Ela Komala

Ela Komala seorang Ibu dari dua orang putra/putri, lahir dan besar di Kota Bandung. Semasa kecil bersekolah di SDN Padasuka 6. Setelah lulus masuk ke SMPN Cicad...

Selengkapnya
Navigasi Web
SURAT UNTUK SAHABAT
#TantanganGurusiana_hari ke-39

SURAT UNTUK SAHABAT

Sepekan berlalu sejak kau meninggalkanku, walau sudah terbiasa namun sepi kian terasa menyeruak dalam jiwa. Pendamping hidupku memang kerap kali tugas ke luar negeri. Banyak yang tak mengerti apa yang dicari setelah semua yang kami miliki. Rumah megah dengan perabotan mewah. Tinggal di kawasan real estate perumahan Budyasri.

Makin terasa sunyi dalam kesendirian ini, sudah sekian lama bersama, namun Allah belum memberikan kepercayaan pada kami untuk memiliki buah cinta kasih. Jika tak menghormati keputusan suami, ingin rasanya segera mengadopsi saja. Agar ketika sendiri tak lagi sepi.

“Mau dibuatkan minum ya,?” tiba-tiba suara Bi Sisi membuyarkanku. “oh! tidak usah Bi, saya sudah buat kopi panas kok” jawabku, berusaha senyum ramah. Lalu Bi Sisi berlalu ke belakang, tidak lama kembali membawa amplop panjang warna biru langit. “Tadi pagi satpam nitip ini, buat ibu muda katanya”

Aku heran, hari gini masih ada yang menullis surat, bukankah surat elektronik lebih menarik? Namun segera kubuka amplop tanpa pengirim itu.

Sahabat, tak ada sedikit pun niatku menyakitimu, apalagi mengkhianatimu. Sungguh! jika boleh kuutarakan, hatimu yang lembut laksana batu pualam membuatku malu dan merasa begitu tersudut jika harus bertatapan langsung. Pengecut memang, tapi inilah aku sekarang, sahabat karibmu yang telah menemukan Rakamu dalam keadaan hidup segan mati tak mau.

Andaikan ada pilihan, pastinya aku kabarkan langsung berita baik ini sejak awal. Bukan kau yang rapuh, namun Dia tak sanggup melihatmu luruh. Aku tak memiliki pilihan seperti kesepakatan kita. Aku tahu betapa berat langkahmu saat ini.

Maafkan aku sekali lagi, jika ada sahabat paling jahat, paling bejat di dunia ini, akulah orangnya. Kekasih hatimu tak pernah berpaling darimu. Namun bencana itu membuatnya tak lagi sanggup kembali padamu. Tolong maafkan dan lupakan Dia. Jadilah kamu tetap Cinderella yang utuh tanpa tersentuh debu.

Surat ini tak bermaksud mengusikmu, atau membuatmu makin terpuruk. Aku tak ingin lagi menyaksikan penantian panjangmu yang tak berkesudahan. Sekali lagi maafkan aku, dengan surat membuat jarak kita makin terasa jauh. Namun untuk menatap matamu, aku tak memiliki keberanian. Kau yang menjunjung tinggi kejujuran, makin menyudutkanku ke lembah paling nista. Sahabatku, aku memang pantas kau benci. Teriring salam dan doa untukmu.

Kuremas kertas biru langit yang sudah basah dengan air mata, perlahan langkahku yang goyah kembali menyeruak… sayup –sayup terdengar aluan lagu Terena dalam Mimpi makin membuat hati teriris.

#TantanganGurusiana_hari ke-39

oleh. Ela Komala

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow kereeen say.

04 Aug
Balas

Hatur nuhun Teh .... selalu setia koment akuh...

05 Aug



search

New Post