Eko Sutanto

Lahir di Banjarnegara, menjadi guru sejak maret 1997, sampai saat ini masih belajar menulis dan mengeja huruf demi huruf serta angka demi angka....

Selengkapnya
Navigasi Web
Memburu Maling (Bagian Keempat)

Memburu Maling (Bagian Keempat)

Beberapa minggu setelah malam kejadian para peronda pimpinan Pak Joko memergoki sesosok hitam berpakaian ninja yang mencongkel jendela rumah Bu Yuni ronda malam di dusun Karangsawah terus berjalan. Setiap malam para peronda bergiliran melakukan patroli untuk menjaga keamanan dusun. Tidak ada lagi kejadian peronda menjumpai sesuatu yang mencurigakan selama bertugas. Situasi aman dan terkendali, warga Dusun Karangsawah sudah mulai tenang. Mereka seperti sudah berdamai dengan keadaan sekarang. Warga yang medapat giliran ronda malam sudah banyak ijin dengan berbagai alasan. Tinggal beberapa orang saja yang masih bertahan untuk tetap hadir di pos ronda ketika mendapat giliran ronda. Warga Dusun Karangsawah mulai melupakan peristiwa aksi maling yang menjarah rumah Juragan Karta.

Tetapi tidak dengan dua orang warga yang masih merasa penasaran ingin membekuk maling sakti menurut anggapan sebagian warga. Maling sakti karena selalu lolos dari tangkapan warga dengan cara menghilang. Bahkan beberapa warga dusun yang penakut mengkaitkan si maling dengan aroma mistis berbau misteri hantu pohon beringin tua di pekuburan sebelah Dusun Karangsawah yang terkenal angker. Dua orang yang belum hilang rasa penasarannya adalah Arman si pemuda kampung pelatih silat dan Pak Joko, seorang karateka pemegang sabuk hitam Dan IV. Keduanya memang tokoh yang cukup disegani oleh warga karena sering kali menjadi penyelamat dusun mereka. Sekarang malam Jum’at Kliwon, sudah tujuh pasaran lewat rumah Juragan Karta disatroni maling. Tepat malam Jum’at Kliwon tiga puluh lima hari yang lalu. Orang – orang kampung biasa menyebut antara waktu tiga puluh lima hari dengan sebutan Selapanan.

Jarum jam dinding sudah menunjuk angka 23.55 WIB, namun rumah Pak Joko masih terlihat terang benderang. Lampu teras depan masih menyala, demikian juga lampu – lampu lain disekeliling rumah Pak Joko. Rupanya Pak Joko masih terjaga di malam selarut ini. Beliau masih duduk sendiri di teras depan rumah setelah mengantar beberapa orang yang bertamu ke rumahnya. Teman – teman Pak Joko dari desa seberang tadi datang bersilaturahmi melepas kangen dengan beliau. Pak Joko bangkit dari kursi keluar teras untuk menutup pintu gerbang depan. Ketika tangannya hendak meraih pintu gerbang tiba – tiba pandangannya menangkap bayangan berkelebat melintas di jalan depan rumahnya. Diamati bayangan yang melintas dengan cepat itu, namun cahaya lampu jalan yang temaram tidak mampu memberi gambaran elas siapa yang baru saja lewat di depan matanya.

Pak Joko bergegas masuk rumah, membangunkan istrinya yang sudah terlelap di kursi depan tivi. “Bu … Ibu, bangun!” Sang istri yang baru terlelap kaget ; ”Ada apa, Pak?” Pak Joko kemudian menjelaskan apa yang baru dilihat saat menutup pintu gerbang depan rumah mereka. “Saya pamit keluar sebentar, Ibu lanjutkan tidur saja. Kunci pintu Bapak bawa biar nanti tidak usah membangunkan ibu kalau pulang.” Kata Pak Joko. Si Istri manggut – manggut, setengah sadar berpindah ke kamar untuk melanjutkan tidur. Sementara Pak Joko bersiap keluar rumah, diselipkan sebuah lampu senter kecil dipinggang yang terlilit sarung. Meski kecil tetapi nyala lampu senter itu sangat terang, pantas jika harganya mahal. Hanya saat - saat tertentu Pak Joko membawa pergi lampu senter kecil berharga mahal itu. “Hati – hati, Pak!” terdengar pesan istrinya saat Pak Joko mengunci pintu belakang. Beliau keluar lewat pintu belakang yang menuju jalan ke arah pekuburan. Rumah Pak Joko berjarak sekitar delapan ratus meteran dari jalan kuburan itu. Tanpa menyalakan senter Pak Joko berjalan perlahan mengikuti arah bayangan yang tadi sempat melintas di depannya.

Belum keluar dari jalan setapak menuju ke arah pekuburan tiba –tiba telinga Pak Joko menangkap suara kentongan yang dipukul bertalu – talu dari arah dusun. Pukulan tidak beraturan dibarengi teriakan yang semakin jelas terdengar. Pak Joko menghentikan langkah kemudian berbalik arah menuju dusun Karangsawah. Sambil mengendap – endap Pak Joko berjalan setengah berlari melewati kebun di tepian jalan ke arah pemukiman warga. Teriak dan suara kentongan semakin santer terdengar dibarengi suara langkah kaki beberapa orang yang berlari berkejaran. “Maliiing …. Maliiing … maliiing!” beberapa orang berteiak sambil mengejar sesosok bayangan berbaju hitam. Mereka berlarian di jalan setapak yang tadi dilewati Pak Joko. Pak Joko melambatkan langkah kemudian bersembunyi di balik pohon Jati di tepi jalan setapak itu. Beliau berniat menghadang sosok bayangan hitam itu jika lewat di depan, lalu meringkusnya.

Suara langkah kaki orang berlari semakin mendekat, Pak Joko bersiap. “Ciaaaat ….” Teriak Pak Joko sambil melayangkan tendangan ke arah sosok bayangan hitam itu. Tendangan yang tiba – tiba sangat bertenaga tidak dapat dihindari oleh sosok bayangan hitam itu. Tendangan yang akibatnya menjadi dua kali lipat karena dilakukan dari arah berlawanan. Sosok bayangan hitam itu tersungkur sambil berteriak mengaduh kesakitan. Sesaat sosok bayangan hitam itu tidak bergerak. Akan tetapi ketika Pak Joko mendekat untuk meringkus sosok bayangan hitam itu tiba – tiba berdiri dan menghantamkan sebuah benda keras kearahnya. Pak Joko berusaha menghindar tetapi ujung benda keras itu sempat mampir di tulang kering kaki Pak Joko. Praaaaakkk … terdengar suara dua benda keras berbenturan. Pak Joko terpelanting, kemudian mencoba bangkit. Namun rasa sakit yang teramat sangat membuatnya tidak bisa bergerak bebas. Sosok bayangan hitam itu berdiri kemudian berlari ke arah pintu gerbang kuburan yang berjarak beberapa puluh meter di depannya. Pak Joko hanya bisa terduduk memegangi kaki kanannya yang terasa remuk. Diambil senter di pinggangnya kemudian disorotkan ke arah sosok bayangan hitam yang tertatih berlari menjauh.

Bersambung

(Huma di Lembah Serayu, 23 Juli 2020)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post