Eko Pratiwiningsih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

RINDU ITU ENTAH KAN BERSUA

Duhai anakku,

Dua puluh dua tahun yang lalu, aku merasakan kamu hidup. Bergerak dalam rahim hangatku. Tak terbersit sedikit pun, hanya sebentar kurasakan hadirmu. Tak pernah kubayangkan, hanya sebentar kupegang jari mungilmu. Dua puluh enam minggu, rahimku tempat tidurmu. Di luar kuasaku anakku, secepat itu, engkau sudah hadir di tengah kami. Bukan mauku dan bukan pula maumu.

Duhai anakku,

Tak ada yang berharap, kasih kita kan terpenggal tiba-tiba. Di malam itu, hanya 2 malam aku melihatmu, tanpa sempat memelukmu. Allah lebih menyayangimu. Allah cukupkan perjuanganmu, untuk bisa tetap bersama kami. Sekuat apapun engkau berjuang, untuk bertahan. Akhirnya takdir Allah yang menentukan.

Jangan pernah juga salahkan kami, ayah dan ibumu. Sejuta cara kami usahakan, untuk membuatmu bertahan. Membuatmu tetap berada di tengah kami. Engkaulah cahaya kami, engkaulah mata hati kami. Semua yang kami lakukan, pada titik tertentu. Harus berakhir. Harus menerima kenyataan. Engkau sudah sampai di ujung pertahananmu. Di akhir perjuanganmu. Harus mengikhlaskanmu untuk kembali ke haribaan Allah.

Anakku sayang,

Bertahun sesudah itu, hadir tiga adik manismu. Dengan mereka, engkau harus berbagi perhatian kami. Ayah ibumu. Itulah kenapa, tak sesering dulu kami kunjungi pusaramu. Meski do’a untukmu, tak Lelah tetap kami lantunkan untukmu. Di sela sholat kami, di saat kami, ayah, ibu dan adik-adikmu, mau berangkat tidur.

Mata hatiku,

Butuh keberanian, butuh kekuatan. Untuk bisa menahan tangis. Saat aku harus mengungkap kisahmu. Saat semua ingin merasakan hadirmu.

Duhai bidadariku,

Kini, aku hanya bisa menceritakan tentangmu, kepada ketiga adikmu. Engkaulah kakak mereka. Engkau juga tak kalah cantik dengan mereka. Satu yang tak kan kulupa. Genggaman jari mungilmu, seolah meminta ijinku. Bahwa saat itu harus kuterima, bahwa aku harus ikhlas. Melepaskanmu kembali kepadaNya.

Terima kasih sayang, kehadiranmu membahagiakanku, meski sebentar. Hadirmu, melengkapi kisah hidupku. Suatu saat di Jannah Allah, semoga kita kan bersua. Melunasi mimpi-mimpiku. Menghilangkan sekat rinduku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sangat menyentuh... Kontemplatif sekali... Semoga Allah selalu merahmati

08 Sep
Balas

Aamiin, trims

08 Sep

jadi ikut mbrebes mili. teringat juga putri kecilku yang hanya sempat bersua 3 jam. Allahu Akbar

08 Sep
Balas

Keno go Ngelap kaca Leck

08 Sep

Matur nuwun Pak Leck Murman

08 Sep

Sabar bund, pasi disuakan. Dalam suasana yang lebih baik dari saat ini.

08 Sep
Balas

Yes, sure

08 Sep

Sangat menyentuh bunda .... perasaan duka teramat dalam karena kehilangan buah hati, belahan jiwa. pasti satu saat rindu akan terobati bila saat itu telah tiba.

09 Sep
Balas

Tq, Bu Susi

09 Sep

Pasti bersua ibu... yakinlah...

08 Sep
Balas

aamiin, terima kasih, ibu...

08 Sep



search

New Post