Besok sekolah
"Ayun jangan main terus, nanti kecapean, besok sekolah lho,"
"ayoo nanti tidur cepet, awas ya kalo besok susah dibangunin, besok harus berangkat pagi pagi, "
"cepet tidur biar gak kesiangan, biar besok tidak terlambat,"
ini adalah contoh contoh kalimat yg dituturkan ibu ibu, seperti saya yang akan menyambut hari pertama ananda masuk sekolah.
Aku melihat matahari bahkan belum muncul di bumi, anak anak masih menguap, ibu ibu udah menyerbu bangku depan. semakin di depan semakin baik, kapan perlu sebangku dengan bu guru!
Anak memiliki seorang putri.namanya ayun.taun pelajaran ini putriku baru naik kelas 2 sekolah dasar..sebagai ibu ternyata mengalami morning sickness.gara gara anak sulit dibangunin akibat liburan yang sangat panjang.
Alhamdulilahnya ayun sudah terbiasa bngun pagi...jam 5 sudah bangun..walau bangun jam 5 pagipun...kadang bukan jaminan untuk datang tepat waktu. Mandi yang terlalu lama...makan yang diemut saja tidak dikunyah...berefek akhirnya berangkatnya dijam mepet...hiks hiks..
Kadang ada pemikiran seorang ibu saat si anak berdiri. "eh mau kemana, duduk aja, nanti diambil orang aja bangkunya, duduk aja!"
jadilah, hari pertama, stres, tegang, tak ada keceriaan, duduk terpaku menunggu bangku.
mari kita berpikir tenang.
sebenarnya apa yg kita cari dari sekolah?
nilai?
rangking?
atau apa?
kenapa harus berlomba sampai tegang hanya ingin duduk di depan?
kalau ada anggapan, yg duduk di depan, bisa lebih fokus, nilainya bisa lebih tinggi, jadi nanti akan jadi anak yg sukses,
oke, coba tunjukkan satu saja penelitian,SATU SAJA!!! yg hasilnya mengatakan bahwa anak yg duduk di bangku depan akan menuai sukses lebih besar dibanding anak anak yg duduk di belakang.
adakah?
nggak ada!!!
kalau kategori sukses adalah harta yg berlimpah, karir yg gemilang, atau pangkat jabatan yg tinggi, justru fakta yg terjadi sering mengejutkan.
anak anak yg ibu nya heboh, sikut sana sikut sini, senggol sana senggol sini, geser sana geser sini, agar anaknya dapat posisi depan, malah si anak bertumbuh dan berkembang jadi anak pemurung, serba ragu, serba takut, serba 'nanti aku tanya mama dulu'. sangat tak punya sikap.
mari kita melihat sekolah dalam cakrawala pandang yg lebih luas
sekolah, media tempat anak menambah teman
sekolah, wahana tempat anak belajar mendengarkan dan menghormati keputusan atau aturan yg dibuat oleh orang dewasa lain (guru guru) soal pengaturan tempat duduk, dan aturan2 lainnya
sekolah, tempat anak bertumbuh dan berkembang, dari nggak bisa menjadi bisa, dari pemalu kemudian berani berdiskusi, dari diam kemudian ceria.
sekolah, juga media orangtua untuk berani memiliki partner dalam mendidik anak anak, menyerahkan anak ke gerbang sekolah, dan mempercayakan pengasuhan selama jam belajar ke guru guru yg budiman.
enggak perlu menyogok penjaga sekolah minta dibukain pintu sehari sebelumnya, lalu menempel nama anak di mejA!
nggak perlu memanggil merecoki bu guru hanya untuk bilang "bu guru, anakku kayaknya ketutupan sama anak yg didepannya, bisa pindahin ke depan gak bu?" atau "bu guru, teman sebangku anakku ngajak ngobrol mulu, bisa diganti nggak Bu dgn teman sebangku yg lain?"
sudahlah!
mari kita santai sejenak, ini HANYA soal duduk menaro badan. soal remeh temeh, kenapa sih dibikin ribet? kenapa dibikin stres? ketahuilah..stres itu menular, dari ibu ke anak, anaknya bengong, ciut, jangankan berdiri ninggalin bangku, senyum aja nggak berani, duh!
parahnya lagi, bahkan ada ibu yg berani, merebut bangku anak lain, hanya karena si anak nggak ditungguin ibunya
anak itu peniru yg ulung. melihat ibunya merebut, melihat ibunya menyogok penjaga sekolah, melihat ibunya merecoki ibu guru, dia akan menjadi seperti itu pula.
maka jangan heran, kelak dewasa mental yg ada adalah mental merebut hak orang lain, mental nggak mau mematuhi aturan yg ada, mental mau mendapatkan yg diinginkan apapun caranya, mental menjadikan uang adalah kekuatan terkuat diatas segalanya.
hari pertama, itu kuat daya pengaruhnya.
mari kita rileks.
mari kita santai saja.
mari kita bersekolah dengan senandung keceriaan, lupakan soal duduk di bangku depan. kita sedang mendidik calon pemimpin, kita sedang membentuk sebuah generasi handal. kita sedang mencetak pribadi pribadi yg kokoh, bersahaja, penuh hormat pada sesama sekaligus sosok yg penuh cinta.
Gubrak....saya ternyata lagi bermimpi..
Ini masih minggu sore. Mak mak memang selalu terdepan urusan beginian.ternyata mak mak kaya saya terlalu banyak memikirkan persiapan ini itu anak buat besok.
Ya udah selamat bersekolah anak anak bangsa.
selamat tumbuh dan berkembang menjadi anak anak hebat, tinggi ilmu namun rendah hati
pertahankan keceriaan kalian,
percayalah, Allah Sang Pengatur Kehidupan telah menggenggam masa depan terbaik untuk semua kalian
jemputlah masa depan yg baik itu hanya dengan cara cara yg baik saja.
selamat bersekolah ya, Nak!
salam semangat dari Ibu
*besok, hari pertama putriku bersekolah,
Olahraga nggak bisa dibagi, hanya bisa nganterin pagi saja. yg kupercayakan pada genggaman bapk ibu guru saja, semoga menjadi ladang ilmu yg bermanfaat. aamiin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semangat bu robi...demi anak kita juga
Rileks dan positive thinking. Bener kan bu Eko?
Inggih pak yudha kurniawan
Mungkin di desa di Norwegia sini sekolah lebih smooth, otomatis dari TK ke SD. Harus bersabar menunggu 2019 sampai Afra masuk kelas 1 SD
Sy nunggu info dari njenengan bu mia
Semangat bu eko,demi anak-anak bangsa