotel tanpa sehelai benang di tubuh.
Castralokananta, 4 Januari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Matur nuwun
Good reviewer! Endingnya ada twist ya Mas Eko? Ternyata totalitas Gary Moore beda dg totalitas yg nyebur ke kolam ya Mas? He he he... Keren Mas.