Ela Komala

Ela Komala seorang Ibu dari dua orang putra/putri, lahir dan besar di Kota Bandung. Semasa kecil bersekolah di SDN Padasuka 6. Setelah lulus masuk ke SMPN Cicad...

Selengkapnya
Navigasi Web
SOEKARNO BESAR KARENA MEMBACA
#TantanganGurusiana_hari ke-45

SOEKARNO BESAR KARENA MEMBACA

Bulan Agustus selalu menjadi kenangan bagiku, karena aku dilahirkan pada bulan yang sama dengan hari Kemerdekaan negaraku. Ingin rasanya mempersembahkan tulisan yang bermanfaat juga berkarakter di hari ke-45 tantangan menulis ini. Identik dengan Indonesia yang merdeka tahun 1945. Namun apa daya saat aku menulis posisi berada di daerah yang bleng sinyal.

Berbicara tentang kemerdekaan tentunya tak luput dari sosok seorang yang berjasa dikenal dengan Bapak Proklamator tercinta yaitu Soekarno. Selain pandai berpidato, Soekarno pun pandai menulis, dua hal yang dimiiki oleh pemimpin sejati.

Kharisma Soekarno tak pernah pudar sampai saat ini, kedahsyatan pidatonya terkenang sepanjang masa. Beliau yang kita kenal sebagai Proklamator, bersinar lewat buku-buku yang dibacanya. Bukan karena pulung atau wangsit yang jatuh dari langit.

Ketika belajar di Surabaya, ia kos di rumah H.O.S Tjokroaminoto, seorang mentor yang juga guru politiknya dan kemudian menjadi mertuanya. Ia menempati kamar gelap, mirip bungker karena tidak memiliki jendela sama sekali. Di dalamnya sangat gelap sehingga harus selalu menyalakan lampu siang hari sekali pun. Fasilitas kamar hanya ada meja reyot tempat menyimpan buku, sebuah kursi kayu, dan sehelai tikar rumput tanpa kasur dan bantal.

Tjokro memberikan buku-bukunya kepada Seokarno, yang membawanya pada dunia pemikiran. Buku-buku menjadi teman sejatinya. Seluruh waktu digunakan untuk membaca, walau pun tak mendapatkan kehangatan dari tjokro seorang gurunya, namun lewat membaca, Ia menemukan kenyamanan dalam dunia kerohanian dan dunia yang lebih kekal.

Ayah Soekarno Raden Soekemi, seorang penganut Theosofi. Sehingga Soekarno dibolehkan masuk perpustakaan besar yang dibuat oleh Perkumpulan Theosofi. Ia membaca dan peluk semua karya pemikir-pemikir besar dunia. Sehingga dapat selami kehidupan mereka semua, dan menyatakan:

“Aku sebenarnya adalah Votaire, Aku adalah Danton pejuang besar dari Revolusi Perancis. Seribu kali aku menyelamatkan Perancis seorang diri dalam kamarku yang gelap. Aku menjadi tersangkut secara emosional dengan negarawan-negarawan ini”.

Melalui membaca buku, kita telah terhubung secara psikologis dan mental dengan penulisnya. Sehingga gagasannya menginspirasi, dan lebih dekat dengannya, serta mampu menuliskan kembali pemikiran yang sulit dipahami menjadi bahasa yang dapat dimengerti masyarakat negeri ini.

Terinspirasi dari Buku Karya Suherman berjudul Mereka Besar Karena Membaca ((2016:205-214)

#tantanganGurusiana_hari ke-45

Oleh. Ela Komala

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Membaca memperkawa wawasan. Menambah pengetahuan. Mendorong perubahan. Salam Literasi.

10 Aug
Balas

salam literasi terima kasih

11 Aug

mantap, betul bu.....literasi generasi sekarang sangat menurun.... sampai2 hrs mjlaskan berulang2 ttg pertanyaan yg sama

10 Aug
Balas

tantangan ya ... makin maju makin besar.... semoga kita bagian dari pendidik yang membawa generasi semakin literat

11 Aug

Mantap Bu Eka.. tulisannya menggigit bangget.. Salam literasi dari Bali. Inget follow me ya.

10 Aug
Balas

siap laksanakan...

11 Aug

Mantap bu

10 Aug
Balas

makasih banyak ya... salam literasi

11 Aug

Benar sekali Bu. Budaya membaca sudah mulai pudar dikalangan anak muda. Mereka cenderung lebih banyak menghabiskan waktunya untuk melakukan kegiatan yg kurang bermanfaat.Padahal membaca dapat menambah pengetahuan.Semakin banyak membaca semakin menyadari bahwa betapa bodohnya kita banyak hal yang tidak kita ketahui.Opininya sangat bermanfaat, sukses selalu ibu. Salam literasi

10 Aug
Balas

salam literasi... terima kasih atas support dan komentnya ya... kadang kita miris dengan kenyataan, namun melalui tulisan ini.. semoga bisa mengubah keadaan... walau dari hal kecil dan diri kita sendiri

11 Aug



search

New Post