JEJAK RASA-PUISI
JEJAK RASAOleh: Eko Saptini
Sendiri mencari arah yang belum pernah, tanpa sesiapa, terasa menemu susah
Menelusuri jalan bising seorang diri, menghitung jarak di atas aspal
Peluh bercucuran, membasahi wajah dan badan, sementara kaki terasa goyah
Terik matahari tersenyum jahat, menyengat kulit kepala
Di beberapa meter terkadang henti perjalanan, mulut penuh tanya padanya pengatur suasana
Beberapa kali teguran terpaksa diterima dengan kata maaf yg tiba-tiba mudah terucap
Apa yang ada dalam kepala, padamu yang menolak pinta, setelah terujar segala rasa
Pastilah batu dibiarkan sebagai penghuni hati
Sudirman-Kuningan, 15 Agustus 2019
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar